DokterSehat.Com- Baru-baru ini selebritis Roro Fitria kembali membuat heboh dunia tanah air. Hal ini disebabkan oleh unggahan fotonya di media sosial yang menunjukkan Roro sedang melakukan perawatan wajah yang sangat tidak lazim. Bagaimana tidak, wajahnya dipenuhi dengan kabel dalam jumlah yang banyak. Dalam keterangan unggahannya sendiri, disebut-sebut Roro juga menggunakan serum berlian untuk melakukan perawatan wajah ini. Seperti apa perawatan wajah yang dilakukan oleh selebritis yang kerap tampil seksi ini?
Dalam postingan media sosialnya, Roro menyebut perawatan wajahnya menggunakan gelombang elektromagnetik dan serum berlian. Kabel-kabel yang jumlahnya sangat banyak ini dipasangkan pada berbagai titik di wajahnya untuk mengalirkan gelombang elektromagnetik. Roro sendiri menyebutkan jika saat dialiri listrik, Ia merasakan sensasi sakit pada wajahnya. Namun, karena hasilnya dianggap memuaskan, terapi ini pun menjadi salah satu favoritnya.
Tak hanya perawatan dengan gelombang elektronik yang jarang dilakukan oleh orang pada umumnya, penggunaan serum berlian juga masih sangat tidak lazim mengingat berlian biasanya dikenal sebagai perhiasan mewah dengan harga yang sangat mahal. Namun, serum berlian ini memang bisa kita temui di pasaran. Produk serum berlian yang digunakan Roro sendiri adalah Black Diamond Energizing Serum, serum yang didapatkan dari berlian hitam yang cukup langka. Berlian yang dijadikan bubuk ini disebut-sebut mampu membuat kulit wajah menjadi semakin halus, cerah, dan bersinar. Tak hanya itu, serum ini juga mampu menyamarkan kerutan dan berbagai tanda penuaan mengingat kemampuan berlian hitam ini dalam meningkatkan produksi kolagen pada kulit.
Pakar kecantikan menyebutkan bahwa serum berlian yang digunakan dalam prosedur perawatan wajah Roro memiliki harga yang cukup mahal dimana untuk botol ukuran kecil 30 ml saja harganya bisa mencapai Rp 1,1 juta. Sayangnya, menurut pakar kecantikan dr. Dewi Sotya Wardhani menyebutkan bahwa perawatan yang menggunakan aliran gelombang gamma elektromagnetik ini memiliki resiko mengganggu fungsi otak.