Terbit: 2 June 2021
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Ciri-ciri rahim bermasalah penting untuk Anda ketahui untuk mencegah gangguan kehamilan dan risiko keguguran, serta untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat. Selengkapnya kenali ciri-ciri hingga penyebabnya di bawah ini!

Ciri-Ciri Rahim Bermasalah dan Penyebabnya yang Mengganggu Kesuburan!

Ciri-Ciri Rahim Bermasalah

Kondisi yang mempengaruhi rahim atau bagian lain dari sistem reproduksi wanita disebut sebagai masalah ginekologis. Ada sejumlah kondisi yang dapat menimbulkan gejala masalah rahim, beberapa di antaranya adalah termasuk fibroid rahim, endometriosis, dan prolaps rahim.

Berikut ini ciri-ciri rahim bermasalah yang bisa Anda kenali:

  • Nyeri perut saat haid.
  • Siklus haid tidak teratur.
  • Pendarahan vagina yang tidak normal atau berat.
  • Keputihan yang tidak normal.
  • Nyeri di panggul, perut bagian bawah, atau daerah anus.
  • Nyeri punggung bawah.
  • Menstruasi yang berkepanjangan.
  • Sulit hamil.
  • Peningkatan kram menstruasi.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil (BAK).
  • Sakit saat berhubungan intim.
  • Keluar darah setelah berhubungan intim.
  • Pembengkakan di perut.
  • Sembelit atau ketidaknyamanan saat buang air besar (BAB).
  • Infeksi kandung kemih yang berulang.
  • Demam.
  • Kelelahan. 

Penyebab Rahim Bermasalah

Gangguan pada rahim mulai terjadi di dalam rahim itu sendiri atau mungkin terjadi akibat faktor tertentu di luar rahim, seperti hormon. Biasanya penggunaan obat-obatan dapat mengatasi kondisi ini, tetapi beberapa kondisi lain mungkin memerlukan perawatan bedah. Ini mungkin memerlukan histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim.

Berikut ini beberapa penyebab yang menimbulkan ciri-ciri rahim bermasalah:

1. Prolaps Uteri (Rahim Turun)

Kondisi ini terjadi ketika otot dan ligamen yang menopang rahim pada tempatnya melemah, yang memungkinkan prolaps uteri alias rahim turun di dekat kandung kemih. Sebagian besar wanita mengalami prolaps rahim ringan hingga sedang seiring bertambahnya usia.

Gejala yang paling umum dari prolaps uteri adalah memiliki keinginan berkemih yang kuat dan kebocoran urine (inkontinensia urine), tetapi kasus yang berat menyebabkan rasa sakit, terutama selama atau setelah hubungan intim.

2. Fibroid atau Mioma Uteri

Fibroid adalah pertumbuhan jaringan yang bersifat non-kanker di dinding rahim atau lapisan rahim. Terkadang, fibroid menempel di bagian luar rahim. Pertumbuhan jaringan bisa berukuran seperti kacang polong atau bahkan lebih besar dari jeruk.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejalanya, seperti perdarahan hebat atau berkepanjangan di antara atau selama menstruasi, nyeri atau tekanan panggul, nyeri punggung, nyeri saat berhubungan, dan kesulitan untuk hamil.

3. Endometriosis

Ketika mengalami endometriosis, jenis jaringan yang sama juga tumbuh melapisi rahim di bagian lain dari tubuh (biasanya di rongga perut, selaput pembungkus usus, atau ovarium). Kondisi ini menyebabkan jaringan parut menumpuk di sekitar organ yang terkena. Biasanya, orang penderita endometriosis juga mengalami hiperplasia endometrium, tetapi tidak selalu.

Ciri-ciri masalah rahim ini, termasuk nyeri menstruasi yang berat, pendarahan atau bercak yang tidak teratur, nyeri selama atau setelah berhubungan intim, nyeri di perut atau usus, dan nyeri saat BAK atau BAB.

4. Adenomiosis

Adenomiosis adalah kondisi non-kanker yang menyerupai gejala fibroid. Hal ini menyebabkan lapisan rahim tumbuh dalam di dinding otot rahim. Sel-sel otot berdarah selama siklus menstruasi, yang menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.

Kondisi ini mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kondisi yang berat lainnya, dapat menyebabkan pendarahan hebat dan kram saat menstruasi.

5. Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) 

Sindrom ovarium polikistik juga menyebabkan masalah pada rahim, yaitu pembesaran rahim. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon dalam menstruasi dan pelepasan lapisan endometrium rahim. Hal ini mempengaruhi 1 dari 10 wanita usia subur.

Tubuh wanita biasanya melepaskan lapisan endometrium selama siklus menstruasi. Namun, pada sebagian wanita, lapisan tersebut tidak sepenuhnya dibuang dan mengganggu siklus menstruasi. Ini dapat menyebabkan peradangan dan pembesaran rahim.

6. Kista Ovarium

Ini adalah kantung berisi cairan yang tumbuh pada permukaan atau di dalam ovarium. Kebanyakan kasus kondisi ini tidak berbahaya, tetapi ada juga yang berkembang menjadi keganasan. Jika ukuran kista menjadi terlalu besar, ini dapat menyebabkan pembesaran rahim yang membesar, serta komplikasi yang lebih serius.

7. Menopause

Perimenopause adalah tahap sebelum wanita mengalami menopause (berakhirnya siklus menstruasi), adalah penyebab lain dari pembesaran rahim dan akibat oleh ketidakseimangan hormon. Kadar hormon yang tidak konsisten selama menstruasi wanita dapat menyebabkan pembesaran rahim. Biasanya, rahim akan kembali ke ukuran normal setelah mencapai menopause.

8. Kanker atau Keganasan

Keganasan atau kanker dapat terjadi pada organ reproduksi wanita, antara lain kanker serviks (leher rahim), kanker endometrium (selaput dalam rahim), kanker otot rahim (leiomiosarkoma), dan kanker ovarium (indung telur).

Menurut National Cancer Institute (NCI), kanker endometrium paling sering terjadi pada wanita berusia 55-64 tahun. Kanker ovarium dapat terjadi pada usia 40 tahun ke atas, sedangkan kanker serviks dapat terjadi pada usia lebih muda sehingga perlu pemeriksaan pap smear secara berkala pada wanita yang sudah pernah berhubungan badan.

Rahim Bermasalah Menurunkan Kesuburan atau Keguguran?

Masalah pada rahim dapat menurunkan kesuburan. Mengambil satu contoh kondisi, sekitar 5-10% wanita tidak subur memiliki fibroid. Ukuran dan lokasi pertumbuhan jaringan pada rahim dapat menentukan apakah fibroid dapat memengaruhi kesuburan. Contohnya termasuk fibroid yang tumbuh dalam rongga rahim (submukosa) atau jaringan berukuran sangat besar (sekitar 6 cm) di dinding rahim (intramural).

Sebuah rongga rahim (cukup) normal dan lapisan endometrium diperlukan untuk hamil dan mempertahankan kehamilan. Beberapa kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, berkaitan dengan rongga atau lapisan rahim yang dapat menyebabkan masalah rahim. 

Namun, tidak semua penyebab masalah rahim memicu penurunan kesuburan atau keguguran. Hal ini bergantung pada seberapa parah kondisi yang terjadi pada tubuh wanita.

Sebagai perawatan untuk infertilitas, dokter akan meresepkan obat-obatan yang dapat mengubah kadar hormon untuk merangsang ovulasi. Jika obat-obatan tidak efektif, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi. Prosedur ini untuk membuka saluran tuba yang tersumbat dan mengangkat fibroid dan polip rahim. Perawatan ini dapat memberikan peluang untuk hamil.

 

  1. Anonim. 2020. Infertility Causes. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16083-infertility-causes (Diakses pada 2 Juni 2021)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Uterine Problems Can Cause Infertility or Miscarriage. https://advancedfertility.com/patient-education/causes-of-infertility/uterine-disorders/ (Diakses pada 2 Juni 2021)
  3. Anonim. 2015. Fibroids and Fertility. https://www.reproductivefacts.org/news-and-publications/patient-fact-sheets-and-booklets/documents/fact-sheets-and-info-booklets/fibroids-and-fertility/ (Diakses pada 2 Juni 2021)
  4. Anonim. Tanpa Tahun. Uterine Problems. https://www.apolloclinic.com/for-patients/services/consultations/gynaecology-and-obstetrics/uterine-problems (Diakses pada 2 Juni 2021)
  5. Barhum, Lana. 2017. What to know about enlarged uterus. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318832 (Diakses pada 2 Juni 2021)
  6. Cornforth, Tracee. 2021. Common Conditions That Can Affect the Uterus. https://www.verywellhealth.com/common-uterine-conditions-3521135 (Diakses pada 2 Juni 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi