Terbit: 7 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Selebritis Ria Irawan diketahui mengidap kanker kelenjar getah bening. Sel-sel kanker bahkan sudah menyebar di berbagai bagian tubuhnya sehingga membuat kondisinya semakin menurun. Belakangan, diketahui bahwa Ria sudah dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) demi mendapatkan penanganan medis.

Kondisi Memburuk, Ria Irawan Dilarikan ke Rumah Sakit

Ria Irawan Menderita Kanker Kelenjar Getah Bening

Kakak Ria Irawan, Dewi Irawan menyebut Ria sudah ada di RSCM sejak 1 September 2019. Aktris yang membintangi film Berbagi Suami ini disebut-sebut akan menjalani beberapa jenis pengobatan, termasuk terapi radiasi.

“Iya, Ria kondisinya semakin melemah sehingga sejak tanggal 1 September kita bawa ke Rumah Sakit. Kami belum tahu bagaimana kondisi pastinya karena baru pengecekan tahap awal. Soal tindakan apa yang akan diambil dokter juga masih belum bisa kami ketahui dengan pasti,” ucap Dewi.

Sebelumnya, Ria mengungkap kabar yang menyebut dirinya mengidap kanker kelenjar getah bening stadium 3C lewat akun media sosial pribadinya. Di Instagram, Ria juga kerap memberikan semangat bagi orang-orang yang juga mengidap kanker seperti dirinya.

Ria diketahui telah mengidap penyakit ini ini sejak September 2014. Awal tahun ini, Ria sempat dinyatakan sembuh. Hanya saja, kanker ini kembali kambuh dan membuat kondisinya kembali memburuk.

Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening

Pakar kesehatan menyebut kanker kelenjar getah bening seringkali tidak mengeluarkan gejala yang khas, namun kita bisa mengenalinya dengan adanya benjolan atau pembengkakan pada bagian leher, ketiak, atau pangkal paha yang merupakan lokasi dari kelenjar ini. Hanya saja, banyak orang yang menyepelekan tanda ini dan akhirnya tidak menyadari adanya kanker hingga semakin memburuk dan akhirnya masuk ke stadium berikutnya.

Di dalam tubuh kita terdapat sekitar 600 kelenjar getah bening. Tidak semua kelenjar ini berada di permukaan kulit atau bisa kita rasakan. Hanya saja, beberapa bagian kelenjar yang bisa kita rasakan adalah di bagian belakang telinga, di salah satu bagian leher, di bagian bawah rahang, di bagian ketiak, serta di bagian pangkal paha.

Jika terjadi benjolan yang cukup mencurigakan, kita bisa segera memeriksakan kondisi ini ke dokter untuk mengetahui apakah hal ini terkait dengan kanker atau tidak. Apalagi jika di keluarga kita ada riwayat kanker.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kanker kelenjar getah bening. Selain dengan pemeriksaan pada benjolan di bagian leher atau ketiak. Dokter juga bisa melakukan biopsi atau pengambilan sampel sel-sel kelenjar getah bening, melakukan tes darah, melakukan tes urine, melakukan pemindaian dengan sinar X, CT Scan, tes MRI, atau PET scan. Bahkan, jika dokter mencurigai kanker kelenjar getah bening limfoma non-hodgkin, bisa dilakukan pemeriksaan pada sumsum tulang belakang.

Pengobatan untuk Kanker Kelenjar Getah Bening

Terdapat beberapa jenis pengobatan kanker kelenjar getah bening yang bisa dijalani pengidapnya.

Berikut adalah beberapa di antaranya.

  1. Konsumsi Antibiotik

Antibiotik bisa melawan pembengkakan serta infeksi bakteri di dalam tubuh. Dalam bebreapa kasus, pembengkakan pada kelenjar getah bening dipicu oleh virus sehingga dokter pun akan memberikan obat antibiotik untuk mengatasinya.

  1. Menjalani Beberapa Terapi

Penderita kanker biasanya diminta untuk secara rutin menjalani beberapa terapi layaknya kemoterapi, terapi radiasi, hingga operasi. Terapi-terapi ini diharapkan bisa menghilangkan sel-sel kanker secara tuntas dari dalam tubuh.

  1. Menjalani Pengobatan di Rumah

Selain menjalani terapi-terapi yang disebutkan di atas, pengobatan lain seperti mengonsumsi obat untuk meredakan nyeri, pengompresan di bagian tubuh yang membengkak, dan berkumur dengan air garam juga bisa dilakukan pengidap kanker kelenjar getah bening.

 

Sumber:

  1. Susanto, Tri. 2019. Kondisi Ria Irawan Setelah Sel Kanker Menyebar.kompas.com/read/2019/09/06/194444110/kondisi-terkini-ria-irawan-setelah-sel-kanker-menyebar. (Diakses pada 7 September 2019.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi