Terbit: 27 January 2019 | Diperbarui: 7 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Selain menjaga pola makan yang sehat dan menghindari makanan-makanan yang tinggi kandungan purin, pakar kesehatan menyebut ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mencegah asam urat. Salah satunya adalah minum susu. Sebenarnya, susu jenis apakah yang paling baik untuk mencegah penyakit yang menyerang persendian ini?

Susu Terbaik Untuk Cegah Asam Urat

Jenis susu yang bisa membantu pencegahan asam urat

Terdapat banyak sekali jenis susu yang bisa kita konsumsi setiap hari, baik itu susu hewani ataupun susu nabati. Setiap jenis susu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Berikut adalah setiap jenis susu yang disertai dengan kelebihannya masing-masing.

  1. Susu dari kacang almond

Selain bisa dijadikan camilan lezat, kacang almond juga bisa dijadikan susu. Bentuknya mirip dengan santan dan seringkali dianggap sebagai susu alternatif bagi mereka yang menjalani gaya hidup vegetarian. Susu almond juga rendah kalori, tinggi vitamin E, riboflavin, magnesium, dan lemak tak jenuh tunggal yang bisa menyediakan energi sekaligus mencegah datangnya penyakit jantung.

  1. Susu sapi

Susu sapi adalah salah satu susu terbaik untuk rutin dikonsumsi jika kita ingin mencegah datangnya penyakit asam urat. Hal ini disebabkan oleh kadar kalsiumnya yang sangat tinggi. Selain itu, di dalamnya juga terdapat vitamin B dan vitamin D, lemak, mineral, protein, yodium, dan potasium. Rutin mengonsumsinya bisa membantu memperkuat kesehatan tulang, mengendalikan tekanan darah, dan membuat fungsi tiroid meningkat.

  1. Susu kambing

Susu kambing tinggi kandungan zat besi sehingga bisa membantu mencegah anemia dan gangguan kesehatan tulang. Selain itu, di dalam susu ini juga terdapat kandungan zat besi, magnesium, fosfor, serta kalsium yang cukup tinggi. Menariknya adalah, susu kambing cenderung memiliki kandungan lemak yang minim dan mampu membuat sistem kekebalan tubuh meningkat. Mengonsumsi susu kambing juga akan membantu mencegah peradangan pada usus.

  1. Susu kedelai

Susu kedelai sering dikonsumsi oleh mereka yang mengalami intoleransi laktosa saat mengonsumsi susu hewani seperti susu sapi. Di dalam susu kedelai juga terdapat kandungan protein, vitamin, mineral, asam lemak, dan serat yang tinggi. Mengonsumsi susu kedelai secara rutin bisa membantu meningkatkan kadar kolesterol baik sekaligus menurunkan berat badan dan mencegah datangnya osteoporosis dan kanker prostat.

  1. Santan kelapa

Sebagaimana sebutannya dalam Bahasa Inggris, yakni coconut milk, santan kelapa sebenarnya juga bisa disebut sebagai susu. Santan kelapa kaya akan zat besi, kalsium, natrium, magnesium, kalium, fosfor, dan berbagai macam penyakit. Mengonsumsinya bisa mencegah datangnya batu kandung empedu dan penyakit liver.

Mencegah asam urat

Selain rajin minum susu, pakar kesehatan menyebut ada beberapa cara lain yang bisa kita lakukan demi mencegah datangnya asam urat.

Berikut adalah beberapa cara tersebut.

  1. Tidak mengonsumsi makanan yang tinggi purin

Makanan tinggi purin akan memicu peningkatan kadar asam urat dengan signifikan. Beberapa jenis makanan tinggi purin adalah makanan laut layaknya kerang, cumi, udang, lobster, ikan sarden, ikan tuna, jeroan, hati hewan, dan daging merah seperti daging sapi, dan daging domba.

  1. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol

Minuman beralkohol seperti bir ternyata memiliki kandungan purin tinggi sehingga bisa meningkatkan risiko terkena asam urat. Karena alasan inilah kita sebaiknya menghindari konsumsi minuman beralkohol demi mencegah kedatangan penyakit ini.

  1. Memenuhi kebutuhan air setiap hari

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi air putih sekitar delapan atau dua belas gelas setiap hari. Hanya saja, kita sebaiknya tidak mengonsumsi minuman bersoda karena bisa memberikan dampak buruk bagi risiko asam urat.

  1. Menjaga berat badan

Dengan menjaga berat badan tetap ideal, maka risiko untuk terkena penyakit asam urat bisa ditekan dengan signifikan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi