Terbit: 6 October 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Nobel, salah satu penghargaan bagi insan yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan umat manusia dilangsungkan pada Senin, 3 Oktober kemarin. Salah seorang penerima hadiah nobel yang cukup banyak menarik perhatian adalah Yoshinori Ohsumi, seorang ahli biologi dari Jepang yang berjasa besar dalam menemukan autophagy, sebuah proses dimana sel memakan dirinya sendiri dan berpengaruh besar dalam kesehatan manusia.

Yoshinori Oshumi, Ahli Biologi Jepang yang Meraih Penghargaan Nobel Tahun Ini

Ohsumi menyebutkan jika Ia terinspirasi dari ilmuwan yang pada tahun 1960-an sudah mengamati adanya fenomena sel-sel tubuh yang bisa menghancurkan kandungan dirinya sendiri dengan cara membungkus membran. Sel ini kemudian dikirim ke bagian daur ulang atau lysosome. Pada akhirnya, pada tahun 1990 kemarin, Ohsumi mencoba untuk mempelajari hal ini lebih mendalam dengan memakai ragi roti agar mampu mengidentifikasi gen-gen yang cukup penting bagi proses autophagy. Tak disangka, penemuannya menjadi hal yang sangat besar bagi dunia kesehatan internasional. Jika pada awalnya proses autophagy ini hanya dilakukan pada ragi, kini proses ini juga menunjukkan adanya mekanisme yang sama saat digunakan pada sel pada tubuh manusia.

Juri dari penghargaan nobel menyebutkan jika adanya gangguan pada proses autophagy pada sel manusia bisa memicu munculnya penyakit diabetes hingga Parkinson. Selain itu, mutasi yang terjadi pada gen-gen autophagy juga bisa memicu munculnya penyakit berbahaya layaknya kanker hingga penyakit saraf lainnya. Dengan adanya penemuan ini, pakar kesehatan di seluruh dunia pun bisa melakukan penelitian lebih lanjut dengan harapan bisa semakin mudah menemukan solusi bagi penyakit-penyakit yang ada pada tubuh manusia.

Ohsumi sendiri kini berusia 71 tahun dan menjadi professor di Tokyo Institute of Technology, Jepang. Atas jasanya dalam menemukan proses autophagy, Ia pun diganjar hadiah uang sebesar 9 juta krona, mata uang Swedia, atau jika dalam nilai tukar Rupiah setara dengan Rp 12 miliar.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi