Terbit: 17 January 2020 | Diperbarui: 31 January 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Miom adalah tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim. Kondisi ini tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker rahim dan hampir tidak pernah berkembang menjadi ganas (kanker). Miom disebut juga dengan Uterine fibroid atau leiomyoma.

Miom: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Pada beberapa kasus, banyak wanita memiliki leiomyoma sepanjang hidupnya dan kebanyakan penyakit ini juga tidak menimbulkan gejala. Miom sering kali ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan panggul atau USG prenatal.

Di Indonesia, miom ditemukan 2,39 – 11,7% pada semua pasien rawat inap yang mengalami gangguan alat reproduksi. Wanita yang sering melahirkan, sedikit kemungkinannya untuk terjadi leiomyoma dibanding dengan wanita yang tidak pernah hamil atau hanya satu kali hamil.

Penyebab Miom

Hingga kini penyebab miom belum diketahui dengan pasti, akan tetapi berdasarkan penelitian dan pengalaman klinis, beberapa faktor yang menyebabkan leiomyoma adalah :

  • Perubahan Genetik

Banyak fibroid yang mengandung perubahan gen yang berbeda dari yang ada di sel otot rahim normal.

  • Hormon

Estrogen dan progesteron, dua hormon yang merangsang perkembangan lapisan rahim setiap siklus menstruasi tampaknya mendorong pertumbuhan fibroid. Fibroid mengandung lebih banyak reseptor estrogen dan progesteron daripada sel otot rahim normal. Fibroid cenderung menyusut setelah menopause karena penurunan produksi hormon.

  • Extracellular Matrix (ECM)

ECM adalah jaringan yang membuat sel saling menempel. ECM meningkat pada fibroid dan membuatnya fibrosa. ECM juga menyimpan faktor pertumbuhan dan menyebabkan perubahan biologis dalam sel itu sendiri.

Pola pertumbuhan miom setiap rahim bervariasi, ada yang tumbuh perlahan atau cepat—namun tetap pada ukuran yang sama. Beberapa miom mengalami pertumbuhan dan beberapa mungkin menyusut dengan sendirinya.

  • Faktor Pertumbuhan Lainnya

Zat yang membantu tubuh mempertahankan jaringan seperti seperti insulin ternyata dapat memengaruhi pertumbuhan leiomyoma.

Faktor Risiko yang Meningkatkan Miom

Terdapat beberapa faktor risiko yang diketahui bisa meningkatkan terjadinya leiomyoma adalah:

  • Ras

Meskipun setiap wanita usia produktif dapat mengembangkan leiomyoma, perempuan kulit hitam lebih cenderung terjadi leiomyoma daripada perempuan dari kelompok ras lain. Selain itu, wanita kulit hitam bisa memiliki leiomyoma pada usia yang lebih muda dan cenderung memiliki lebih banyak atau lebih besar.

  • Riwayat Keluarga

Jika ibu atau saudara perempuan Anda menderita tumor jinak, Anda berisiko lebih tinggi terkena juga.

  • Kondisi Lain

Selain beberapa faktor risiko seperti di atas, hal lain yang dapat berkontribusi pada peluang untuk mendapatkan leiomyoma adalah menstruasi pertama pada usia muda, obesitas, peminum alkohol/ bir, kekurangan vitamin D, makan terlalu banyak daging merah dan jarang konsumsi sayuran hijau, buah, atau susu.

Gejala Miom

Adakah ciri ciri miom yang bisa dikenali? Perlu Anda ketahui bahwa banyak wanita yang memiliki leiomyoma tidak memiliki gejala apapun. Gejala miom biasanya dipengaruhi oleh lokasi, ukuran, dan jumlah miom.

Berikut ini adalah gejala miom yang paling umum, di antaranya:

  • Pendarahan menstruasi yang berat.
  • Menstruasi berlangsung lebih dari seminggu.
  • Nyeri pada daerah panggul.
  • Sering buang air kecil.
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih.
  • Sembelit.
  • Nyeri punggung atau kaki.

Pada umumnya, leiomyoma diklasifikasikan berdasarkan lokasinya. Intramural fibroids tumbuh di dalam dinding rahim berotot. Submucosal fibroids menonjol ke dalam rongga rahim. Sedangkan subserosal fibroids menonjol ke luar rahim.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera temui dokter jika Anda memiliki:

  • Nyeri panggul yang tidak hilang.
  • Menstruasi yang berat, berkepanjangan atau menyakitkan.
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih.
  • Jumlah sel darah merah rendah yang tidak dapat dijelaskan (anemia).
  • Pendarahan hebat pada vagina atau nyeri panggul yang tiba-tiba muncul.

Diagnosis Miom

Miom adalah salah satu penyakit yang sering ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan panggul. Sementara jika Anda memiliki gejala miom, dokter dapat menyarankan untuk melakukan tes ini:

  • Ultrasonografi

Ultrasonografi menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambar rahim guna mengonfirmasi diagnosis serta membantu untuk memetakan dan mengukur leiomyoma.

Seorang dokter akan menggerakkan alat ultrasonografi (transduser) di atas perut Anda (transabdominal) atau menempatkannya di dalam vagina Anda (transvaginal) untuk mendapatkan pencitraan rahim.

  • Tes Laboratorium

Jika Anda mengalami pendarahan menstruasi yang tidak normal, dokter dapat menyarankan melakukan tes lain untuk menyelidiki penyebab potensial. Tes ini termasuk pemeriksaan darah lengkap untuk menentukan apakah Anda menderita anemia karena kehilangan darah kronis. Tes darah juga diperlukan untuk menyingkirkan gangguan pendarahan atau masalah tiroid.

Sementara itu, jika beberapa cara di atas tidak memberikan informasi yang cukup, dokter dapat menyarankan untuk melakukan studi pencitraan lain, seperti:

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Tes pencitraan ini dapat menunjukkan secara lebih rinci ukuran dan lokasi leiomyoma, mengidentifikasi berbagai jenis tumor dan membantu menentukan opsi perawatan yang tepat. MRI paling sering digunakan pada wanita dengan rahim yang lebih besar atau pada wanita yang mendekati menopause (perimenopause).

  • Hysterosonography

Tes ini juga disebut saline infusion sonogram, yaitu menggunakan saline steril untuk memperluas rongga rahim sehingga lebih mudah untuk mendapatkan gambar submucosal fibroids dan lapisan rahim pada wanita yang mencoba kehamilan atau yang mengalami pendarahan menstruasi yang berat.

  • Hysterosalpingography

Tes ini menggunakan pewarna untuk menyoroti rongga rahim dan tuba fallopi pada gambar sinar-X. Dokter mungkin merekomendasikan tes ini jika ketidaksuburan menjadi masalah. Tes ini juga dapat membantu dokter menentukan apakah tuba falopi terbuka atau tersumbat serta dapat menunjukkan beberapa submucosal fibroids.

  • Hysteroscopy

Tes ini dilakukan dengan memasukkan teleskop kecil dan terang yang disebut hysteroscope melalui serviks ke dalam rahim. Dokter kemudian menyuntikkan saline ke dalam rahim, memperluas rongga rahim dan memungkinkan dokter untuk memeriksa dinding rahim dan lubang saluran tuba.

Pengobatan Miom

Sebelum menjelaskan mengenai pengobatan miom, banyak orang yang salah memahami antara miom dan kista. Lantas, apa perbedaan miom dan kista? Pada dasarnya miom dan kista adalah tumor jinak yang ada di organ reproduksi wanita.

Perbedaan miom dan kista ovarium paling mudah dikenali dari letak dan bentuknya. Miom adalah pertumbuhan sel yang bersifat jinak dari otot dinding rahim. Sementara itu, kista adalah kantung berisi cairan yang berkembang di ovarium atau indung telur. Kista bisa tumbuh di indung telur bagian kanan, kiri, atau di keduanya.

Lantas, bagaimana pengobatan miom yang bisa dilakukan? Tidak ada pendekatan tunggal yang ampuh untuk mengatasi kondisi ini, karena banyak pilihan pengobatan yang bisa dilakukan. Jika Anda memiliki gejala miom, bicarakan dengan dokter tentang opsi untuk menghilangkan gejalanya.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi miom adalah:

1. Obat-obatan

Obat untuk miom adalah untuk mengatur siklus menstruasi, mengobati gejala miom seperti perdarahan menstruasi yang berat dan tekanan di panggul. Meski begitu, obat-obat ini tidak menghilangkan miom, namun membuatnya menyusut. Obat-obatan itu, di antaranya:

  • Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) Agonists.

Obat ini mengobati miom dengan menghalangi produksi estrogen dan progesteron, sehingga membuat Anda dalam keadaan seperti menopause sementara. Akibatnya, menstruasi berhenti, fibroid menyusut dan anemia akan membaik.

Banyak wanita mengalami hot flash signifikan saat menggunakan obat ini. GnRH agonists biasanya digunakan tidak lebih dari tiga hingga enam bulan karena gejalanya kembali ketika pengobatan dihentikan dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan masalah tulang.

  • Progestin-releasing Intrauterine Device (IUD)

IUD yang melepaskan progestin dapat meredakan perdarahan hebat yang disebabkan oleh fibroid. IUD yang melepaskan progestin hanya meredakan gejala dan tidak mengecilkan fibroid atau membuatnya menghilang.

Obat non-hormon ini digunakan untuk meredakan periode menstruasi yang berat. Langkah ini diambil saat mengalami perdarahan berat.

  • Obat Lainnya

Dokter mungkin merekomendasikan obat lain seperti kontrasepsi oral guna membantu mengontrol perdarahan menstruasi, tetapi obat ini tidak mengurangi ukuran fibroid. Selain itu, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) juga bisa digunakan.

NSAID mungkin efektif dalam menghilangkan rasa sakit yang terkait dengan fibroid, tetapi mereka tidak mengurangi perdarahan yang disebabkan oleh fibroid. Dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi vitamin dan zat besi jika Anda mengalami pendarahan menstruasi yang berat dan anemia.

2. Prosedur non-invasif

  • Pilihan perawatan non-invasif untuk miom dilakukan untuk menjaga kondisi rahim, karena tidak memerlukan sayatan dan dilakukan secara rawat jalan.
  • Prosedur ini dilakukan saat Anda berada di dalam pemindai MRI yang dilengkapi dengan ultrasound transducer berenergi tinggi. Metode ini memberi dokter lokasi yang tepat dari fibroid rahim. Ketika lokasi fibroid ditargetkan, ultrasound transducer memfokuskan gelombang suara (sonications) ke fibroid untuk memanaskan dan menghancurkan area kecil jaringan fibroid.

Pencegahan Miom

Karena penyebab miom belum bisa dibuktikan dengan pasti, hal itu membuat terbatasnya penelitian mengenai cara mencegah terjadinya leiomyoma. Akan tetapi, dengan membuat pilihan gaya hidup yang sehat seperti menjaga berat badan tetap ideal, rutin konsumsi buah dan sayuran, mungkin dapat mengurangi risiko terjadinya miom.

Sedangkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kontrasepsi hormonal dapat dikaitkan dengan risiko leiomyoma yang lebih rendah. Pada dasarnya, gejala miom yang terjadi tergantung ukuran dan lokasi miom. Kondisi ini mungkin tidak memerlukan perawatan jika memiliki bentuk yang kecil atau tidak menunjukkan gejala miom.

Dalam banyak kasus, miom adalah kondisi yang tidak menyebabkan masalah kehamilan. Bicaralah dengan dokter jika Anda merencanakan untuk hamil dan memiliki miom.

 

  1. Brindles Lee Macon & Winnie Yu. 2018. Fibroids. https://www.healthline.com/health/uterine-fibroids. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  2. Gambaran Karakteristik Penderita Mioma Uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2013-2014. https://repository.maranatha.edu/20172/. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  3. Uterine fibroids. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uterine-fibroids/symptoms-causes/syc-20354288. (Diakses pada 17 Desember 2019).
  4. What Are Uterine Fibroids?. https://www.webmd.com/women/uterine-fibroids/uterine-fibroids. (Diakses pada 17 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi