Terbit: 9 January 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Apa itu Lyme disease atau penyakit Lyme? Penyakit Lyme adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri genus Borrelia sp dan ditularkan lewat gigitan kutu berkaki hitam yang dikenal dengan deer tick atau kutu rusa. Bakteri ini terdiri dari empat jenis, di antaranya Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii yang menjadi penyebab penyakit Lyme di Amerika Serikat, sementara penyebab utama di Eropa dan Asia adalah Borrelia afzelii dan Borrelia garinii. Penyakit ini dapat mengganggu berbagai sistem organ tubuh. 

Penyakit Lyme – Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

Penyebab Penyakit Lyme

Penyakit ini disebabkan oleh empat bakteri yang telah disebutkan di atas, yang biasanya menginfeksi kutu rusa. Kutu yang berwarna cokelat muda ini sering kali sulit dikenali karena ukurannya sangat kecil. Kutu ini biasanya berada di alam terbuka seperti hutan atau rumput. 

Cara penularan penyakit Lyme adalah sering kali karena kulit digigit kutu rusa yang terinfeksi bakteri. Bakteri ini kemudian memasuki kulit dan akhirnya masuk ke aliran darah. Kutu yang hinggap pada kulit dalam waktu yang lama baru bisa menularkan penyakit ini, yakni satu sampai dua hari.

Jika Anda menemukan kutu yang menempel pada kulit dan terlihat gemuk, kutu ini mungkin sudah hinggap dalam waktu yang lama dan menularkan bakteri. Untuk itu banyak orang yang mengalami penyakit Lyme tidak menyadari adanya gigitan kutu.

Tidak hanya itu, mereka yang mengonsumsi daging terinfeksi penyakit ini kemungkinan besar akan tertular.

Penyakit Lyme  juga dapat menular dari ibu ke anak. Ketika ibu hamil terinfeksi, janin di dalam kandungannya bisa tertular. Meski jarang terjadi, risiko terbesar yang bisa dialami adalah lahir mati.

Faktor Risiko

Tempat tinggal atau bepergian dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Lyme. Pekerjaan tertentu dan aktivitas di luar ruang juga berisiko.

Beberapa faktor yang paling umum dapat meningkatkan risiko penyakit Lyme meliputi:

1. Beraktivitas di Daerah Berhutan atau Berumput

Anak-anak yang menghabiskan waktu di daerah berhutan lebat sangat berisiko dihinggapi kutu rusa, karena banyak ditemukan kutu jenis ini. Sementara orang dewasa yang bekerja di luar ruang juga berisiko lebih tinggi.

2. Kulit yang Dibiarkan Terbuka

Kutu rusa mudah menempel pada bagian tubuh yang terbuka. Oleh karena itu, jika berada di tempat yang ditemukan banyak kutu ini, lindungi diri Anda dan anak-anak dengan memakai baju lengan panjang dan celana panjang.

3. Hewan Peliharaan

Hewan peliharaan yang berkeliaran di tempat yang ditumbuhi rumput tinggi sangat berisiko dihinggapi kutu rusa dan tertular bakteri.

4. Kutu Rusa Melekat di Kulit dalam Waktu yang Lama

Jika kutu yang terinfeksi menggigit dan tetap melekat pada kulit selama 36 sampai 48 jam atau lebih, bakteri dapat memasuki aliran darah. Tetapi bila segera menyingkirkan gigitan kutu dalam waktu dua hari akan menghindari risiko terkena penyakit Lyme.

Gejala Penyakit Lyme

Pada dasarnya, penyakit menular ini memiliki beragam gejala yang muncul secara bertahap. Salah satu gejala yang mudah terlihat adalah bagian kulit sedikit menonjol, kemerahan, perlahan-lahan menyebar dan memudar pada bagian tengah. Umumnya ruam tidak menimbulkan rasa gatal dan rasa sakit.

Berikut adalah gejala penyakit Lyme yang umum terjadi, di antaranya:

1. Ruam

Sekitar 30 hari setelah gigitan kutu, area kulit yang terkena akan memerah dengan bagian tengah yang memudar dengan bentuk menyerupai mata. Sementara itu, ruam (erythema migrans) meluas perlahan selama beberapa hari dan dapat menyebar hingga 30 Sentimeter. Biasanya tidak gatal atau menyakitkan tetapi mungkin terasa hangat saat disentuh.

Beberapa gejala seperti demam, menggigil, kelelahan, sakit kepala, leher kaku dan pembengkakan kelenjar getah bening adalah kondisi yang bisa menyertai ruam.

2. Nyeri Sendi

Penyakit Lyme juga bisa menyebabkan nyeri sendi yang parah dan pembengkakan, sehingga sangat mungkin memengaruhi kondisi lutut. Nyeri sendi juga bisa bergeser dari satu sendi ke sendi lainnya.

3. Masalah Neurologis

Jika penyakit Lyme sudah dialami dalam jangka waktu yang cukup lama, Anda berisiko mengalami radang selaput yang mengelilingi otak (meningitis), kelumpuhan sementara pada satu sisi wajah Anda (Bell’s palsy), mati rasa atau kelemahan pada anggota tubuh dan gangguan pergerakan otot.

Beberapa gejala yang tidak umum terjadi, antara lain:

  • Masalah jantung, seperti detak jantung tidak teratur.
  • Peradangan mata.
  • Peradangan hati (hepatitis).
  • Kelelahan parah.

Perlu Anda ketahui, tidak semua bakteri genus Borrelia sp menyebabkan penyakit Lyme. Namun, apabila Anda menyadari baru saja digigit, segera mungkin Anda harus menyingkirkan kutu tersebut. Semakin lama kutu menempel pada kulit, risiko infeksi dan gejala akan bisa semakin parah.

 

Diagnosis Penyakit Lyme

Banyak tanda dan gejala penyakit Lyme sering ditemukan pada penyakit lain, sering kali diagnosis sederhana akan sulit untuk menentukan penyakit ini. Terlebih lagi, kutu rusa yang menularkan bakteri juga dapat menyebarkan penyakit lain.

Jika Anda tidak memiliki ruam yang khas, dokter mungkin bertanya tentang riwayat medis Anda, termasuk aktivitas di luar ruangan apa saja yang Anda lakukan dan melakukan pemeriksaan fisik.

Langkah termudah yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami penyakit Lyme adalah dengan pemeriksaan ruam di kulit. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan selama beberapa hari untuk memastikan adanya erythema migrans sebagai gejala yang khas dari penyakit ini.

Apabila seseorang tidak mengingat apakah pernah digigit kutu dan tidak terdapat erythema migrans, dokter akan memastikan dengan melakukan tes darah. Antibodi spesifik terhadap bakteri Borrelia sp dapat terdeteksi di dalam darah penderita melalui metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Jika hasil tes antibodi Borrelia menggunakan metode ELISA dinyatakan positif, pasien disarankan untuk menjalani tes Western Blot untuk memastikan hasil tes ELISA. Meski begitu, metode ini kadang-kadang dapat memberikan hasil positif palsu, sehingga metode ini tidak digunakan sebagai diagnosis utama.

Pada dasarnya, tes laboratorium digunakan untuk mengidentifikasi antibodi terhadap bakteri sehingga dapat membantu memastikan atau menyingkirkan diagnosis. Metode ini paling dapat diandalkan beberapa minggu setelah infeksi, setelah tubuh Anda memiliki waktu untuk mengembangkan antibodi.

Pengobatan Penyakit Lyme

Pengobatan penyakit Lyme yang utama adalah antibiotik. Pemulihan akan lebih cepat apabila perawatan lebih cepat dilakukan. Obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati, di antaranya:

1. Antibiotik Oral

Ini adalah pengobatan standar untuk penyakit Lyme tahap awal. Antibiotik yang biasa digunakan doxycycline dan amoxicillin untuk orang dewasa dan anak-anak (di atas 8 tahun). Sedangkan untuk wanita hamil dan menyusui menggunakan cefuroxime.

Pemberian antibiotik selama 14 hingga 21 hari biasanya direkomendasikan, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian antibiotik yang berlangsung 10 sampai 14 hari sama efektifnya.

2. Antibiotik Intravena

Jika penyakit sudah memengaruhi sistem saraf pusat, dokter akan merekomendasikan perawatan dengan antibiotik intravena selama 14 sampai 28 hari. Cara ini efektif dalam menghilangkan infeksi.

Antibiotik intravena dapat menyebabkan berbagai efek samping, termasuk jumlah sel darah putih yang lebih rendah, diare ringan hingga berat, serta kolonisasi atau infeksi dengan organisme resisten antibiotik lain yang tidak terkait dengan penyakit ini.

Setelah perawatan, sejumlah kecil orang masih memiliki beberapa gejala, seperti sakit otot dan kelelahan. Penyebab dari gejala yang berkelanjutan ini disebut post-Lyme disease syndrome. Pengobatan antibiotik tidak dapat mengurangi gejala ini.

Berikut ini adalah beberapa jenis antibiotik yang dapat digunakan ketika mengalami penyakit Lyme, di antaranya:

  • Penicillin

Antibiotik kelompok ini dapat diberikan sebagai pengganti kelompok tetracycline, terutama pada penderita penyakit Lyme yang alergi terhadap doxycycline, ibu hamil, dan anak-anak usia di bawah 8 tahun. Contoh antibiotik penicillin adalah penicillin VK, penicillin G, dan amoxicillin.

  • Macrolides

 Antibiotik kelompok macrolides dapat membantu mengobati. Antibiotik ini dapat diberikan kepada pasien yang tidak dapat diberikan tetracycline maupun penicillin. Contoh antibiotik macrolides adalah erythromycin, clarithromycin, dan azithromycin.

  • Cephalosporin

Bagi seseorang yang tidak bisa diberikan doxycycline seperti cefuroxime, cephalosporin dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan. Sementara pada seseorang yang mengalami gejala yang berat, cephalosporin suntikan (ceftriaxone dan cefotaxime) bisa diberikan.

 

Pencegahan Penyakit Lyme 

Pencegahannya mudah dilakukan dengan menghindari aktivitas yang berisiko tergigit kutu penyebab Lyme disease. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

  • Mengenakan celana panjang dan baju lengan panjang saat berada di luar ruangan.
  • Menggunakan krim antiserangga untuk kulit terutama saat beraktivitas di daerah berumput.
  • Bersihkan area halaman rumah Anda, terutama pada area yang jarang terpapar sinar matahari. Tempatkan kayu-kayu dan barang-barang lainnya di area yang banyak sinar matahari.
  • Jaga kebersihan diri dan binatang peliharaan agar kutu penyebab penyakit ini tidak menyerang Anda. Perlu diketahui, seseorang bisa menderita penyakit ini lebih dari sekali.

 

  1. Lyme Disease: What To Know in 2018. https://www.webmd.com/rheumatoid-arthritis/arthritis-lyme-disease. (Diakses 9 Januari 2020).
  2. Healthline Editorial Team dan Laura G. 2019. Everything You Need to Know About Lyme Disease. https://www.healthline.com/health/lyme-disease#causes. (Diakses 9 Januari 2020).
  3. Mayo Clinic Staff. 2019. Lyme disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lyme-disease/symptoms-causes/syc-20374651. (Diakses 9 Januari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi