Terbit: 11 December 2019 | Diperbarui: 28 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu menu di restoran yang paling sering kita pesan adalah kentang goreng atau French fries. Tak hanya nikmat untuk dikonsumsi, kentang goreng juga mengenyangkan. Sayangnya, pakar kesehatan menyebut kentang goreng sebagai salah satu makanan yang paling tidak baik bagi kesehatan.

Alasan Tak Terduga Sebaiknya Tidak Memesan Kentang Goreng

Alasan Sebaiknya Tidak Memesan Kentang Goreng

Jika kita datang ke restoran bersama dengan anggota keluarga atau teman-teman, biasanya akan memesan kentang goreng dalam porsi besar yang ditempatkan dalam nampan. Hal ini memang sangat asyik untuk dilakukan, namun salah seorang pekerja restoran junk food justru tidak menyarankan kita untuk memesannya.

Situs worldofbuzz menceritakan kisah seorang pelayan di restoran yang menyebut nampan yang dipakai untuk menempatkan kentang goreng biasanya tidak pernah dicuci. Karena kesibukan dan hal-hal lainnya, nampan-nampan ini biasanya hanya dilap dengan kain dan tidak benar-benar dicuci dengan air dan sabun. Hal ini berarti, nampan ini masih dalam kondisi kotor saat ditempatkan dengan kentang goreng yang baru saja matang.

Cuitan sang pelayan ini langsung viral di media sosial. Ada sebagian warganet yang juga merupakan pelayan di restoran cepat saji mengaku hal yang sama, yakni nampan kentang goreng di tempatnya ternyata tidak pernah dicuci.

Nampan yang diberi kentang goreng memang akan terlihat berminyak sehingga kita tidak bisa membedakan apakah nampan ini bersih atau tidak. Masalahnya adalah karena tak pernah dicuci, nampan-nampan ini rentan terpapar bakteri, virus, kotoran, dan berbagai hal buruk lainnya yang bisa saja tercampur pada kentang-kentang goreng yang kita konsumsi. Hal ini bisa membahayakan kesehatan.

Bahkan, meskipun nampan kentang goreng diberi lapisan kertas, hal ini tidak menjamin keamanannya. Bisa jadi kertas ini juga kotor atau memiliki kandungan tinta yang tidak sehat. Karena alasan inilah sebaiknya memang kita tidak sembarangan mengonsumsinya.

Dampak Buruk Terlalu Sering Makan Kentang Goreng

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa dampak kesehatan yang bisa kita dapatkan jika terlalu sering mengonsumsi kentang goreng.

Berikut adalah berbagai dampak tersebut.

  1. Bisa Memicu Kegemukan

Dampak pertama yang akan kita dapatkan jika terlalu sering makan kentang goreng adalah meningkatkan risiko kegemukan. Hal ini disebabkan oleh kandungan kalori dan lemak di dalam kentang goreng yang sangat tinggi. Jika kita tidak mengimbanginya dengan aktif bergerak atau berolahraga, maka akan menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh yang berimbas pada kegemukan.

  1. Bisa Memicu Diabetes

Tak hanya makanan atau minuman manis, dalam realitanya sering mengonsumsi kentang goreng juga bisa meningkatkan risiko terkena diabetes. Hal ini disebabkan oleh kandungan kalori dan karbohidrat di dalam makanan ini yang sangat tinggi. Mengonsumsinya tentu akan bisa memicu lonjakan kadar gula darah dan gangguan sensitivitas insulin penyebab diabetes.

  1. Bisa Memicu Hipertensi

Kentang goreng biasanya tinggi kandungan garam yang bisa memicu peningkatan tekanan darah. Hal ini berarti, terlalu sering mengonsumsinya bisa meningkatkan risiko hipertensi. Dampak ini bahkan bisa lebih besar jika kita juga mengonsumsinya dengan tambahan saus.

  1. Meningkatkan Risiko Kanker

Kentang goreng biasanya tinggi kandungan akrilamida. Masalahnya adalah zat ini bersifat karsinogenik atau bisa meningkatkan risiko kanker dengan signifikan.

Batasan Mengonsumsi Kentang Goreng

Penelitian yang dilakukan Eric Rimm dari Harvard T.H Chan School of Public Health menyarankan kita untuk membatasi asupan kentang goreng tak lebih dari enam potong saja setiap hari demi mencegah datangnya berbagai macam masalah kesehatan.

 

Sumber:

  1. Fun, Pui. 2019. M’sian Guy Says We Should Never Pour Fries & Eat Them From Trays in Fast Food Outlets, Here’s Why. worldofbuzz.com/msian-guy-says-we-should-never-pour-fries-eat-them-from-trays-in-fast-food-outlets-heres-why/ (Diakses pada 10 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi