Terbit: 28 April 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Sudah menjadi rahasia umum jika penyakit jantung dan stroke adalah pembunuh nomor satu di dunia, termasuk di Indonesia. Jika pada jaman dahulu kedua penyakit ini cenderung identik dengan penyakit yang menyerang kalangan menengah ke atas, kini masyarakat dari kalangan bawah juga memiliki resiko terkena penyakit ini cukup tinggi. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa belakangan penderita penyakit jantung atau stroke cenderung meningkat? Kementerian Kesehatan Indonesia ternyata mendapatkan beberapa faktor seperti sebagai berikut.

Mengapa Penderita Stroke dan Penyakit Jantung di Indonesia Cenderung meningkat?

Tanpa kita sadari, gaya hidup masyarakat Indonesia pada umumnya mengalami perubahan, yang sayangnya justru cenderung mengarah ke lebih buruk. Banyak kearifan lokal yan mulai ditinggalkan dan kini kita justru mengadopsi gaya hidup yang sangat tidak sehat. Sebagai contoh, kini masyarakat cenderung tidak banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran yang dikenal luas sangat baik bagi kesehatan tubuh. Padahal, kita tinggal di negara yang kaya akan produksi sayuran dan buah-buahan. Meskipun harga dari kedua bahan makanan ini masih cenderung terjangkau, banyak orang yang merasa buah dan sayuran masih kalah nikmat dengan makanan lain yang cenderung berlemak atau bergula tinggi. Tercatat, 93,5 persen masyarakat Indonesia dengan usia lebih dari 10 tahun sudah semakin jarang mengkonsumsi buah dan sayuran, dan hal ini meningkatkan resiko terkena sakit jantung dan stroke.

Kini banyak masyarakat, khususnya para usia remaja yang sudah mengenal rokok dan minuman alkohol. Selain karena iklan yang cukup masif dan mengena berbagai kalangan masyarakat, rokok dan minuman beralkohol kini dianggap sebagai hal yang keren sehingga semakin banyak peminatnya. Sepertiga penduduk berusia remaja atau pemuda menjelang dewasa Indonesia kini telah banyak yang kecanduan rokok dan minuman beralkohol, satu faktor yang ikut menaikkan penderita jantung dan stroke.

Faktor terakhir yan menyebabkan penderita penyakit jantung dan stroke meningkat adalah 26,1 persen masyarakat ternyata jarang berolahraga sehingga tumpukan lemak dan kolesterol semakin banyak dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Pakar kesehatan pun kini semakin gencar mengkampanyekan gaya hidup sehat untuk dilakukan bagi masyarakat. Selain rutin melakukan olahraga, perhatian lebih baik pada konsumsi makanan dan minuman, sekaligus menghentikan gaya hidup buruk merokok dan menenggak alkohol diyakini akan dengan signifikan menurunkan resiko terkena penyakit jantung atau stroke.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi