Terbit: 15 May 2017 | Diperbarui: 21 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat tanah air dihebohkan dengan serangan siber skala global yang dilaporkan sudah muncul di 99 negara termasuk Indonesia. Serangan siber ini berupa program virus ransomware berjenis WannaCrypt yang menyerang komputer di berbagai macam instansi, termasuk rumah sakit. Jika sebuah komputer terinfeksi oleh ransomware ini, maka data-datanya akan terkunci dan disandera. Ransomware ini kemudian akan memerintahkan pemilik komputer untuk mengirim sejumlah uang andai ingin data-data dari komputernya bisa kembali digunakan.

Menteri Kesehatan: Terkait Serangan Ransomware, Semoga Besok Layanan Rumah Sakit Bisa Pulih

Di Indonesia sendiri, serangan ransomware ini diketahui muncul di Rumah Sakit Dharmasi dan Rumah Sakit Harapan Kita. Data dan layanan kesehatan dari kedua rumah sakit ini pun mengalami gangguan akibat dari serangan siber ini. Menanggapi adanya masalah ini, Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM(K) menyebutkan bahwa kedua rumah sakit ternyata sudah melakukan antisipasi dengan baik, khususnya dalam hal melakukan back-up data. Memang, serangan ini bisa memberikan dampak pada layanan kesehatan dengan signifikan. Namun, diharapkan tindakan cepat dari rumah sakit bisa membuat layanan akan pulih seperti sedia kala besok.

Menurut dr. Nila, serangan siber ini memang cukup mengerikan mengingat cukup banyak data pasien dan layanan yang terkena. Cukup banyak pasien yang data kesehatannya terekam di sistem yang ada di rumah sakit dan seharusnya menjadi patokan untuk memberikan perawatan atau pengobatan tertentu. Serangan siber ini tentu akan membuat pelayanan dan perawatan pada pasien akan mengalami gangguan.

Menkes sendiri sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika mengenai masalah ini agar masyarakat lebih waspada akan serangan siber ini dan memberian himbauan dan saran untuk menangkal serangan ransomware ini sehingga tidak banyak orang atau instansi yang terkena dampak buruknya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi