Terbit: 24 April 2020 | Diperbarui: 4 November 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Ada sejumlah faktor yang ditengarai menjadi penyebab jerawat. Ketahui apa saja yang memicu munculnya jerawat pada kulit wajah Anda sekaligus cara mengatasi masalah kulit yang satu ini!

13 Penyebab Jerawat dan Cara Mengatasinya

Penyebab Jerawat

Sebelum menjelaskan mengenai penyebab jerawat di pipi atau penyebab jerawat batu, perlu diketahui bahwa jerawat adalah sesuatu yang umum terjadi ketika Anda memasuki masa dewasa. Akan tetapi, jika Anda memiliki  jerawat besar, merah, dan menyakitkan, hal itu bisa berarti Anda telah mengalami jerawat kistik.

Jerawat kistik dapat bertahan selama bertahun-tahun. Kondisi ini dapat memengaruhi area besar kulit dan meninggalkan bekas luka permanen. Jerawat kistik terjadi ketika infeksi masuk jauh ke dalam kulit, menciptakan benjolan merah dan lembut yang penuh dengan nanah—biasanya disertai dengan rasa sakit dan gatal. Jika kista pecah, infeksi dapat menyebar dan menyebabkan lebih banyak berjerawat.

Berikut adalah beberapa penyebab jerawat yang harus Anda pahami, di antaranya:

1. Faktor Hormonal

Penyebab jerawat yang pertama dipengaruhi oleh kondisi hormonal khususnya kadar androgen. Androgen adalah sejenis hormon yang kadarnya meningkat ketika masa remaja dimulai. Pada wanita, hormon itu akan dikonversi menjadi estrogen.

Meningkatnya kadar androgen menyebabkan kelenjar minyak di bawah kulit tumbuh. Kelenjar yang membesar menghasilkan lebih banyak sebum. Sebum yang berlebihan dapat memecah dinding seluler di pori-pori dan menyebabkan bakteri tumbuh.

Selain itu, jerawat pada remaja diduga dipicu oleh peningkatan kadar hormon testosteron, kondisi yang umum terjadi selama masa pubertas. Hormon memainkan peran penting dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan penis dan testis pada anak laki-laki, serta menjaga kekuatan otot dan tulang pada anak perempuan.

Kelenjar sebaceous sangat sensitif terhadap hormon, sehingga diduga peningkatan kadar testosteron menyebabkan kelenjar menghasilkan lebih banyak sebum daripada yang dibutuhkan kulit.

2. Bakteri

Kelebihan sebum menyumbat bukaan pada folikel rambut—terutama pada wajah, leher, dada, dan punggung. Bakteri dapat tumbuh di folikel yang tersumbat ini. Kondisi ini membuat komedo terbentuk di permukaan kulit.

Terkadang, penyumbatan ini menyebabkan dinding folikel pecah di bawah tekanan penumpukan sebum. Ketika hal ini terjadi, sebum bocor ke jaringan di dekatnya dan membentuk pustula atau papula—kondisi ini disebut peradangan jerawat. Pustula yang lebih besar dan lunak disebut nodul.

3. Penggunaan Kontrasepsi

Tergantung pada jenis pilnya, kontrasepsi oral dapat memicu jerawat pada beberapa wanita namun tidak pada wanita yang lain. Selain itu, beberapa alat kontrasepsi suntik dan  intrauterine birth control devices (IUD) juga dapat menjadi penyebab jerawat.

4. Jerawat dalam Keluarga

Jika orang tua memiliki jerawat, kemungkinan Anda juga akan memiliki jerawat. Sebuah studi mengungkapkan, jika kedua orang tua memiliki jerawat, Anda lebih mungkin untuk mendapatkan jerawat yang lebih parah pada usia dini

Selain itu, penyebab jerawat juga ditemukan jika salah satu atau kedua orang tua Anda memiliki jerawat pada masa dewasa—maka kemungkinan besar Anda juga akan terkena jerawat di saat dewasa.

5. Jerawat pada Wanita

Wanita lebih cenderung memiliki jerawat daripada pria. Diperkirakan banyak kasus jerawat dewasa disebabkan oleh perubahan kadar hormon yang dimiliki banyak wanita pada waktu-waktu tertentu.

Waktu-waktu ini termasuk:

  • Periode menstruasi. Beberapa wanita memiliki jerawat dengan rasa nyeri tepat sebelum menstruasi.
  • Kehamilan. Banyak wanita memiliki jerawat pada masa ini, biasanya selama 3 bulan pertama kehamilan.
  • Sindrom ovarium polikistik. Ini adalah kondisi umum yang dapat menyebabkan jerawat, penambahan berat badan dan pembentukan kista kecil di dalam ovarium.

6. Sarung Bantal dan Gawai

Jerawat dimuka dan penyebabnya yang sering kali tidak disadari adalah bersumber dari sarung bantal dan gawai. Jerawat tidak hanya terkait dengan kondisi kesehatan dari dalam tubuh, tapi juga dipengaruhi dari luar tubuh seperti jejak E. coli dan bakteri lain di sarung bantal atau gawai.

Kedua benda tersebut adalah benda yang paling sering bersentuhan dengan muka, sehingga bisa menjadi penyebab jerawat di pipi. Jerawat persisten di satu sisi wajah cenderung disebabkan oleh sarung bantal atau gawai yang kotor serta kebiasaan menyentuh wajah.

Membersihkan gawai secara teratur dengan pembersih desinfektan dapat membantu meminimalkan jerawat. Hindari untuk membawa gawai ke kamar mandi. Jika Anda sering menggunakannya untuk bekerja, pertimbangkan untuk membeli headset Bluetooth. Selain itu, ganti sarung bantal setidaknya satu minggu sekali.

7. Gesekan pada Kulit

Penyebab jerawat di pipi lainnya juga bisa dipicu oleh seringnya gesekan pada kulit. Sebagai contoh, kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang sering menempelkan gawai di wajah. Meski begitu, jerawat tidak hanya terbatas pada pipi. Jerawat dapat terjadi pada area tubuh yang berbeda tergantung pada pakaian atau aktivitas khusus oklusif.

8. Kondisi Kesehatan Usus

Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa penyebab jerawat bisa dipengaruhi oleh kesehatan usus. Kondisi usus bisa memengaruhi kadar hormon di dalam tubuh, terutama jika Anda mengonsumsi makanan penyebab jerawat seperti susu dengan tambahan hormon atau makanan tinggi karbohidrat. Kurangi asupan gula, roti putih, makanan olahan dan produk susu.

9. Stres dan Waktu Tidur

Penyebab jerawat batu yang paling umum adalah stres dan waktu tidur yang terbatas. Agar hal ini tidak terjadi, cobalah untuk bermeditasi sebelum tidur, mendengarkan musik atau berolahraga untuk menghilangkan stres.

Jangan lupa untuk tidak terlalu sering menyentuh dahi, karena kebiasaan ini bisa menyebarkan minyak dan kotoran langsung ke pori-pori.

Ketika Anda berada di bawah tekanan, kulit menghasilkan hormon stres termasuk kortisol yang dapat merangsang kelenjar minyak untuk membuat testosteron. Kondisi inilah yang  kemudian meningkatkan produksi minyak sehingga menyumbat pori-pori.

10. Zat Kimia Tertentu

Topical salicylic acid, benzoyl peroxide, sulfur, atau perawatan tanpa resep bisa mengeringkan kulit. Jika Anda terlalu sering menggunakan produk kosmetik yang mengandung bahan-bahan tersebut, hal ini akan memicu kulit untuk menghasilkan lebih banyak minyak dan pada gilirannya menjadi penyebab jerawat.

Selain itu, zat sulfat dan silikon yang dapat ditemukan di sampo, kondisioner, dan produk untuk rambut dapat menjadi penyebab jerawat. Tidak hanya di wajah, beberapa produk tersebut juga dapat menimbulkan jerawat di sepanjang garis rambut.

11. Melewatkan Membersihkan Tubuh

Melewatkan waktu untuk mencuci wajah usai berolahraga dapat menjadi penyebab jerawat di pipi. Campuran makeup, kotoran, bakteri, minyak, dan keringat adalah kondisi ideal bagi bakteri berkembang biak.

12. Pola Diet

Tomat dan paprika mengandung likopen asam, suatu zat yang dapat membuang tingkat pH kulit dan memicu timbulnya jerawat di sekitar mulut. Tapi bukan hanya makanan pedas yang bisa mengiritasi kulit. Beberapa orang bereaksi terhadap produk susu, gluten, atau jenis makanan lainnya.

13. Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang bisa menyebabkan iritasi dan kekeringan pada kulit. Setiap kali Anda menyalakan sebatang rokok, Anda mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke kulit wajah.

Merokok tidak hanya membuat Anda terkena kanker, tetapi juga menyebabkan kerusakan kolagen dan elastin yang menyebabkan keriput dan peningkatan ukuran pori. Karsinogen dalam asap juga mengiritasi kulit dan mengeringkannya, sebuah kondisi yang memicu untuk menghasilkan lebih banyak minyak dan mungkin lebih banyak jerawat.

Makanan Penyebab Jerawat

Setelah Anda mengetahui beberapa penyebab jerawat seperti di atas, hal penting lainnya yang juga harus diketahui adalah jerawat juga bisa disebabkan oleh asupan yang Anda konsumsi sehari-hari.

Berikut ini adalah beberapa penyebab jerawat yang diduga disebabkan oleh makanan, di antaranya:

1. Susu dan Produk Olahannya

Semakin banyak susu yang diminum, semakin besar kemungkinan Anda memiliki jerawat—terutama jika itu adalah susu skim. Sebuah penelitian menemukan hubungan antara produk susu dan tingkat keparahan jerawat pada remaja. Selain itu, penelitian lain juga menemukan orang dewasa muda yang secara teratur mengonsumsi susu atau es krim empat kali lebih mungkin menderita jerawat

Meski begitu, kedua penelitian tersebut hanya difokuskan pada remaja dan dewasa muda—dan hanya menunjukkan korelasi antara susu dan jerawat, bukan hubungan sebab akibat.

Susu diketahui meningkatkan kadar insulin, terlepas dari pengaruhnya terhadap gula darah yang dapat memperburuk keparahan jerawat. Selain itu, susu sapi juga mengandung asam amino yang merangsang hati untuk menghasilkan lebih banyak IGF-1 yang telah dikaitkan dengan pengembangan jerawat.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah ada jumlah atau jenis susu tertentu yang dapat memperburuk jerawat.

2. Gula dan Karbohidrat

Makanan dan minuman penyebab jerawat berikutnya adalah soda, roti putih, nasi putih, dan kue. Kandungan gula dan karbohidrat dalam makanan ini cenderung masuk ke dalam darah Anda dengan sangat cepat.

Kondisi ini menempatkan makanan dan minuman tersebut pada indeks glikemik yang tinggi, ukuran bagaimana makanan memengaruhi gula darah. Ketika tubuh membuat lebih banyak insulin untuk menurunkan gula darah, hal itu memengaruhi hormon lain yang dapat meningkatkan produksi minyak di kulit.

3. Cokelat

Sebuah studi menemukan bahwa pria berjerawat yang mengonsumsi 25 gram cokelat hitam 99% setiap hari mengalami peningkatan jumlah lesi jerawat setelah dua minggu.

Studi lain menemukan bahwa laki-laki yang diberi kapsul bubuk kakao 100% setiap hari memiliki lesi jerawat yang lebih banyak setelah satu minggu, dibandingkan dengan mereka yang diberi plasebo.

Meski begitu, mengapa cokelat menjadi penyebab jerawat belum ditemukan penjelasan yang pasti. Hubungan antara konsumsi cokelat dan jerawat masih belum jelas apakah benar-benar menyebabkan jerawat.

4. Whey Protein Powder

Whey protein powder adalah suplemen makanan yang kaya amino acids leucine and glutamine. Asam amino ini membuat sel-sel kulit tumbuh dan membelah lebih cepat sehingga berkontribusi pada pembentukan jerawat.

Asam amino dalam whey protein powder juga dapat merangsang tubuh untuk menghasilkan tingkat insulin yang lebih tinggi, dan yang telah dikaitkan dengan perkembangan jerawat.

Beberapa studi telah melaporkan hubungan antara konsumsi whey protein powder dan jerawat pada atlet pria. Studi lain menemukan korelasi langsung antara keparahan jerawat dan jumlah konsumsi whey protein powder.

Meski studi-studi ini mendukung hubungan antara whey protein powder dan jerawat, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah whey protein powder menjadi penyebab jerawat.

Cara Mengatasi Jerawat

  • Mengendalikan jerawat.
  • Menghindari kerusakan lain pada kulit.
  • Menyamarkan bekas luka.

Pada dasarnya, obat jerawat bekerja dengan mengurangi produksi minyak, mempercepat pergantian sel kulit, melawan infeksi bakteri atau mengurangi peradangan yang membantu mencegah jaringan parut

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi penyebab jerawat yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Gaya Hidup Sehat

Konsumsilah makanan yang bergizi dan tidak berlebihan terutama makanan yang mengandung banyak minyak, banyak pengawet, berpenyedap rasa kuat, cokelat, pedas, dan lainnya. Gaya hidup sehat bisa dilakukan dengan olahraga yang teratur, tidak begadang, dan tidak merokok, dengan begitu sistem imunitas tubuh dapat bekerja dengan maksimal.

2. Menggunakan Obat Topikal

Obat resep topikal yang paling umum untuk jerawat adalah sebagai berikut:

  • Retinoid

Obat retinoid berasal dari vitamin A dan termasuk tretinoin (Avita, Retin-A, lainnya), adapalene (Differin) dan tazarotene (Tazorac, Avage). Anda menerapkan obat ini di malam hari, dimulai dengan tiga kali seminggu, kemudian setiap hari ketika kulit sudah terbiasa.

Obat yang umumnya memiliki bentuk krim, gel, atau lotion ini bekerja dengan mencegah penyumbatan folikel rambut.

  • Asam salisilat dan asam azelaic

Asam azelaic adalah asam alami yang ditemukan dalam sereal gandum dan produk hewani. Krim asam azelaic 20 persen tampaknya sama efektifnya dengan banyak perawatan jerawat konvensional bila digunakan dua kali sehari selama setidaknya empat minggu.

Obat ini bahkan lebih efektif ketika digunakan dalam kombinasi dengan eritromisin. Resep azelaic acid (Azelex, Finacea) adalah pilihan selama kehamilan dan saat menyusui. Efek samping termasuk perubahan warna kulit dan iritasi kulit ringan.

Asam salisilat dapat membantu mencegah folikel rambut yang tersumbat dan tersedia sebagai produk pembersih dan perawatan rambut. Meski begitu, studi menunjukkan efektivitasnya terbatas.

  • Dapsone

Dapson (Aczone) 5 persen gel dua kali sehari direkomendasikan untuk jerawat yang meradang, terutama pada wanita dewasa. Efek samping termasuk kemerahan dan kekeringan.

3. Menggunakan Obat Oral

  • Antibiotik

Jika Anda mengalami jerawat sedang hingga parah, dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengonsumsi antibiotik oral untuk mengurangi bakteri dan melawan peradangan. Biasanya pilihan pertama untuk mengobati jerawat adalah tetrasiklin seperti minosiklin, doksisiklin, atau makrolida. Antibiotik oral harus digunakan sesingkat mungkin untuk mencegah resistensi antibiotik.

Antibiotik oral paling baik digunakan dengan retinoid topikal dan benzoil peroksida. Studi telah menemukan bahwa menggunakan benzoil peroksida topikal bersama dengan antibiotik oral dapat mengurangi risiko pengembangan resistensi antibiotik.

Antibiotik dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit perut dan pusing. Obat-obatan ini juga meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.

  • Agen anti-androgen

Obat spironolakton (Aldactone) dapat dipertimbangkan untuk wanita dewasa dan remaja jika antibiotik oral tidak membantu. Obat ini bekerja dengan menghalangi efek hormon androgen pada kelenjar sebaceous. Kemungkinan efek samping termasuk nyeri payudara dan nyeri saat haid.

4. Terapi

Terapi-terapi ini dapat disarankan dalam kasus-kasus tertentu, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan obat-obatan.

  • Laser dan terapi fotodinamik

Berbagai terapi berbasis cahaya telah dicoba dengan beberapa keberhasilan. Tetapi studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan metode ideal, sumber cahaya dan dosis.

  • Chemical peel

Prosedur ini menggunakan aplikasi berulang dari larutan kimia, seperti asam salisilat, asam glikolat atau asam retinoat. Setiap perbaikan dalam jerawat tidak berlangsung lama, jadi perawatan berulang biasanya diperlukan.

  • Pencabutan Komedo Putih dan Komedo Hitam

Dokter mungkin menggunakan alat khusus untuk menghilangkan komedo hitam atau putih yang belum dibersihkan dengan obat topikal. Teknik ini dapat menyebabkan jaringan parut.

  • Injeksi steroid

Lesi nodular dan kistik dapat diobati dengan menyuntikkan obat steroid langsung ke dalamnya. Terapi ini menghasilkan perbaikan yang cepat dan mengurangi rasa sakit. Efek samping mungkin termasuk penipisan area kulit yang disuntik.

Pada akhirnya, jika jerawat terus membandel setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan secara mandiri, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter Spesialis Kulit untuk mendiskusikan penyebab jerawat. Dokter akan membantu menghilangkan jerawat serta meminimalisir terbentuknya flek noda hitam pada wajah bekas jerawat.

 

  1. CARDELLINO, CARLY. 2019. 13 Surprising Things Causing Your Acne and Breakouts. https://www.cosmopolitan.com/style-beauty/beauty/a32686/surprising-things-that-cause-acne/. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  2. Rabach, Morgan E, MD. 2017. What That Acne Spot on Your Face Means, According to Science. https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/pimple-acne-face-map#chin-and-jawline. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  3. Sissons, Beth. 2019. What to know about acne face maps. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325971.php#acne-locations-and-causes. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  4. Acne. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  5. Cystic Acne: What Is It and How Do You Treat It?. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/cystic-acne#1-5. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  6. Sinrich, Jenn. 2019. 5 Signs You’re Dealing with Hormonal Acne—and How to Treat It. https://www.self.com/story/hormonal-acne. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  7. Julson, Erica, MS, RDN, CLT. 2018. Top 7 Foods That Can Cause Acne. https://www.healthline.com/nutrition/foods-that-cause-acne#section8. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  8. Best and Worst Foods for Acne. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/acne/ss/slideshow-acne-best-worst-foods. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  9. Acne. https://www.nhs.uk/conditions/acne/causes/. (Diakses pada 24 Oktober 2019).
  10. Understanding Acne Basics. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/acne/understanding-acne-basics#1. (Diakses pada 24 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi