Terbit: 23 March 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Di akhir acara pentas Indonesia Kita Lakon Kanjeng Sepuh yang diadakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Jumat, 22 Maret 2019 kemarin, seniman Butet Kartaredjasa tiba-tiba saja jatuh pingsan. Sempat menutup pementasan dan bahkan memberitahukan tentang rencana pementasan lain pada Juli mendatang, Butet mendadak ambruk akibat terkena serangan jantung.

Ambruk Saat Pentas, Butet Kartaredjasa Terkena Serangan Jantung

Butet Kartaredjasa tetap selamat meski terkena serangan jantung

Penulis naskah pementasan ini, Agos Noor menyebut Butet yang memerankan Semar tiba-tiba ambruk saat pentas mulai memasuki menit ke-60-an. Rekan-rekan Butet menyebut wajahnya pucat, tubuhnya lemas dan dingin. Acara tetap berjalan dan Butet langsung diperiksa oleh dokter.

“Dokter yang memeriksa kondisi Butet menyebut jumlah enzim di jantungnya naik hingga 100 kali lipat,” ungkap Agus.

Beberapa media nasional menyebut Butet sudah siuman dan bahkan mengirim pesan berupa ucapan terima kasih karena didoakan agar tetap selamat. Butet menyebut dirinya kini dirawat di ruang HCU Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta Pusat. Pemeriksaan dokter menyebut dirinya terkena serangan jantung dan akan segera melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan datangnya serangan jantung

Serangan jantung seringkali terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang buruk atau kebiasaan kurang gerak. Hanya saja, pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal yang bisa menyebabkan datangnya penyakit ini.

Berikut adalah beberapa penyebab dari penyakit ini.

  1. Kebiasaan merokok

Pakar kesehatan menyebut salah satu penyebab utama mengapa kasus serangan jantung di Indonesia cukup tinggi adalah kebiasaan merokok yang masih diterapkan sebagian masyarakat Indonesia. Masalahnya adalah tak hanya orang yang melakukan hobi ini, mereka yang tidak merokok namun sering terpapar asap rokok orang lain juga rentan terkena dampak yang sama, termasuk dalam hal meningkatnya risiko terkena serangan jantung.

Kandungan beracun di dalam asap rokok bisa menyebabkan masalah aterosklerosis yang membuat pembuluh darah arteri mengalami penumpukan plak. Hal ini akan membuat pembuluh darah semakin menyempit dan kehilangan keelastisitasannya. Risiko terkena penyumbatan sirkulasi darah pun akan semakin meningkat sehingga bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Melihat fakta ini, kita memang harus benar-benar menghindari asap rokok, baik itu dengan berhenti merokok ataupun dengan tidak menjadi perokok pasif.

  1. Mengalami kolesterol tinggi

Jika kita tidak menerapkan pola makan yang sehat seperti sering mengonsumsi gorengan, makanan bersantan, makanan cepat saji, dan makanan tinggi lemak atau kolesterol lainnya, maka risiko untuk mengalami kolesterol tinggi pun akan meningkat. Padahal, jika sampai kadar kolesterol sudah melebihi batas normal, maka pembuluh darah akan dipenuhi oleh plak yang bisa menghambat sirkulasi darah dan memicu serangan jantung.

  1. Mengalami hipertensi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi bisa merusak kesehatan jantung dan pembuluh darah dengan signifikan. Jika tekanan darah bahkan sudah tidak bisa lagi dikendalikan, maka risiko untuk terkena serangan jantung akan meningkat.

Selain karena pola makan yang tinggi garam atau kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak, hipertensi juga bisa disebabkan oleh stres, kondisi yang sayangnya sering menyerang masyarakat modern akibat beban pekerjaan, beban ekonomi, dan berbagai masalah lainnya.

  1. Diabetes

Diabetes bisa meningkatkan kadar gula darah dengan signifikan. Sayangnya, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah. Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi akibat diabetes adalah serangan jantung.

  1. Memiliki penyakit jantung bawaan

Seseorang yang terlahir dengan kondisi penyakit jantung bawaan akan lebih rentan terkena serangan jantung yang mematikan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi