Terbit: 13 April 2020 | Diperbarui: 22 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Refleks pada bayi sudah dimiliki sejak lahir yang akan membantunya beradaptasi pada kehidupan di luar rahim. Refleks adalah gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan pada aktivitas bayi sehari-hari, seperti menggenggam dan mengisap. Refleks bayi yang baik menandakan bahwa aktivitas saraf dan otak bayi normal. 

13 Macam-Macam Refleks pada Bayi yang Perlu Bunda Kenali

Macam-Macam Refleks pada Bayi Baru Lahir

Sejak dilahirkan, bayi memiliki dan menunjukan sejumlah refleks. Berikut ini berbagai jenis refleks pada bayi yang baru lahir:

1. Rooting Reflex (Refleks Mencari Puting)

Bunda dapat melihat refleks ini pada bayi dengan menyentuhkan jari ke sudut bibir atau pipinya. Biasanya bayi akan merespons dengan mengikuti arah sentuhan tersebut sambil membuka mulutnya. Hal ini bisa digunakan untuk mengetahui apakah bayi sedang ingin menyusu atau tidak. Refleks ini biasanya bertahan hingga bayi berusia 3-4 bulan.

2. Refleks Mengisap

Cara menguji refleks ini antara lain dengan menyentuh bibirnya dengan ujung jari Anda. Biasanya bayi akan langsung mengisap seperti mengisap puting payudara. Refleks ini sebenarnya sudah muncul saat usia kehamilan 32 minggu hingga 36 minggu. Pada bayi prematur umumnya refleks mengisapnya masih belum sempurna sehingga Bunda harus terus melatihnya.

3. Refleks Moro

Adalah refleks yang muncul saat bayi kaget atau terkejut mendengar suara keras. Biasanya bayi saat mendengar suara keras akan meregangkan lengan dan menekuk kakinya. Refleks ini muncul sejak lahir hingga usia 4 bulan.

Refleks ini tentu mengganggu ketika menidurkan atau bahkan membangunkan bayi saat tidur nyenyak. Nah, cara mengatasi dampak dari salah satu macam-macam refleks pada bayi ini akan dijelaskan di bawah.

4. Refleks Menggenggam

Jika Bunda menyentuh telapak tangan bayi, maka ia akan menutup jari-jarinya seperti gerakan menggenggam. Begitu juga jika Anda meletakkan jari di bawah kakinya maka bayi akan menekuk dan mengerutkan jarinya seolah ingin menggenggam dan menjepit erat. Refleks bayi ini bertahan hingga usia 3-4 bulan.

5. Refleks Memegang

Membelai telapak tangan bayi menyebabkan bayi menutup jari-jarinya. Refleks memegang berlangsung sampai bayi berusia sekitar 5 hingga 6 bulan. Sementara refleks serupa pada jari kaki berlangsung hingga 9 hingga 12 bulan.

6. Refleks Leher Asimetrik Tonik

Refleks ini mungkin agak sulit terlihat, namun Bunda bisa mengamatinya dengan memiringkan badannya ke salah satu sisi. Jika memiringkan badan bayi ke kiri, maka tangan kirinya akan segera merentang lurus ke luar, sedangkan tangan kanannya akan menekuk ke arah kepalanya. Refleks ini bertahan pada usia 2 bulan dan menghilang saat usianya 5 bulan.

7. Refleks Berenang

Refleks pada bayi ini ditunjukkan saat si kecil dimasukkan ke kolam, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Refleks ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika akan tenggelam dan akan berkurang pada usia 4-6 bulan. Meskipun bayi memiliki refleks berenang yang baik, namun membiarkannya masuk ke dalam kolam air tanpa pendampingan termasuk kegiatan yang berisiko.

 

8. Refleks Melangkah

Refleks melangkah memungkinkan bayi meletakkan satu kaki di depan yang lain ketika Bunda meletakkan kakinya di permukaan yang datar. Sebenarnya ini tidak benar-benar berjalan dan akan menghilang sekitar usia 4 bulan.

9. Refleks Babinski

Ini terjadi ketika Bunda membelai telapak kaki bayi. Anda akan melihat jari-jarinya terbuka lebar dan kaki akan berputar sedikit ke dalam. Refleks pada bayi baru lahir ini biasanya hilang pada akhir tahun pertama.

10. Refleks Galan

Refleks ini terjadi ketika sisi tulang belakang bayi dielus atau dibelai saat bayi tengkurap. Si kecil akan menggerakkan pinggulnya ke arah sentuhan, seperti bergoyang.

Nah, dari macam-macam refleks pada bayi di atas, secara tidak disadari mungkin Bunda pernah melihatnya, bukan?

11. Refleks Parasut

Refleks ini terjadi pada bayi yang sedikit lebih tua ketika si kecil dipegang secara tegak dan tubuh bayi diputar dengan cepat untuk menghadap ke depan (seperti saat jatuh). Bayi akan mengulurkan kedua tangannya ke depan seolah-olah akan jatuh, meskipun refleks ini muncul jauh sebelum bayi berjalan.

12. Refleks Bersin

Bunda mungkin sering menganggap bahwa bersin pada bayi sebagai gejala pilek, tetapi pada si kecil biasanya hidung mungilnya dimasuki debu dan ia mencoba mengeluarkan sedikit debu dan lendir dengan refleks bersin.

13. Refleks Righting

Ketika tengkurap, wajah bayi akan menoleh ke samping, memastikan ia bisa bernapas. Sementara ketika telentang dan selimut menutupi kepalanya, bayi akan menggelengkan kepalanya dan mengayunkan lengannya untuk mendorong selimut menjauh dari wajahnya.

Itulah macam-macam refleks pada bayi yang dimiliki si kecil sejak lahir. Bila bayi tidak memiliki refleks yang seharusnya dimiliki bayi pada umumnya, konsultasikanlah dengan dokter spesialis anak ya, Bunda!

Cara Mencegah Refleks Moro pada Bayi

Bunda mungkin pernah melihat refleks pada bayi baru lahir, seperti kaget (refleks moro) ketika mendengar suara secara tiba-tiba, tentu ini membuatnya sulit untuk tidur, bukan? Begitupun menidurkan bayi di pangkuan atau bersandar dan kemudian meletakkan bayi di tempat tidur dapat menimbulkan sensasi jatuh pada bayi. Ini membuatnya terjaga dan bahkan membangunkan bayi yang sudah tidur nyenyak.

Nah, jika refleks moro membuat bayi tidak bisa tidur nyenyak, cobalah beberapa tips berikut ini:

1. Dekatkan Bayi dengan Tubuh Bunda Saat Meletakkannya

Biarkan ia dekat dengan Bunda selama mungkin selama Anda meletakkannya. Lepaskan bayi dengan lembut setelah punggungnya menyentuh kasur. Cara ini harus cukup untuk mencegahnya mengalami sensasi jatuh, yang dapat memicu refleks mengejutkan.

2. Bedong Bayi

Cara ini akan membuat bayi merasa aman dan nyaman. Bedong adalah teknik yang menyerupai rahim yang bikin bayi nyaman. Bedong juga dapat membantu bayi tidur lebih lama. Pastikan membedong bayi dengan benar ya, Bunda!

Untuk membedong bayi, ikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Gunakan kain atau selimut besar dan tipis. Letakkan selimut di permukaan yang rata. Sebaiknya gunakan alas bantal di bawah kain.
  2. Lipat satu sudut kain atau selimut sedikit, kemudian perlahan-lahan letakkan bayi telentang di atas kain dengan kepala di ujung sudut terlipat.
  3. Ambil salah satu sudut selimut ke tubuh bayi dan selipkan di bawahnya.
  4. Lipat bagian bawah kain atau selimut, sisakan ruang gerak untuk kaki bayi.
  5. Ambil sudut terakhir kain atau selimut ke tubuh bayi dan selipkan di bawahnya. Ini hanya akan membuat kepala dan leher bayi terbuka.

Bayi yang dibedong hanya boleh berbaring telentang untuk tidur. Perhatikan secara teratur untuk memastikan bayi tidak kepanasan. Jika Bunda masih ragu membedong bayi, sebaiknya konsultasikan kepada dokter spesialis anak.

 

  1. Anonim. Infant reflexes. https://medlineplus.gov/ency/article/003292.htm (Diakses 11 September 2019)
  2. Anonim. Newborn Reflexes. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=newborn-reflexes-90-P02630 (Diakses 11 September 2019)
  3. Brown, Stephanie. 2019. The Different Types of Newborn Reflexes. https://www.verywellfamily.com/rooting-reflex-and-other-newborn-reflexes-290101 (Diakses 11 September 2019)
  4. Bennett, Holly. 2012. Reflexes: 5 instincts your baby is born with. https://www.todaysparent.com/baby/baby-development/reflexes-5-instincts-your-baby-is-born-with/ (Diakses 11 September 2019)
  5. Karp, Harvey. Baby Reflexes: Brilliant Things Your Newborn Can Do Automatically. https://www.happiestbaby.com/blogs/baby/baby-reflexes (Diakses 11 September 2019)
  6. Timmons, Jessica. 2018. How Long Does the Startle Reflex in Babies Last?. https://www.healthline.com/health/parenting/startle-reflex-in-babies#preventing-startling (Diakses 11 September 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi