Terbit: 21 September 2016 | Diperbarui: 23 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Sebuah cerita mengharukan terjadi di dunia sepakbola, khususnya dari liga tertinggi di Italia, Serie A. Seorang pemain berusia 30 tahun bernama Fabio Pisacane baru saja memenuhi impiannya sejak kecil, yakni bermain di kasta tertinggi liga sepakbola negaranya. Tentu saja ini bukan prestasi spesial mengingat Ia bahkan baru melakoni debutnya di usia yang sudah tergolong uzur, namun, Ia ternyata harus melalui perjuangan luar biasa agar bisa meraih impiannya sejak kecil ini; melawan sindrom langka Guillain-Barre.

Meski Terkena Sindrom Guillain-Barre, Pemuda Ini Berhasil Memenuhi Impiannya Menjadi Pesepakbola

Masa Kecil Fabio sudah dipenuhi dengan cita-cita besar; Ia harus menjadi pemain sepakbola yang mampu bermain di Serie A dan bahkan masuk tim nasional Italia. Namun, setelah berhasil memasuki akademi tim Genoa saat berusia remaja, Ia tiba-tiba saja terbangun dengan kondisi yang sangat aneh, mati rasa dari kepala hingga ujung kakinya. Sang ayah, Andrea Pisacane menyebutkan jika Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit. Ia pun menemui lima atau enam dokter spesialis untuk mengetahui apa yang terjadi dengan putranya. Hingga vonis itu datang, Fabio terkena sindrom Guillain-Barre dan mungkin saja hal ini akan mengubur impian Fabio muda sebagai pesepakbola.

Sindrom ini sangatlah langka dan tergolong sebagai penyakit autoimun yang bisa membuat sistem kekebalan menyerang sistem saraf perifer yang berperan sebagai pengendali gerakan tubuh. Alhasil, penderitanya akan mengalami gejala awal biasanya berupa rasa kesemutan pada otot kaki dan tangannya dan otot-otot tubuh dari kaki akan cenderung semakin lemas. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka otot-otot di sekujur tubuh, bahkan otot mata bisa mengalami pelemahan dan juga gangguan koordinasi.

Ia dan keluarganya pun akhirnya berpikir akan pengobatan dan kesembuhannya alih-alih tentang cita-citanya. Namun, takdir berkata lain, berkat perjuangannya agar bisa segera sembuh, Ia akhirnya tetap berhasil menjadi pesepakbola meskipun baru bisa merasakan atmosfer pertandingan Serie A di usia setua ini. Saat diwawancarai wartawan untuk memberikan pendapat mengenai debut yang Ia impikan, Fabio bahkan hanya bisa menangis mengingat apa yang yang telah dilaluinya selama ini. Kini, Ia bahkan dijuluki pejuang dari Cagliari, tim yang Ia bela sekarang, oleh pecinta sepakbola di Italia sebagai penghargaan akan perjuangannya melawan sindrom Guillain-Barre.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi