Terbit: 12 July 2021 | Diperbarui: 15 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Parkinson adalah penyakit kelainan sistem saraf progresif yang memengaruhi gerakan tubuh. Pada tahap awal penyakit Parkinson, wajah Anda biasanya sulit menunjukkan ekspresi, kesulitan bicara, atau lengan yang tidak terayun saat berjalan. Simak penjelasan selengkapnya mengenai gejala, penyebab, hingga pengobatan Parkinson disease di bawah ini.

Parkinson: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan, dll

Apa Itu Parkinson?

Parkinson adalah adalah gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi neuron penghasil dopamin yang dominan di area spesifik otak yang disebut substantia nigra. Gejala umumnya berkembang lambat selama bertahun-tahun. Perkembangan gejala sering kali sedikit berbeda dari satu orang ke orang lain karena keragaman penyakit.

Seiring waktu, gejala lain berkembang dan beberapa orang bisa mengalami demensia. Sebagian besar gejala merupakan hasil dari penurunan kadar dopamin di otak.

Gejala Parkinson

Tanda dan gejala penyakit Parkinson bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Tanda-tanda awal biasanya ringan dan sering kali sulit dikenali. Gejala sering dimulai pada satu sisi tubuh dan biasanya bagian tubuh tersebut akan semakin memburuk, bahkan setelah gejala mulai memengaruhi kedua sisi.

Gejala Parkinson lainnya yang bisa dikenali adalah:

  • Tremor

Tremor adalah kondisi yang menyebabkan tubuh gemetar. Bagian yang paling sering terkena adalah tangan atau jari. Tremor umumnya terjadi saat tangan Anda sedang istirahat. Kondisi ini biasanya mulai menyerang salah satu tungkai atau bagian tubuh tertentu dan bisa menjalar ke bagian tubuh lainnya.

  • Gerakan Melambat (Bradykinesia)

Seiring waktu, Parkinson dapat memperlambat gerakan Anda, hal ini membuat tugas-tugas sederhana menjadi sulit dan memakan waktu. Gejala yang bisa dikenali adalah langkah menjadi lebih pendek saat berjalan atau menyeret kaki saat mencoba berjalan.

  • Otot Kaku

Kekakuan otot adalah ketika otot terasa tegang dan tubuh menjadi lebih sulit untuk digerakkan daripada biasanya, terutama saat Anda beristirahat. Kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh manapun. Otot-otot yang kaku bisa terasa sakit sehingga membatasi rentang gerak.

  • Gangguan Postur dan Keseimbangan

Penderita Parkinson biasanya mengalami penurunan koordinasi dan keseimbangan. Kondisi ini bisa menyebabkan penderita mudah terjatuh atau ketidakmampuan untuk memegang barang. Penyakit ini juga bisa membuat postur tubuh Anda menjadi bungkuk.

  • Hilangnya Gerakan Otomatis

Gerak otomatis di tubuh sebenarnya terjadi apabila terdapat rangsang atau stimuli yang diterima oleh sel saraf atau neuron di tubuh. Gejala Parkinson bisa terlihat apabila gerakan otomatis mengalami penurunan. Anda mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan gerakan bawah sadar termasuk mengedipkan mata, tersenyum, atau mengayunkan lengan saat berjalan.

  • Perubahan Bicara

Selain memengaruhi gerak tubuh, Parkinson juga bisa memengaruhi gaya bicara. Gejala yang bisa terlihat adalah berbicara yang lebih lambat atau kadang-kadang terlalu cepat dalam berbicara. Selain itu, berubahnya gaya berbicara juga bisa terkait dengan kondisi lain seperti: stroke, trauma cedera otak, cedera/penyakit yang memengaruhi pita suara, hingga demensia.

  • Sulit Menulis dengan Tangan

Salah satu anggota tubuh yang paling sering terdampak dari Parkinson adalah tangan. Gejala yang bisa terlihat saat Anda mengalami penyakit ini ada kesulitan untuk menulis, kalaupun bisa menulis biasanya tulisan akan tampak lebih kecil dari biasanya.

Selain beberapa gejala seperti diatas, Parkinson juga bisa membuat:

  • Depresi dan kecemasan
  • Kehilangan indra penciuman (anosmia)
  • Masalah tidur (insomnia)
  • Masalah memori
  • Kesulitan mengunyah dan menelan
  • Masalah dengan buang air kecil
  • Sembelit
  • Masalah kulit

 

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda memiliki salah satu dari gejala Parkinson seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Diagnosis juga diperlukan untuk menentukan penyebab lain yang memiliki gejala serupa dengan penyakit ini.

Penyebab Parkinson

Dopamin berperan dalam mengirimkan pesan ke bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi. Kadar dopamin yang rendah dapat mempersulit orang untuk mengontrol gerakan. Senyawa kimia ini bertanggung jawab untuk menyampaikan sinyal antara neuron atau sel-sel saraf pada otak. Parkinson membuat sel-sel saraf tertentu di otak secara bertahap rusak atau mati.

Selain menurunnya kadar dopamin, beberapa faktor yang menyebabkan Parkinson, di antaranya

  • Genetik

Para peneliti telah mengidentifikasi mutasi genetik spesifik yang dapat menyebabkan Parkinson. Kondisi yang terkait dengan genetik bisa terjadi apabila banyak anggota keluarga yang terkena penyakit ini. Meski begitu, ini adalah kondisi yang sangat jarang terjadi.

  • Lingkungan

Kondisi lain yang diduga menjadi penyebab Parkinson adalah lingkungan. Paparan racun tertentu dan kondisi lingkungan tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit ini di kemudian hari, tetapi dengan risiko yang relatif kecil.

  • Lewy Bodies

Gumpalan zat tertentu dalam sel otak adalah penanda mikroskopis dari penyakit ini. Kondisi ini disebut Lewy bodies, dan para peneliti percaya Lewy bodies ini memegang petunjuk penting tentang penyebab penyakit Parkinson.

  • Alpha-synuclein Ditemukan di Dalam Lewy Bodies

Meskipun banyak zat ditemukan dalam Lewy bodies, para ilmuwan percaya yang penting adalah protein alami dan luas yang disebut alpha-synuclein. Protein ini ditemukan di semua Lewy bodies dalam bentuk gumpalan yang tidak bisa dipecah sel.

  • Autoimun

Menurut sebuah penelitian, terdapat hubungan genetik antara penyakit Parkinson dan kondisi autoimun, seperti rheumatoid arthritis. Penelitian tersebut menemukan bahwa orang dengan autoimmune rheumatic diseases (ARD) memiliki peluang lebih tinggi untuk memiliki penyakit ini dibanding orang tanpa ARD.

Faktor Risiko

Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit Parkinson, di antaranya:

  • Usia. Orang-orang biasanya mengalami penyakit ini biasanya berusia 60 atau lebih.
  • Keturunan. Memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini meningkatkan kemungkinan Anda terkena penyakit ini. Namun, risiko Anda masih kecil kecuali Anda memiliki banyak anggota keluarga yang menderita Parkinson.
  • Jenis kelamin. Pria lebih mungkin terkena penyakit Parkinson daripada wanita.
  • Paparan racun. Paparan herbisida dan pestisida yang sedang berlangsung dapat sedikit meningkatkan risiko penyakit ini.

Diagnosis Parkinson

Diagnosis yang dilakukan dokter untuk kondisi ini biasanya terkait dengan riwayat kesehatan, gejala yang muncul, dan pemeriksaan neurologis. Dokter mungkin menyarankan Anda untuk tes darah untuk mengesampingkan kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala. Tes pencitraan tidak terlalu membantu untuk mendiagnosis Parkinson.

Pada beberapa kasus, dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendiagnosis kondisi ini. Evaluasi gerakan dengan ahli saraf diperlukan dari waktu ke waktu untuk mendiagnosis penyakit ini dengan pasti.

Pengobatan Parkinson

Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi obat-obatan dapat membantu mengendalikan gejala. Dalam beberapa kasus yang parah, dokter mungkin menyarankan prosedur operasi. Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup, terutama latihan aerobik yang berkelanjutan.

  • Obat-obatan

Obat-obatan dapat membantu Anda mengatasi masalah yang terkait dengan gerak tubuh. Obat-obat ini meningkatkan atau menggantikan dopamin. Beberapa obat yang mungkin diresepkan dokter seperti carbidopa-levodopa, carbidopa-levodopa infusion, dopamine agonists, MAO B inhibitors, catechol O-methyltransferase (COMT) inhibitors, anticholinergics, amantadine.

  • Deep Brain Stimulation

Prosedur ini dilakukan oleh ahli bedah dengan menanamkan elektroda ke bagian tertentu dari otak. Elektroda ini berguna untuk mentransmisikan denyut listrik ke area tertentu di otak untuk menghambat sinyal otak abnormal yang bisa menyebabkan berbagai kelainan neurologis.

 

Komplikasi Parkinson

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi ketika mengalami penyakit Parkinson, di antaranya:

  • Kesulitan berpikir. Anda mungkin mengalami masalah kognitif (demensia) dan kesulitan berpikir. Ini biasanya terjadi pada tahap akhir penyakit Parkinson. Masalah kognitif semacam itu tidak terlalu responsif terhadap pengobatan.
  • Depresi dan perubahan emosional. Anda mungkin mengalami depresi, kadang-kadang pada tahap awal. Menerima perawatan untuk depresi dapat membuatnya lebih mudah untuk menangani tantangan lain dari penyakit Parkinson. Perubahan emosional lain yang mungkin terjadi ketakutan, kecemasan, atau hilangnya motivasi.
  • Sulit untuk menelan. Saat kondisi ini semakin parah, Anda mungkin akan kesulitan untuk menelan. Selain itu, penumpukkan air liur juga bisa terjadi karena gangguan menelan.
  • Sulit mengunyah. Parkinson stadium akhir memengaruhi otot-otot di mulut sehingga sulit mengunyah. Kondisi ini dapat menyebabkan Anda tersedak dan berisiko kekurangan gizi.
  • Gangguan tidur. Orang dengan kondisi ini sering mengalami masalah tidur seperti sering terbangun sepanjang malam atau tertidur di siang hari.
  • Masalah kandung kemih. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah kandung kemih, termasuk tidak dapat mengontrol urine atau mengalami kesulitan buang air kecil.
  • Sembelit. Banyak orang dengan penyakit ini mengalami konstipasi, terutama karena saluran pencernaan yang lebih lambat.

 

Pencegahan Parkinson

Hingga kini penyebabnya belum diketahui dengan pasti, sehingga tidak ada cara yang pasti yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mengonsumsi kafein—yang ada pada kopi, teh, atau cola—lebih jarang terkena penyakit ini.

Namun, masih belum ada pernyataan resmi apakah kafein benar-benar melindungi dari kondisi ini. Belum ada cukup bukti yang menyarankan untuk mengonsumsi minuman berkafein untuk melindungi Anda dari Parkinson.

paket obat isolasi mandiri doktersehat

 

  1. Anonim. Parkinson’s disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/parkinsons-disease/symptoms-causes/syc-20376055. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  2. Anonim. What Is Parkinson’s?. https://www.parkinson.org/understanding-parkinsons/what-is-parkinsons. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  3. Anonim. Parkinson’s disease. https://www.nhs.uk/conditions/parkinsons-disease/. (Diakses pada 11 Mei 2020).
  4. Carteron, Nancy. 2018. Parkinson’s disease and its causes. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323396. (Diakses pada 11 Mei 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi