Terbit: 22 January 2020 | Diperbarui: 28 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Legenda Manchester United, Ryan Giggs, baru-baru ini mengungkap sebuah fakta tentang rambut kepalanya yang semakin menipis. Ternyata, penyebabnya adalah gara-gara stres saat masih bermain di salah satu tim sepak bola raksasa di Inggris tersebut. Kok bisa?

Ryan Giggs: Kepalaku Botak Akibat Stress Membela Manchester United

Ryan Giggs Botak Karena Stres Membela Manchester United

Ryan Giggs dikenal sebagai salah satu pemain yang hanya membela satu tim sepanjang hidupnya. Selama lebih dari dua dekade, ia membawa Manchester United meraih berbagai gelar di Inggris dan Eropa, khususnya saat masih ditangani pelatih legendaris, Sir Alex Ferguson. Tak disangka, tuntutan untuk selalu meraih kesuksesan saat membela tim ini berimbas pada kerontokan rambut yang sangat parah.

Giggs mengaku rambutnya mulai menipis saat diberi tahu temannya setelah mencetak gol ke gawang rival United, Liverpool pada tahun 2003. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, Giggs dikenal sebagai pemain dengan rambut keriting yang lumayan panjang. Setelah kejadian tersebut, Giggs sering mencukur rambutnya setipis mungkin demi menyembunyikan fakta bahwa kepalanya semakin botak.

Pria yang kini bekerja sebagai pelatih Tim Nasional Wales ini ternyata sudah tak tahan lagi dengan kebotakan yang dialaminya. Ia pun memutuskan untuk melakukan transplantasi rambut di MHR Clinic yang ada di kawasan Knutsford, Chesire, Inggris.

“Seringkali setelah pertandingan yang berhasil kami menangi, aku pergi ke pub untuk merayakannya. Aku berharap banyak orang memberikan ucapan selamat kepadaku, tapi justru mereka menanyakan rambutku semakin menipis. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman, tapi hal ini membuatku tak percaya diri,” terangnya.

Giggs mengaku kurang nyaman saat pertandingan United ditayangkan di televisi karena bisa saja kamera memperlihatkan rambutnya yang semakin menipis. Sejak usia 30-an, Giggs pun memutuskan untuk memotong rambutnya sependek mungkin.

“Sepak bola bisa membuat kita stres dan tertekan. Di Manchester United, tekanan untuk menjuarai berbagai kompetisi sangatlah besar setiap tahunnya. Kami takut mengalami kekalahan atau main buruk. Hal ini membuat rambutku rontok,” pungkasnya.

Stres Terkait dengan Kerontokan Rambut

Pakar kesehatan menyebut stres ternyata memang memiliki kaitan erat dengan kerontokan rambut. Pakar kesehatan Daniel Hall-Flavin dari Mayo Clinic bahkan menyebut stres bisa memicu tiga kondisi yang menyebabkan rambut rontok.

Berikut adalah tiga kondisi tersebut.

  1. Menyebabkan Alopecia Areata

Alopecia areata bisa dijelaskan sebagai kerontokan rambut yang biasanya terjadi pada garis batas rambut di kulit kepala. Salah satu penyebab dari masalah kesehatan ini adalah stres parah. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam membuat sel darah putih justru menjadi lebih aktif dan menyerang bagian folikel rambut. Dampaknya membuat pertumbuhan rambut berhenti sekaligus membuat rambut yang sudah ada mengalami kerontokan.

  1. Memicu Telogen Effluvium

Sebenarnya, telogen effluvium juga bisa dimasukkan dalam sejenis alopecia. Pemicunya juga bisa berupa stres, baik itu stres fisik ataupun stres emosional. Jika kita sering mengalaminya, pertumbuhan rambut akan berada dalam kondisi ‘mati’ untuk sementara. Masalahnya adalah hal ini akan membuat rambut menjadi lebih mudah rontok, khususnya saat kita sedang berkeramas atau menyisirnya.

  1. Terkait denganTrikotilomania

Masalah kesehatan ini sebenarnya adalah sejenis gangguan metal yang membuat pengidapnya sering menarik rambut, alis, dan berbagai bulu atau bagian tubuh lainnya. Jika hal ini sering dilakukan, maka rambut akan tercabut sehingga menyebabkan kerusakan pada folikel rambut. Rambut baru tidak akan bisa tumbuh lagi dan akhirnya menyebabkan kebotakan.

 

Sumber:

  1. Keighley, Freddie. 2020. Ryan Giggs has hair transplant after ‘stress’ of playing for Man Utd made it drop out. https://www.mirror.co.uk/sport/football/news/ryan-giggs-hair-transplant-after-21311543?12 (Diakses pada 22 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi