Terbit: 10 March 2016 | Diperbarui: 19 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Jumlah kasus sifilis (Raja Singa) di Amerika Serikat melonjak sebesar 10% pada tahun 2012-2013, dengan laki-laki gay dan biseksual menyumbang sebesar 75 % dari peningkatan prevalensi ini.  Tingkat penyakit menular seksual lainnya yaitu klamidia justru menurun untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, dengan lebih dari 1,4 juta kasus yang dilaporkan pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan penurunan 1,5 % dari tahun 2012, menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit  Menular di Amerika Serikat.

Sifilis – Prevalensi di Kalangan Homoseksual

Ada lebih dari 20 juta kasus penyakit menular seksual [PMS] setiap tahun di Amerika Serikat, dan mereka terus menimbulkan risiko komplikasi seumur hidup bagi jutaan orang Amerika. Menurut laporan itu, 17.357 kasus sifilis dilaporkan pada tahun 2013 – yang artinya memiliki angka 5,5 per 100.000 orang. Sedangkan menurut Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual Depkes Republik Indonesia terdapat peningkatan prevalensi sifilis sebanyak 7% dari 2,5 menjadi 2,7 per 100.000 orang di Indonesia. Jumlah prevalensi di Indonesia memang tidak sebanyak di Amerika Serikat, namun hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pendataan secara aktif oleh Dinas Kesehatan Indonesia sehingga angka yang dihasilkan juga belum tentu akurat.

Ada berbagai alasan yang menyebabkan laki-laki gay dan biseksual berisiko tinggi untuk sifilis. Tingginya jumlah pasangan seksual dan jaringan seksual menciptakan lingkaran setan di mana prevalensi sifilis lebih tinggi kemudian mengarah ke insiden yang lebih tinggi, yang mengarah ke prevalensi lebih tinggi, dan siklus yang dapat meningkatkan frekuensi infeksi.

Sifilis adalah seperti kenari di tambang batubara untuk virus HIV yang menyebabkan AIDS. Orang-orang terkena sifilis terlebih dahulu sebelum akhirnya diperiksa lebih lanjut dan ternyata juga didiagnosis dengan HIV. Ini berarti bahwa ada potensi kenaikan kasus HIV mengingat terjadi kenaikan prevalensi dari kejadian sifilis.

Luka yang disebabkan oleh sifilis membuatnya lebih mudah untuk menularkan HIV. Jika hamil, sifilis dapat menyebabkan cacat lahir, atau Anda bisa kehilangan bayi Anda. Dalam kasus yang jarang terjadi, sifilis menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan bahkan kematian. Sifilis mudah untuk disembuhkan dengan antibiotik jika diketahui lebih awal.

Tingkat infeksi klamidia adalah sekitar 447 per 100.000 orang pada 2013. Kasus klamidia tetap berkonsentrasi di kalangan wanita muda, menurut laporan tersebut.

Jika tidak diobati, klamidia dapat menyebabkan komplikasi yang parah pada kesehatan reproduksi, termasuk kehamilan ektopic, suatu kondisi yang mengancam jiwa di mana sel telur dibuahi menempel di luar rahim, dan komplikasi infertilitas (kemandulan).

Infeksi dari penyakit menular seksual yang ketiga yaitu – gonore – tetap memiliki prevalensi yang tidak berubah pada tahun 2012 – 2013 di Amerika Serikat, yaitu 106 per 100.000 orang. Ada 333.004 kasus yang dilaporkan pada tahun 2013.   Mermin mengatakan tingkat gonore yang resistan terhadap obat telah menurun dan masih ada antibiotik yang efektif untuk mengobatinya.

Salah satu hambatan besar untuk membahas tentang kesehatan seksual dengan dokter adalah rasa malu. Padahal, pasien perlu memiliki jujur, terbuka, dan kepercayaan terhadap dokternya.  Yang dibicarakan di sini adalah tentang kesehatan, bukan tentang seks. Dan ingatlah ketika penyakit menular seksual tidak diobat dengan adekuat, maka diri ini akan menjadi sumber penularan untuk partner seksual lainnya, termasuk orang yang kita cintai.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi