Terbit: 6 June 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Plasenta previa adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut Rahim. Plasenta previa bisa terjadi pada 1 dari 200 kehamilan. Plasenta previa merupakan kondisi di mana plasenta melekat pada bagian bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi bukaan leher rahim.

Cara Mengatasi Plasenta Previa

Kondisi ini lebih sering terjadi pada bulan-bulan awal kehamilan, jika seorang ibu hamil mengalami plasenta previa, ibu dan janin akan memiliki risiko pendarahan berlebih jika kondisi ini terus berlangsung selama kehamilan hingga saat persalinan tiba.

Selain plasenta previa, letak plasenta juga bisa mengalami ketidaknormalan yang disebut plasenta rendah (low-lying placenta), di mana plasenta terletak sangat dekat dengan bukaan rahim tapi tidak sampai menutupinya.

Plasenta previa jarang terjadi pada kehamilan pertama, tapi kecenderungan untuk terjadinya kondisi ini semakin meningkat pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Plasenta previa terbagi atas tiga tipe:

  1. Plasenta previa total.
  2. Plasenta previa sebagian.
  3. Plasenta previa marjinal.

Diagnosis yang biasa dilakukan untuk plasenta previa adalah dengan melakukan USG pada usia kehamilan 18-20 minggu. Seorang ibu hamil juga bisa diduga mengalami plasenta previa jika terjadi pendarahan pada trimester kedua kehamilannya. Evaluasi ulang akan dilakukan melalui USG pada usia kehamilan 30-36 minggu.

Penyebab Plasenta Previa

Penyebab terjadinya plasenta previa tidak diketahui secara pasti, akan tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa, di antaranya:

  • Ibu hamil mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.
  • Ibu hamil menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya.
  • Ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun.
  • Ibu hamil yang merokok.
  • Ibu hamil yang pernah mengalami operasi pada rahim misalnya kuret akibat keguguran atau operasi untuk menghilangkan miom.

Selain itu, ibu hamil juga harus waspada apabila pendarahan terjadi pada usia kehamilan 21-40 minggu. Pendarahan vaginal tanpa rasa sakit yang terjadi secara tiba-tiba pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan indikasi plasenta previa.

Penggunaan USG merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi plasenta previa, sementara itu USG vaginal sebaiknya tidak dilakukan karena bisa mengakibatkan lepasnya plasenta dan pendarahan yang parah.

Pendarahan pada akhir masa kehamilan menunjukkan bahwa kontraksi sebelum waktu persalinan menyebabkan terlepasnya sebagian akar plasenta, di mana hal ini mengancam suplai nutrisi dan oksigen ke janin jika persalinan dimungkinkan. Dalam kasus seperti ini tindakan operasi caesar akan dilakukan.

Operasi caesar juga tidak dapat dihindarkan jika kasus yang terjadi adalah plasenta previa total. Pada kasus plasenta previa marjinal atau placenta previa parsial, kelahiran normal masih dimungkinkan. Keputusan apakah kelahiran dilakukan secara normal atau melalui operasi caesar diambil berdasarkan seberapa banyak plasenta menutupi jalan lahir.

Seorang ibu yang mengalami plasenta previa tipe apapun sebaiknya menghindari vaginanya dari cairan pembersih vagina atau obat-obatan lainnya, selain itu hubungan seksual juga sebaiknya tidak dilakukan.

Disarankan untuk menjalani istirahat total untuk mengurangi tekanan pada plasenta yang terletak di bawah. Semua aktivitas yang bisa memberikan tekanan kepada plasenta, misalnya bekerja keras dan mengangkat atau membawa barang berat sebaiknya dihindari.

Jika usia kehamilan sudah di atas 36 minggu plasenta masih terletak di bawah tapi tidak sampai menutupi jalan lahir dan tidak terjadi pendarahan, ibu bisa istirahat di rumah tapi harus sering-sering kontrol ke dokter.

Kebanyakan dokter akan memilih untuk menunggu perkembangan selanjutnya agar bayi bisa berkembang sempurna dalam rahim. Beberapa dokter lainnya mungkin memilih untuk melakukan induksi. Apapun keputusan dokter, sebaiknya Anda mengikutinya dengan pikiran yang tenang.

Penanganan Plasenta Previa

Gejala plasenta previa biasanya terjadi pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga. Akan tetapi, ada juga yang tidak terjadi pendarahan sampai mendekati persalinan. Jumlah darah yang dikeluarkan bervariasi, mulai dari tetesan sampai darah seperti saat haid.

Sementara itu, wanita hamil dengan plasenta previa tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal karena akan mengakibatkan pendarahan hebat. Lantas, adakah cara agar plasenta naik ke atas rahim?

Salah satu langkah yang bisa Anda lakukan adalah mengambil waktu istirahat total. Tidak hanya itu, sebaiknya Anda juga tidak melakukan hubungan seksual, melakukan aktivitas yang berhubungan dengan vagina, atau melakukan aktivitas berat.

Pada kasus plasenta previa yang sudah parah, penderitanya harus diopname di rumah sakit agar dokter mudah melakukan kontrol. Penanganan yang akan dilakukan dokter adalah memberikan obat-obatan untuk mencegah kontraksi dan obat untuk mempercepat pematangan paru-paru janin apabila janin harus segera dilahirkan.

Jika ibu hamil dengan plasenta previa merasakan kontraksi perut atau keluar bercak darah, Anda harus segera ke rumah sakit karena ini merupakan tanda-tanda awal kontraksi yang berbahaya.

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi