Terbit: 26 April 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Sering mengalami telapak tangan berkeringat? Kondisi ini bisa menjadi indikator kesehatan tubuh, terutama jika keringat terjadi sepanjang waktu. Pada beberapa kasus, keringat berlebih sering ditemukan di telapak tangan. Apa penyebabnya? Ketahui juga bagaimana cara mengatasinya!

Telapak Tangan Berkeringat Tanda Penyakit Jantung? Cek di Sini!

Telapak Tangan Berkeringat dan Kaitannya dengan Hiperhidrosis

Sebelum menjelaskan mengenai penyebab telapak tangan berkeringat, perlu Anda ketahui bahwa dalam dunia medis keringat berlebihan dikenal sebagai hiperhidrosis. Seseorang yang menderita hiperhidrosis dapat berkeringat sangat banyak hingga bisa membasahi pakaian dan menyebabkan telapak tangan sering berkeringat

Selain tangan sering berkeringat, ketiak, telapak kaki, dan selangkangan adalah bagian lain dari tubuh yang bisa terpengaruh. Meski begitu, berkeringat berlebihan adalah normal ketika seseorang sedang cemas atau demam.

Hiperhidrosis sendiri dapat dipicu oleh lingkungan yang panas dan suasana hati, akan tetapi banyak penderita hiperhidrosis berkeringat hampir sepanjang waktu, terlepas dari suasana hati atau cuaca. Pada umumnya, hiperhidrosis adalah gangguan yang terjadi tanpa penyebab yang jelas.

Selain hiperhidrosis, keringat berlebih juga dapat menandakan masalah tiroid, gula darah rendah, gangguan sistem saraf, atau masalah medis lainnya. Pada sebagian besar kasus, hiperhidrosis sering terjadi pada orang yang dinyatakan sehat.

Bentuk Hiperhidrosis

Berikut ini adalah dua bentuk hiperhidrosis yang paling umum, di antaranya:

1. Hiperhidrosis Primer

Kondisi ini membuat sistem saraf yang bertanggung jawab untuk memberi sinyal kelenjar keringat menjadi terlalu aktif–meskipun belum dipicu oleh aktivitas fisik atau kenaikan suhu.

Kondisi ini bisa menjadi lebih parah apabila ditambah dengan stres dan kecemasan. Jenis hiperhidrosis ini biasanya membuat telapak kaki dan telapak tangan berkeringat. Hingga kini penyebab hiperhidrosis primer tidak diketahui dengan pasti. Besar kemungkinan kondisi dipengaruhi oleh faktor keturunan.

2. Hiperhidrosis Sekunder

Hiperhidrosis sekunder terjadi ketika keringat berlebih disebabkan oleh kondisi medis. Tidak hanya telapak tangan berkeringat, hiperhidrosis jenis ini cenderung menyebabkan keringat di seluruh tubuh.

Beberapa kondisi kesehatan yang menyebabkan keringat berlebih, di antaranya:

  • Diabetes.
  • Menopause.
  • Masalah tiroid.
  • Gula darah rendah.
  • Beberapa jenis kanker.
  • Serangan jantung.
  • Gangguan sistem saraf.
  • Infeksi.
  • Obat-obatan tertentu seperti opioid.

Apakah Telapak Tangan Berkeringat Adalah Tanda Penyakit Jantung?

Banyak orang mengaitkan penyebab telapak tangan berkeringat dengan penyakit jantung. Benarkah hal tersebut?

Pada dasarnya pola keringat bisa berubah sesuai penyebab yang mendasarinya, ada keringat yang muncul karena makanan atau keringat yang hanya muncul di salah satu anggota tubuh saja.

Jadi, jika telapak tangan berkeringat dikaitkan dengan penyakit jantung hal itu adalah sesuatu yang tidak tepat. Berkeringat adalah reaksi terhadap banyak rangsangan yang berbeda dan tidak spesifik untuk penyakit jantung saja.

Akan tetapi, salah satu gejala utama yang membuat seseorang datang ke rumah sakit adalah berkeringat. Meskipun studi lebih lanjut diperlukan, berkeringat mungkin merupakan gejala kunci dalam mendorong korban serangan jantung untuk mencari pengobatan. Anda juga harus menyadari bahwa gejala serangan jantung bukan hanya nyeri dada, tetapi ada juga gejala lainnya.

 

Cara Mengatasi Telapak Tangan Berkeringat

Jika kondisi medis yang berkontribusi terhadap terjadinya telapak tangan berkeringat atau bagian tubuh lainnya, Anda harus mengobati kondisi itu terlebih dahulu. Jika tidak ada penyebab jelas yang dapat ditemukan, perawatan harus berfokus pada mengendalikan keringat berlebih.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi telapak tangan berkeringat atau bagian tubuh lain yang mengeluarkan keringat berlebih, di antaranya:

1. Antiperspiran Topikal

Antiperspiran topikal dengan aluminium klorida dapat digunakan untuk menyumbat saluran keringat sehingga efektif untuk mengurangi keringat berlebih. Sebelum menggunakannya, pastikan Anda sudah membaca instruksi penggunaannya.

Produk ini biasanya diterapkan pada kulit yang bermasalah sebelum Anda pergi tidur, kemudian bisa mencucinya saat bangun. Berhati-hatilah saat menggunakannya agar tidak mengenai mata karena produk ini bisa menimbulkan iritasi.

2. Krim dengan Resep

Krim resep yang mengandung glikopirolat dapat membantu hiperhidrosis yang memengaruhi wajah dan kepala.

3. Obat Penghambat Saraf

Beberapa obat oral memblokir bahan kimia yang memungkinkan saraf tertentu untuk berkomunikasi satu sama lain. Kondisi ini dapat mengurangi keringat pada beberapa orang. Kemungkinan efek samping termasuk mulut kering, penglihatan kabur dan masalah kandung kemih.

4. Antidepresan

Beberapa obat yang digunakan untuk depresi dapat mengurangi keringat berlebih. Antidepresan dapat membantu mengurangi kecemasan yang memperburuk hiperhidrosis.

5. Suntikan Toksin Botulinum

Pengobatan dengan toksin botulinum (Botox, Myobloc, dll) untuk sementara waktu dapat menghalangi saraf yang menyebabkan keringat. Sebelum disuntik, kulit akan dibius terlebih dahulu.

Setiap area tubuh yang terkena hiperhidrosis akan membutuhkan beberapa suntikan. Efeknya bertahan 6 hingga 12 bulan dengan perawatan berulang. Perawatan ini bisa menyakitkan dan beberapa orang mengalami kelemahan otot sementara di daerah yang dirawat.

6. Terapi Gelombang Mikro

Dengan terapi ini, perangkat yang memberikan energi gelombang mikro digunakan untuk menghancurkan kelenjar keringat. Perawatan melibatkan dua sesi 20 hingga 30 menit dan terpisah tiga bulan. Kemungkinan efek samping adalah perubahan pada sensasi kulit dan rasa tidak nyaman. Terapi ini mungkin mahal dan tidak tersedia secara luas.

7. Menghilangkan Kelenjar Keringat

Jika keringat berlebih terjadi hanya di ketiak, mengatasi masalah kelenjar keringat di area tersebut mungkin bisa membantu. Teknik invasif minimal yang disebut kuretase hisap juga bisa menjadi pilihan jika tubuh tidak merespons perawatan lain.

8. Operasi Saraf (Simpatektomi)

Selama prosedur ini, dokter bedah bisa memotong, membakar, atau menjepit saraf tulang belakang yang mengontrol keringat di tangan. Dalam beberapa kasus, tidak hanya telapak tangan berkeringat, namun prosedur ini juga memicu keringat berlebih di area tubuh lainnya.

 

  1. Brazier, Yvette. 2017. What is hyperhidrosis?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/182130.php. (Diakses pada 26 September 2019).
  2. Chang, Louise. 2005. Sweating Prompts Heart Attack Care. https://www.webmd.com/heart-disease/news/20051115/sweating-prompts-heart-attack-care#1. (Diakses pada 26 September 2019).
  3. Mayo Clinic Staff. 2017. Hyperhidrosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperhidrosis/diagnosis-treatment/drc-20367173. (Diakses pada 26 September 2019).
  4. Mihalick, Michael J. 2014. Is there a relationship between heart disease and perspiration?. https://www.texasheart.org/heart-health/heart-information-center/frequently-asked-patient-questions/is-there-a-relationship-between-heart-disease-and-perspiration/. (Diakses pada 26 September 2019).
  5. Miller, Korin. 2017. Make It Stop: My Palms Are Way Too Sweaty. https://www.self.com/story/sweaty-palms-cause. https://www.self.com/story/sweaty-palms-cause. (Diakses pada 26 September 2019).
  6. Robinson, Jennifer. 2018. Excessive Sweating (Hyperhidrosis). https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/hyperhidrosis2#1. (Diakses pada 26 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi