Terbit: 20 May 2016 | Diperbarui: 9 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Banyak kaum hawa yang mengidamkan kulit tubuhnya terbebas dari bulu-bulu yang akan membuat tampilan fisik mereka menjadi kurang prima. Sayangnya, tidak semua wanita terlahir dengan kondisi kulit yang terbebas dari bulu. Banyak wanita yang memiliki bulu-bulu yang cukup banyak ditemui di berbagai tempat layaknya ketiak, kaki, atau bahkan pada tangannya. Karena alasan inilah banyak wanita yang mengikuti terapi waxing untuk menghilangkan bulu-bulu yang dianggap mengganggu tersebut. Tahukah anda, adanya bulu-bulu pada tubuh wanita ternyata juga menimbulkan beberapa mitos yang berkembang di masyarakat. Apa sajakah mitos-mitos tentang bulu wanita ini?

Mitos Tentang Bulu Pada Kaum Wanita

Meskipun terlihat konyol, namun mitos yang berkata jika wanita dengan bulu yang cukup banyak akan memiliki hasrat seksual yang sangat besar dan hebat di ranjang ternyata dipercaya oleh banyak orang. Padahal, menurut pakar kesehatan, hal ini sama sekali tidak berkaitan. Banyaknya bulu pada kaum wanita lebih disebabkan oleh faktor genetik ataupun hormon yang tentu tidak bisa menjadi patokan hasrat seksual seorang wanita.

Mitos kedua tentang bulu pada kaum wanita adalah jika waxing akan bisa menahan pertumbuhan bulu halus pada kulit wanita dengan lebih baik jika dibandingkan dengan mencukurnya. Memang, dengan melakukan waxing, maka bulu-bulu akan tercabut hingga ke bagian folikelnya sehingga pertumbuhan kembali bulu pun akan berlangsung sangat lama. Namun, tetap saja bulu ini akan tumbuh kembali, bukan?

Meskipun bisa menjadi solusi untuk menahan pertumbuhan bulu, sebagian kaum hawa ternyata khawatir dengan terapi waxing yang ditakutkan mampu merusak jaringan kulit atau memperbesar pori-pori. Pakar kesehatan menyebutkan jika waxing tidak akan memberikan dampak kesehatan kulit separah itu mengingat pori-pori kulit akan cukup elastis untuk kembali ke ukuran semulanya. Memang, waxing beresiko bisa membuat lapisan kulit terluar mengalami kerusakan, namun dalam waktu beberapa hari biasanya lapisan kulit ini akan kembali membaik seperti semula.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi