Terbit: 27 July 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Obat diciptakan untuk menyembuhkan sakit yang sedang dialami oleh tubuh. Sayangnya, tidak semua obat nihil efek samping. Beberapa jenis obat bahkan memberikan cukup banyak efek samping kalau dikonsumsi secara berlebihan atau rutin setiap hari meski kondisi tubuh sudah membaik dan menjadi sehat.

7 Efek Samping Obat Jenis NSAID Kalau Dikonsumsi Berlebihan

NSAID dan cara kerjanya

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi beberapa masalah seperti menurunkan inflamasi, nyeri, dan demam yang saling berkaitan. NSAID adalah obat yang paling banyak diresepkan di seluruh dunia. Beberapa jenis obat yang masuk dalam kategori ini adalah aspirin dan ibuprofen.

Obat jenis NSAID ini banyak ditemukan di pasaran dan jarang membutuhkan resep dokter. Beberapa yang membutuhkan resep dokter biasanya memiliki dosis yang cukup tinggi dan tidak bisa dijual sembarangan di pasaran.

Secara umum, NSAID yang dikonsumsi oleh tubuh akan bekerja dengan memblokade produksi dari zat kimia yang berhubungan dengan inflamasi dan juga rasa sakit. Dengan proses blokase ini seseorang tidak akan merasakan sakit berlebihan dan tubuhnya mulai nyaman.

Seseorang yang mengalami inflamasi di tubuhnya kerap tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan, mereka mengalami gangguan lain karena rasa sakit atau nyeri mengganggu kualitas tidur. Kalau rasa sakit bisa dikendalikan dengan baik, kualitas istirahat bisa membaik seperti sedia kala.

Efek samping mengonsumsi NSAID

Mengonsumsi NSAID memang bisa meredakan nyeri dan inflamasi yang disertai juga dengan demam. Namun, beberapa orang tidak bisa menerima obat ini dengan baik dan tetap mendapatkan efek samping. Berikut beberapa efek samping penggunaan NSAID.

  1. Masalah perut

Masalah perut akan sering terjadi kalau Anda mengonsumsi NSAID. Masalah ini berbeda-beda pada setiap orang. Namun, secara umum gangguan yang akan muncul adalah nyeri atau iritasi, heartburn, muncul gas dalam jumlah banyak, sembelit, diare, ada darah keluar dengan feses, muntah, dan mual.

Gangguan ini bisa ringan atau mungkin sedikit parah. Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengonsumsi makanan yang lembut, susu, atau mengonsumsi obat lain yang bisa mencegah produksi asam berlebihan di dalam perut seperti obat untuk maag.

  1. Stroke dan serangan jantung

Kecuali jenis aspirin yang berguna untuk meredakan nyeri di kepala, NSAID jenis lainnya bisa memicu masalah pada jantung dan memicu stroke. Itulah kenapa penggunaannya harus sesuai resep dari dokter. Anda tidak diperkenankan beli jenis OTC di apotek lalu mengonsumsinya secara sembarangan.

  1. Peningkatan tekanan darah

Penggunaan NSAID jenis apa pun akan meningkatkan tekanan darah pada seseorang. Meski Anda tidak memiliki hipertensi sebelumnya, tekanan darah bisa meningkat dengan sendirinya secara signifikan. Kalau Anda sudah memiliki hipertensi, ada baiknya untuk menggunakan dosis yang rendah.

NSAID juga akan menurunkan obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan obat anti nyeri yang aman untuk hipertensi.

  1. Masalah ginjal

Masalah ginjal bisa terjadi dalam bentuk retensi air di dalam tubuh. Kondisi ini memicu tubuh menjadi bengkak khususnya di bagian kaki. Pembengkakan ini menyebabkan Anda susah berjalan dengan baik. Di dalam tubuh, ginjal juga mulai mengalami kerusakan tubuh bisa mulai keracunan.

  1. Adanya reaksi alergi

Pada beberapa orang, NSAID ini menyebabkan alergi seperti bibir jadi membengkak, lidah jadi kebas, dan mata gatal. Masalah pernapasan seperti jadi berat dan pendek-pendek juga terjadi. Terakhir, seseorang juga akan muncul bercak merah di tubuh dan susah menelan.

  1. Memar atau perdarahan

Obat jenis NSAID akan mencegah terjadinya pembekuan darah. Cairan yang mengalir di pembuluh darah akan lebih encer dari sebelumnya untuk menghindari penyumbatan di tubuh. Sayangnya, efek ini berbahaya kalau Anda mengalami benturan kuat di tubuh atau teriris. Memar akan mudah terjadi serta perdarahan susah dihentikan.

Efek anti pembekuan darah ini menyebabkan luka susah mengering. Darah akan lebih sering mengucur dengan cepat. Kondisi ini akan lebih parah kalau Anda juga mengonsumsi obat yang digunakan untuk pengencer darah di dalam pembuluh darah. Berhati-hatilah dalam melakukan apa pun kalau sedang mengonsumsi NSAID.

  1. Efek pada kepala

Efek terakhir dari mengonsumsi NSAID secara berlebihan adalah masalah pada kepala. Meski secara umum obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi nyeri di kepala, penggunaan berlebihan juga bisa menyebabkan pusing dan terasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas harian.

Selanjutnya masalah pada keseimbangan yang dimiliki oleh tubuh. Kalau mengonsumsi NSAID terlalu banyak bisa menurunkan keseimbangan tubuh secara menyeluruh. Selanjutnya, gangguan konsentrasi juga bisa didapatkan sehingga Anda akan susah bekerja atau melakukan aktivitas lainnya.

Efek penggunaan jangka panjang

Cleveland Clinic menganjurkan kita untuk tidak mengonsumsi NSAID jenis OTC yang banyak dijual di luaran sana secara berlebihan. Kalau Anda mengalami demam, tiga hari adalah batas maksimal. Selanjutnya kalau mengalami nyeri berlebihan 10 hari adalah batas maksimal. Lebih dari itu NSAID harus segera dihentikan atau kalau dilanjutkan harus ada pengawasan dari dokter.

Meski bermanfaat untuk nyeri dan demam, NSAID harus dikonsumsi dengan sosis serendah mungkin dan secepat mungkin. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya efek jangka panjang yang bisa berbahaya pada tubuh. Dari studi yang dilakukan, penggunaan jangka panjang NSAID bisa memicu tukak lambung, gagal ginjal, dan stroke serta gangguan jantung.

Dari ulasan di atas Anda bisa melihat dengan sangat jelas kalau efek dari NSAID sangat banyak dan bisa menyebabkan banyak gangguan pada tubuh. Oleh karena itu hanya konsumsi obat sesuai dengan resep dokter. Kalau tubuh sudah membaik, jangan konsumsi obat itu lagi atau habiskan obat sesuai dengan resep dokter.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi