Terbit: 27 March 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Ada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh tikus. Celakanya, penyakit-penyakit tersebut bisa sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan nyawa. Apa saja macam-macam penyakit tersebut?

7 Penyakit yang Disebabkan oleh Tikus (No. 4 Mematikan)

Jenis Penyakit yang Disebabkan oleh Tikus

Dari semua jenis hewan yang ada, tikus mungkin menjadi salah satu spesies yang dibenci oleh banyak orang. Bagaimana tidak? Tikus—apalagi yang berkeliaran di area tempat tinggal—acap kali merusak perabotan rumah tangga, mengacak-acak tempat sampah, hingga mengambil makanan.

Tak hanya itu, tikus juga menjadi sumber dari sejumlah jenis penyakit. Bahkan, penyakit dari tikus tersebut ada yang bisa mengancam keselamatan jiwa Anda! Berikut jenis penyakit yang disebabkan oleh tikus untuk Anda ketahui dan waspadai.

1. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)

Hantavirus Pulmonary Syndrome adalah jenis penyakit pernapasan yang disebabkan oleh infeksi Hantavirus. Terbaru, penyakit ini menewaskan seorang pria di China pada Senin (23/3/2020). Pria malang tersebut dilaporkan meninggal dunia di dalam bus yang tengah membawanya dari Povinsi Yunnan menuju Provinsi Shandong.

Setelah ditelusuri, dokter akhirnya mengonfirmasi bahwa pria tersebut meninggal akibat terinfeksi Hantavirus dan menderita HPS.

Hantavirus sebagai penyebab penyakit HPS ini berasal dari hewan tikus. Medium penularan penyakit ini adalah:

  • Urine tikus
  • Kotoran (feses) tikus
  • Liur (saliva)
  • Droplet

Seseorang yang menderita HPS akan mengalami sejumlah gejala, yaitu:

  • Tubuh terasa lelah
  • Demam
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Meriang
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut

Pada perkembangannya, yakni sekitar 4-10 hari pasca gejala-gejala tersebut muncul, penderita mungkin akan mengalami gejala-gejala lanjutan berupa:

  • Sesak napas
  • Batuk
  • Paru-paru dipenuhi cairan
  • Nyeri dada

Penyakit ini tergolong ke dalam penyakit serius dan bisa berakibat fatal apabila penderitanya tidak segera mendapat pertolongan medis, seperti yang terjadi di China tersebut.

2. Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)

Penyakit yang disebabkan oleh tikus selanjutnya adalah Hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS). Sama seperti HPS, penyakit HFRS ini disebabkan oleh virus Hanta—tepatnya dari famili Bunyaviridae yang juga berasal dari tikus, pun dengan medium penularan berupa:

  • Urine tikus
  • Kotoran (feses) tikus
  • Liur (saliva)
  • Droplet

Penderita penyakit ini umumnya akan mulai merasakan gejala sekitar 1-2 minggu (kadang-kadang bisa 8 minggu) pasca terinfeksi. Gejala-gejala yang timbul adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala intens
  • Nyeri punggung
  • Sakit perut
  • Demam
  • Meriang
  • Mual
  • Penglihatan kabur

Selain gejala-gejala di atas, beberapa orang mungkin akan mengalami gejala lainnya seperti:

  • Mata memerah
  • Ruam pada kulit

Sementara pada kondisi yang sudah sampai ke tahap lebih parah, penderita HFRS akan merasakan gejala-gejala berikut:

  • Tekanan darah rendah (hipotensi)
  • Syok akut
  • Gagal ginjal akut
  • Kebocoran pembuluh darah

3. Lymphoctic Choriomeningitis (LCM)

Lymphoctic Choriomeningitis (LCM) adalah penyakit dari tikus lainnya yang harus Anda waspadai. Penyakit ini disebabkan oleh virus choriomeningitis limfositik (LCMV).

Selain tikus, hewan pengerat lainnya yang kemungkinan bisa menjadi carrier dari penyakit LCM ini adalah hamster. Akan tetapi, hal ini hanya akan terjadi apabila hamster sudah terinfeksi lebih dahulu oleh tikus liar.

Medium penularan virus penyakit LCM ini adalah sebagai berikut:

  • Urine tikus
  • Feses tikus
  • Debu yang telah terkontaminasi urine atau feses tikus

Penyakit LCM ditandai oleh sejumlah gejala. Gejala-gejala tersebut umumnya baru dirasakan sekitar 1-2 minggu pasca terinfeksi. Berikut adalah gejala LCM yang perlu Anda ketahui dan waspadai:

  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah

Pada perkembangannya, penyakit ini menimbulkan komplikasi berupa:

  • Radang di jaringan sekitar otak (meningitis)
  • Radang otak (ensefalitis)
  • Keguguran janin (jika terjadi pada ibu hamil)

4. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit kencing tikus yang disebabkan oleh bakteri bernama Leptospira spp. Penyakit ini tergolong penyakit serius dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penyakit ini bisa menular melalui medium berikut ini:

  • Urine tikus
  • Makanan atau minuman yang terkontaminasi urine tikus yang terinfeksi
  • Membasuh area wajah dengan air yang terkontaminasi urine tikus yang terinfeksi

Gejala leptospirosis adalah sebagai berikut:

  • Flu
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Muntah
  • Diare

Sementara itu, komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit leptospirosis ini apabila tidak segera ditangani adalah:

  • Gagal ginjal
  • Gagal hati (liver)
  • Meningitis
  • Kematian

5. Pes

Pes adalah penyakit yang disebabkan oleh tikus, yang dipicu oleh infeksi bakteri bernama Yersinia pestis. Dibandingkan penyakit dari tikus lainnya, penyakit pes ini terbilang jarang terjadi. Selain itu, penyakit ini sudah dapat diobati menggunakan antibiotik.

Cara penularan penyakit pes adalah:

  • Menyentuh tikus (atau hewan pengerat lainnya) yang terinfeksi
  • Tergigit oleh hewan yang terinfeksi

Sementara itu, gejala yang muncul manakala seseorang terinfeksi bakteri pes ini adalah sebagai berikut:

  • Sakit perut
  • Diare
  • Mual
  • Muntah
  • Demam
  • Meriang
  • Kelelahan ekstrem

6. Demam Gigitan Tikus

Demam akibat gigitan tikus atau rat-bite fever (RBF) adalah kondisi yang juga disebabkan oleh infeksi bakteri, tepatnya bakteri jenis Spirrilum minus.

Anda bisa mengalami RBF ini apabila terkena medium penularan sebagai berikut:

  • Gigitan tikus yang terinfeksi bakteri
  • Menyentuh tikus (atau hewan pengerat lainnya) yang terinfeksi
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi urine atau feses tikus terinfeksi

Gejala yang ditimbulkan dari rat-bite fever ini bisa berupa:

  • Demam
  • Muntah
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Ruam pada kulit

Jika tidak segera diatasi, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Gangguan fungsi hati (liver)
  • Gangguan fungsi paru-paru
  • Infeksi ginjal
  • Infeksi jantung

Penderita penyakit yang disebabkan oleh tikus ini biasanya akan diberikan antibiotik dalam dosis tinggi sebagai upaya penyembuhan.

7. Salmonellosis

Sesuai dengan namanya, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella. Dikatakan sebagai penyakit dari tikus oleh karena bakteri ini juga bisa ditularkan melalui hewan pengerat tersebut.

Penyakit ini bisa tertular melalui medium sebagai berikut:

  • Makanan atau minuman yang terkontaminasi urine atau feses tikus yang terinfeksi salmonella
  • Kontak langsung dengan hewan pengerat yang terinfeksi salmonella

Salmonellosis ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala, yaitu:

  • Mual
  • Muntah
  • Kram perut
  • Diare
  • Demam
  • Meriang
  • Sakit kepala
  • Feses berdarah

Cara Mencegah Penyakit yang Disebabkan Oleh Tikus

Siapapun berisiko terkena penyakit dari tikus sebagaimana telah disebutkan di atas. Oleh sebab itu, langkah pencegahan penting untuk dilakukan guna meminimalisir risiko. Cara mencegah penyakit-penyakit tersebut adalah:

  • Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal
  • Menjaga kebersihan diri (mandi, cuci tangan, dsb.)
  • Menaburkan obat pembasmi tikus di lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi habitatnya
  • Menghindari aktivitas-aktivitas di tempat yang menjadi habitat tikus
  • Menjaga sistem kekebalan tubuh

 

  1. CDC. Diseases directly transmitted by rodents. https://www.cdc.gov/rodents/diseases/direct.html (Diakses pada 27 Maret 2020)
  2. CDC. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). https://www.cdc.gov/hantavirus/hps/index.html (Diakses pada 27 Maret 2020)
  3. CDC. Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome. https://www.cdc.gov/hantavirus/hps/index.html (Diakses pada 27 Maret 2020)
  4. Lupo, L.J. 2019. 7 Serious Illnesses Carried by Rats and Mice. https://www.thespruce.com/rats-and-mice-spread-disease-2656481 (Diakses pada 27 Maret 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi