Terbit: 11 July 2018 | Diperbarui: 16 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Obat penyakit jantung yang dikonsumsi oleh banyak orang di berbagai negara di dunia bernama valsartan dikabarkan dicabut peredarannya di 22 negara. Penyebab dari pencabutan izin edar ini disebabkan oleh hasil penelitian terbaru yang menyebutkan bahwa kandungan di dalam obat ini diduga bisa menjadi pemicu datangnya kanker.

Obat Penyakit Jantung Ini Ditarik Peredarannya di 22 Negara

Dilansir dari CNN, produsen valsartan, Novartis menyebut pihaknya sudah menarik peredaran dari obat valsartan berjenis Sandoz valsartan serta tablet valsartan/HCT film-coated. Menurut Novartis, obat ini tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Industri farmasi lain yang sudah menarik obat valsartan adalah Dexcel Pharma Ltd dan Accord Healthcare di Inggris.

Negara-negara lain yang sudah mencabut izin edar obat penyakit jantung ini adalah Norwegia, Finlandia, Swedia, Belanda, Jerman, Hungaria, Austria, Bulgaria, Italia, Spanyol, Irlandia, Portugal, Belgia, Prancis, Polandia, Kroasia, Yunani, Bosnia Herzegovina, Lithuania, Malta, Bahrain, dan Kanada.

Khusus untuk obat valsartan yang ada di Amerika Serikat, Novartis mengaku tidak menariknya dari peredaran. Perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) Sandy Walsh mengaku belum bisa mengeluarkan komentar mengenai hal ini.

Penemuan terakhir menunjukkan bahwa kandungan N-Nitrosodmiethylamine (NDMA) yang ada dalam obat valsartan bersifat karsinogen dan terbukti mampu memicu tumor pada hati, ginjal, dan sistem pernapasan di dalam tubuh manusia.

Lantas, bagaimana dengan obat valsartan di Indonesia? Novartis mengeluarkan sebuah pertanyaan yang sudah disampaikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 9 Juli 2018 lalu. Dalam pernyataannya, disebutkan bahwa produk obat valsartan yang ada di Indonesia tidak terdampak karena dibuat dari pabrik pembuat zat aktif yang berbeda. Hal ini berarti, obat ini masih aman untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit jantung di Indonesia.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi