Terbit: 23 February 2019 | Diperbarui: 6 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Setiap orang memiliki kondisi jantung yang berbeda-beda. Ada yang selalu sehat karena memiliki gaya hidup yang sehat. Selain itu ada juga yang sering mengalami masalah seperti nyeri hingga gagal jantung meski masih ringan. Kalau Anda memiliki riwayat gagal jantung atau ingin selalu sehat, ada baiknya untuk selalu waspada dengan kondisi tubuh.

Tanda dan Komplikasi Gagal Jantung yang Harus Diwaspadai

Secara umum tanda dari gangguan jantung khususnya gagal jantung ada tiga. Tiga tanda ini terbagi lagi menjadi gejala yang lebih spesifik sehingga Anda bisa menyimak dengan sangat teliti dan segera ke dokter kalau gejalanya muncul.

Mengenal jenis tanda dan penyebab gagal jantung

Tanda gagal jantung ditentukan oleh penyebabnya. Meski beberapa penyebab memiliki tanda yang sama, dampak secara spesifik kadang bisa berbeda sehingga butuh pengamatan yang ekstra. Berikut beberapa penyebab gagal jantung yang sering terjadi:

  • Kelebihan cairan di jantung dan terjadi kemacetan entah karena ada penyempitan organ atau karena darah menjadi kental.
  • Penurunan pompa jantung yang terjadi pada tubuh. Penurunan pompaan ini tidak hanya karena hipotensi saja, tapi tanda gagal ginjal.
  • Ritme Pompaan pada jantung mengalami gangguan. Kadang cepat, kadang lambat, dan terjadi berkali-kali.

Tanda gagal jantung yang sering muncul

Tanda gagal jantung disesuaikan dengan tiga penyebab utama di atas. Masing-masing memiliki tanda yang lebih spesifik, berikut selengkapnya.

  1. Kelebihan cairan dan kemacetan aliran darah

Penyebab gagal jantung yang pertama adalah kelebihan cairan di organ dan ada kemacetan. Kondisi ini ditandai dengan beberapa hal di bawah ini.

  • Kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan yang signifikan bisa menyebabkan gagal jantung dan gangguan pada peredaran darah. Oleh karena itu kita disarankan untuk mengatur pola makan setiap harinya. Selain mengatur pola makan, ada baiknya untuk tidak mengonsumsi garam terlalu banyak karena bisa mengikat cairan di dalam tubuh.
  • Edema atau pembengkakan. Kondisi ini bisa terjadi pada tubuh seperti kaki yang mendadak membengkak dan terasa tidak nyaman. Kondisi ini juga bisa berdampak pada gangguan pada fungsi hati dan gangguan pada saluran pencernaan.
  • Kemacetan aliran darah di paru-paru. Kondisi ini menyebabkan masalah pada paru-paru seperti gangguan napas dan kerusakan lainnya. Secara umum gagal jantung akan memicu kondisi yang dinamakan dyspnea atau gangguan saat bernapas seperti sering putus-putus. Selanjutnya ada PND atau dyspnea yang terjadi saat tidur.
  • Acute pulmonary edema, kondisi akut dari dyspnea yang menyebabkan rasa nyeri di dada dan sangat berbahaya. Kondisi ini harus segera diatasi agar tidak menyebabkan masalah yang kronis lainnya.
  1. Pompaan jantung menurun

Fungsi utama dari jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa akan mengandung oksigen dan sari makanan yang bermanfaat. Tanpa pompaan jantung yang normal, kemungkinan besar, tubuh akan susah mendapatkan suplai darah sehingga gangguan akan sering sekali terjadi.

Penurunan kecepatan pemompaan dari jantung dipicu dari lemahnya otot dari jantung itu sendiri. Akibatnya fungsi dari jantung tidak berjalan dengan lancar dan memengaruhi banyak hal. Kondisi ini memiliki tanda yang terdiri dari:

  • Tubuh yang sering sekali lelah dan lemah. Melakukan olahraga yang ringan saja akan langsung membuat seseorang tidak kuat.
  • Otot akan mengalami penurunan kekuatan. Mengangkat barang yang agak berat saja tidak mampu. Pada beberapa kondisi volume otot akan mengalami penurunan yang signifikan.
  • Tubuh akan menjadi lesu dan kurang bersemangat untuk melakukan apa pun. Dengan kondisi seperti ini produktivitas bisa menurun dengan tajam.
  • Penurunan berat badan yang cepat dan tidak normal. Tidak seperti diet yang dilakukan, penurunan ini berjalan dengan masif sehingga perubahan pada tubuh akan terlihat dengan jelas.
  1. Ritme pompaan jantung

Saat kita melakukan olahraga yang sangat intens, detak jantung akan berjalan dengan sangat cepat. Kondisi ini wajar terjadi karena tubuh membutuhkan oksigen dalam jumlah yang banyak. Selanjutnya, pada kondisi tertentu, detak jantung mendadak lemas, lalu kembali cepat, dan berulang-ulang, kondisi ini merupakan tanda dari gagal jantung.

Kalau Anda mengalami kondisi seperti ini sebisa mungkin untuk segera melakukan pemeriksaan. Jangan hanya diam saja karena bisa menyebabkan masalah yang besar di kemudian hari termasuk kematian. Terlepas saat pemeriksaan tubuh tidak terdapat gangguan, paling tidak Anda sudah berusaha untuk waspada sejak awal.

Komplikasi gagal jantung

Gagal jantung memang tidak langsung menyebabkan masalah serius kalau segera ditangani dengan baik. Namun, kalau gangguan ini tidak segera ditangani, kondisi di bawah ini bisa saja terjadi.

  • Komplikasi pada paru-paru. Gangguan pada jantung yang parah menyebabkan paru-paru juga terdampak dan mengalami pneumonia hingga emboli paru-paru. Gangguan pada paru-paru yang tidak segera ditangani dengan baik bisa menyebabkan komplikasi yang lebih parah dan dampaknya bisa memicu kematian.
  • Gagal jantung menyebabkan peredaran darah tidak bisa berjalan dengan lancar. Selain itu kemungkinan terjadi penggumpalan darah dan mengalir menuju otak akan besar. Kalau kondisi ini terjadi, kerusakan pada jaringan di otak akan terjadi dan memicu kondisi stroke.
  • Kerusakan pada organ lainnya. Gangguan pada jantung menyebabkan peredaran darah ke organ lainnya terganggu dan kemungkinan besar menurunkan fungsi hingga menyebabkan organ itu gagal berfungsi.
  • Meninggal mendadak. Gagal jantung yang sudah terlalu parah bisa kambuh begitu saja dan memicu kematian.

Dari ulasan di atas terlihat dengan jelas kalau tanda dari gagal jantung ini cukup banyak dan beragam. Selain itu, komplikasinya juga sangat berbahaya karena bisa memicu kematian. Kalau Anda merasa sedang mengalami masalah dengan jantung. Ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar tidak menyebabkan masalah.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi