Terbit: 27 February 2019 | Diperbarui: 6 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meski dikenal sebagai buah dengan rasa yang nikmat dan mantap, banyak orang yang mengaku khawatir makan durian. Hal ini disebabkan oleh banyaknya mitos yang terkait dengan rajanya buah ini. Salah satu mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat Indonesia adalah durian harus dikonsumsi setelah kita makan nasi, bukannya dalam kondisi perut yang masih kosong. Sebenarnya, apakah mitos ini memang sesuai dengan fakta medis?

Ini Waktu Terbaik Makan Durian dan Mitos di Baliknya

Waktu terbaik makan durian

Pakar kesehatan menyebut tidak ada waktu terbaik atau waktu yang dianjurkan untuk makan durian. Asalkan kita tidak mengalami kondisi kesehatan apapun, kita tetap bisa mengonsumsi durian kapan saja, bukannya harus setelah makan nasi sebagaimana yang dipercaya oleh banyak orang.

Hanya saja, kita juga harus memperhatikan banyak hal jika ingin makan durian. Sebagai contoh, pastikan untuk membatasi porsinya. Pakar kesehatan menyarankan kita untuk membatasinya maksimal tiga hingga empat porsi dengan setiap porsi berisi dua biji durian berukuran sedang. Kita juga harus ingat bahwa kadar kalori dari durian cukup tinggi sehingga sebaiknya menurunkan jumlah asupan buah ini demi mencegah kenaikan berat badan.

Penderita diabetes tidak boleh makan durian

Bagi penderita diabetes, mau tidak mau mereka memang harus membatasi asupan buah ini meskipun sangat menyukainya. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar gula dan kalori dari buah ini. Meskipun begitu, jika mereka mau mencicipinya sedikit, biasanya masih diperbolehkan meskipun tentu saja sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.

Mitos durian yang banyak dipercaya

Selain dimakan setelah makan nasi, terdapat beberapa mitos lain tentang durian yang sebaiknya tidak kita percayai begitu saja.

Berikut adalah beberapa mitos tersebut.

  1. Bisa menyebabkan kenaikan kolesterol

Banyak orang yang takut untuk makan durian karena dianggap bisa meningkatkan risiko terkena kolesterol tinggi. Padahal, dalam realitanya, durian termasuk dalam buah yang tidak memiliki kandungan kolesterol sama sekali. Di dalam durian justru tinggi kandungan asam lemak tak jenuh tunggal yang mampu membantu menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol LDL atau kolesterol jahat di dalam darah.

  1. Durian bisa membuat mabuk

Banyak orang yang percaya jika durian memiliki kandungan alkohol sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menyebabkan mabuk. Padahal, dalam realitanya di dalam durian tidak memiliki alkohol. Hal ini berarti, kita tidak akan mengalami efek mabuk sebagaimana setelah mengonsumsi minuman keras.

Meskipun begitu, di dalam durian memang cenderung memiliki kadar gula yang tinggi. Mengonsumsinya dalam jumlah banyak tentu akan bisa membuat kenaikan kadar gula darah yang berpotensi memicu peningkatan berat badan dan risiko diabetes.

  1. Durian bisa mengobati hipotensi

Penderita hipotensi atau tekanan darah rendah seringkali diminta untuk memperbanyak asupan durian demi menaikkan tekanan darahnya. Padahal, berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul International Journal of Food Properties, durian tidak mampu meningkatkan tekanan darah.

Memang, durian bisa membuat denyut jantung meningkat, namun buah ini tidak bisa dijadikan obat hipotensi. Pakar kesehatan pun menyarankan penderita hipotensi untuk mengubah gaya hidup atau berkonsultasi ke dokter demi bisa menaikkan tekanan darahnya ke angka yang normal dengan cara yang lebih aman.

  1. Durian bisa memicu gangguan kesuburan

Anggapan bahwa sering makan durian bisa membuat susah punya anak telah dibantah oleh pakar kesehatan. Justru, durian memiliki kandungan afrodisiak yang bisa membantu meningkatkan gairah seksual atau kesuburan, baik itu bagi pria ataupun wanita. Bahkan, khusus bagi pria, kandungan ini bisa membuat kesehatan dan kondisi sperma menjadi semakin prima.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi