Terbit: 9 April 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Belakangan ini di media sosial Twitter sedang menggema tagar #JusticeForAudrey yang diunggah oleh akun Twitter @syarifahmelinda. Kasusnya menimpa siswi SMPN 17 Pontianak, Kalimantan Barat berusia 14 tahun bernama AU yang menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan 12 siswi berbagai SMA di Pontianak. Seperti apa kejadiannya dan efek dari sisi medis?

#JusticeForAudrey, Viral Siswi SMP Dikeroyok 12 Siswi SMA di Pontianak

Siswi SMP Dikeroyok 12 Siswa SMA di Pontianak

Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Dony menyebut kasus ini memang benar-benar terjadi, tepatnya pada 29 Maret 2019. Saat ini, AU masih dirawat di rumah sakit dan tiga orang sudah menjadi terduga pelaku pengeroyokan ini.

Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kalimantan Barat menyebut kasus ini diawali oleh saling komentar di media sosial. Sebenarnya, AU bukanlah target penganiayaan 12 pelaku, melainkan kakak sepupunya. Menurut Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu, kakak sepupu AU adalah mantan pacar salah satu pelaku penganiayaan.

“Sebenarnya, semua pelaku ini adalah teman dari kakak sepupunya. Mereka memakai korban untuk memancing kakaknya keluar dari rumah. Korban dijemput di rumah neneknya yang ada di Jalan Cendrawasih pada pukul 14.00 WITA,” ungkap Manalu.

Para pelaku ini meminta AU untuk bertemu dengan PO, kakak sepupunya. AU tidak menyadari bahwa dirinya akan dianiaya di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya. Pelaku utama penganiyaan adalah tiga orang dan dibantu oleh 9 orang temannya.

“Kepala korban dibenturkan ke aspal. Perut korban juga ditendang berkali-kali. Korban juga dicekik dan disiram air secara bergantian. Wajah korban yang ditendang mengalami perdarahan dalam hidung. Kepalanya juga mengalami benjolan. Bahkan, pelaku berniat merusak keperawanan korban dengan cara melukai organ vitalnya,” lanjut Manalu.

Akibat hal ini, AU juga mengalami trauma dada dan kerusakan organ intim. Sementara itu, para pelaku kini sedang menjalani pemeriksaan oleh petugas kepolisian.

Apa itu Trauma Dada?

Trauma dada membuat tulang rangka dada mengalami kerusakan akibat benturan pada dada.

Penyebabnya bisa berupa benturan benda tumpul atau benda tajam. Selain kerusakan pada tulang dada baik itu patah atau retak, beberapa organ dalam seperti jantung dan paru-paru juga rentan mengalami cedera atau kerusakan.

Jika sampai hal ini terjadi, korban bisa mengalami sensasi nyeri saat bernapas, khususnya saat menarik napas, tertawa, atau batuk. Mengingat hal ini tentu sangat mengganggu, pakar kesehatan menyarankan korban untuk segera mendapatkan penanganan medis yang tepat agar bisa mengatasinya.

Pakar kesehatan menyebut trauma dada bisa pulih selama beberapa minggu. Hanya saja, jika gejalanya cukup parah, bisa jadi proses pemulihannya lebih lama. Penanganan kondisi ini juga bisa berupa operasi. Selain itu, korban biasanya juga diminta untuk melakukan rawat inap di rumah sakit agar kondisinya bisa benar-benar pulih dengan baik.

Cara Menghilangkan Trauma Bullying

Selain trauma dada dan cedera lainnya, AU juga rentan mengalami trauma bullying.

Hal ini bisa menyebabkan dampak buruk layaknya rasa tidak percaya diri, takut dengan lingkungan baru, hingga menyebabkan depresi atau peningkatan risiko terkena bunuh diri.

Jika korban mengalami bullying di usia anak-anak atau remaja, maka peran dari keluarga, khususnya orang tua sangatlah besar dalam membuat korban kembali bangkit dari masalah yang menimpanya.

Mendengarkan keluh kesah korban bisa menjadi cara pertama yang dilakukan mengingat hal ini bisa menjadi pelampiasan emosi negatif bagi korban. Setelah korban merasa lebih lega dengan mengeluarkan semua unek-unek, mereka bisa mulai melupakan lukanya dan fokus pada kelebihan, minat, dan bakat.

Selain itu, keluarga dan teman-teman juga sebaiknya mulai membiasakan korban untuk berada di lingkungan yang positif dan membuatnya bahagia. Dengan melakukan hal ini, maka kepercayaan diri korban semakin membaik dan bisa mengatasi rasa trauma yang dialaminya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi