Terbit: 28 March 2020 | Diperbarui: 4 April 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Memiliki ukuran lingkar perut normal nampaknya menjadi dambaan hampir semua orang, tak terkecuali Anda termasuk salah satunya. Selain penampilan—hal ini sifatnya subjektif—ukuran lingkar perut atau pinggang yang ideal acap kali menjadi indikator bahwa tubuh kita dalam kondisi sehat. Sebaliknya, ukuran lingkar perut yang tidak ideal bisa saja menjadi pertanda tubuh tidak sehat dan rentan mengalami penyakit.

Lingkar Perut Normal: Ukuran, Cara Menghitung, Risiko Penyakit

Lingkar Perut Normal Indikator Kesehatan Tubuh, Benarkah?

Ada banyak yang bisa dijadikan indikator sehat atau tidaknya tubuh Anda, salah satunya lingkar perut. Idealnya, kita sebagai orang Asia memiliki ukuran lingkar perut 90 cm (pria) dan 80 cm (wanita) jika ingin masuk ke dalam kategori lingkar perut normal dan sehat. Ukuran lingkar pinggang yang kurang atau lebih dari itu bisa dikatakan tidak ideal dan menandakan ada yang tidak ‘beres’ dengan tubuh.

Seperti pada kasus lingkar perut melebihi batas normal. Kondisi ini umum kita kenal sebagai ‘perut buncit’. Dalam dunia medis, ‘perut buncit’ memiliki nama obesitas abdominal. Menumpuknya lemak di area perut pun menjadi penyebab seseorang mengalami jenis obesitas yang satu ini dan lemak yang dimaksud tersebut meliputi:

1. Lemak Visceral

Lemak visceral adalah jenis lemak yang umum terdapat di area perut. Inilah yang kemudian menyebabkan lingkar perut menjadi tidak normal karena melebihi batas ideal. Munculnya lemak visceral lebih disebabkan oleh respons berlebihan tubuh terhadap stres.

Jika tidak segera diatasi, lemak visceral akan semakin menumpuk dan bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami masalah kesehatan seperti peningkatan kadar gula darah dan juga tekanan darah.

Tak hanya itu, penumpukan lemak ini juga dapat mengancam sejumlah organ tubuh lainnya seperti jantung, hati (liver), dan pankreas.

2. Lemak Subkutan

Jenis lemak lainnya yang juga menjadi penyebab ukuran lingkar perut tidak normal akibat melebihi batas ideal adalah lemak subkutan.

Lemak subkutan adalah jenis lemak yang umumnya terdapat di jaringan lemak yang ada pada bawah kulit. Selain di area perut, lemak ini juga menumpuk di sejumlah bagian tubuh lainnya seperti lengan, paha, dan bokong.

Dibandingkan dengan lemak visceral, lemak subkutan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan tubuh yang lebih kecil. Meskipun demikian, Anda juga tetap harus waspada dan sebaiknya melakukan langkah-langkah untuk mengurangi penumpukan lemak tersebut di area perut.

Cara Mengukur Lingkar Perut Normal atau Abnormal

Bagaimana dengan Anda? Apakah lingkar pinggang yang dimiliki termasuk kategori normal atau justru abnormal? Guna memastikan hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan baik itu secara mandiri atau melalui metode klinis khusus.

Berikut adalah cara mengukur lingkar pinggang yang perlu Anda ketahui!

1. Cara Mengukur Lingkar Perut Normal atau Abnormal secara Mandiri

Cara mengetahui apakah Anda memiliki lingkar perut normal atau tidak yang pertama adalah dengan mengukurnya secara mandiri menggunakan pita pengukur.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • Lingkarkan pita pengukur di sekeliling perut Anda. Posisi terbaik adalah sejajar dengan pusar.
  • Sebaiknya tidak melilitkan pita pengukur terlalu ketat atau terlalu kendur.
  • Tarik napas pelan-pelan, kemudian buang perlahan.
  • Ketika membuang napas, lihat ukuran perut Anda pada pita pengukur.

Apabila angka menunjukkan 90 cm (pria) dan 80 cm (wanita), maka itu artinya lingkar perut Anda normal.

2. Cara Mengukur Lingkar Perut Normal atau Abnormal secara Medis

Selain mengukur secara mandiri menggunakan pita pengukur, cara mengukur lingkar pinggang lainnya yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan fasilitas medis berupa CT scan dan MRI.

Kedua metode pencitraan (imaging) tersebut tentu akan memberikan hasil yang lebih detil dalam mengukur lingkar perut ketimbang Anda hanya mengandalkan pita pengukur. Pasalnya, baik CT scan maupun MRI dapat menyajikan informasi berupa:

  • Jenis lemak perut
  • Volume lemak perut
  • Area perut yang banyak terdapat lemak

Melalui metode-metode tersebut, Anda jadi tahu seberapa banyak volume lemak di dalam perut, pun apakah lemak yang menumpuk di dalam perut tergolong jenis lemak berbahaya atau tidak. Hal ini tentu saja dapat membantu Anda dan dokter dalam menentukan langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya untuk menghilangkan lemak tersebut.

Akan tetapi, menerapkan cara mengukur lingkar pinggang yang satu ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, hal yang dapat dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan metode pengukuran lingkar perut secara mandiri kemudian berkonsultasilah dengan dokter apabila ternyata Anda memiliki lingkar pinggang yang melebihi batas normal.

Lakukan Juga Metode Pengukuran Penunjang

Selain mengukur lingkar pinggang, Anda juga disarankan untuk melakukan metode pengukuran penunjang lainnya seperti pengukuran indeks massa tubuh (IMT).

Hal ini bertujuan untuk lebih memperjelas status kesehatan Anda berkaitan dengan kadar lemak, sekaligus mengetahui tingkat risiko tubuh terhadap suatu penyakit.

Indeks massa tubuh akan memberikan informasi yang sifatnya lebih universal, yakni apakah berat badan Anda tergolong kurang, normal, atau berlebihan (obesitas).

Lingkar Perut Tidak Normal, Apa Akibatnya?

Memiliki lingkar perut yang melebihi batas normal artinya kadar lemak di perut Anda terbilang banyak. Hal ini tentu saja tidak baik karena lemak yang menumpuk dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan seperti:

  • Peningkatan kadar kolesterol
  • Peningkatan kadar trigliserida darah
  • Peningkatan tekanan darah

Jika terus-menerus dibiarkan, tubuh Anda terancam mengalami sejumlah jenis penyakit seperti penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, gangguan fungsi hati (liver), bahkan penyakit kanker sekalipun.

Bagaimana Cara Mendapatkan dan Menjaga Lingkar Perut Normal?

Mengingat betapa pentingnya untuk memiliki dan menjaga agar lingkar pinggang normal, maka sejumlah tips berikut ini sudah seharusnya Anda terapkan:

  • Membatasi makanan tinggi lemak.
  • Banyak mengonsumsi buah dan sayur-sayuran.
  • Banyak minum air putih.
  • Olahraga secara rutin.
  • Lakukan pemeriksaan medis secara rutin.

 

  1. Anonim. How to Measure Your Waist. https://www.webmd.com/diet/guide/calculating-your-waist-circumference (Diakses pada 28 Maret 2020)
  2. Harvard Medical School. 2017. Abdominal obesity and your health. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/abdominal-obesity-and-your-health (Diakses pada 28 Maret 2020)
  3. Marcin, A. 2019. Why Waistline Matters and How to Measure Yours. https://www.healthline.com/health/waistline (Diakses pada 28 Maret 2020)
  4. NHS. Why my weist size important? https://www.nhs.uk/common-health-questions/lifestyle/why-is-my-waist-size-important/ (Diakses pada 28 Maret 2020)
  5. NIH. Assessing Your Weight and Health Risk. https://www.nhlbi.nih.gov/health/educational/lose_wt/risk.htm (Diakses pada 28 Maret 2020)
  6. Scott, J. 2020. The Health Risks of Abdominal Obesity. https://www.verywellhealth.com/what-is-abdominal-obesity-3496074 (Diakses pada 28 Maret 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi