Terbit: 4 September 2016 | Diperbarui: 7 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Tren pria yang memanjangkan jenggot agar terlihat lebih keren dan maskulin masih berlangsung hingga sekarang. Bahkan, ada produk pemanjang jenggot yang kini laris manis karena banyak orang yang ingin memanjangkan jenggotnya agar menjadi lebih keren. Sayangnya, ada anggapan dari sebagian masyarakat yang menyebutkan jika jenggot yang panjang sangat identik dengan banyaknya kuman. Beruntung, sebuah penelitian justru menyebutkan sebaliknya dimana pria berjenggot justru lebih sehat.

Pria yang Berjenggot Cenderung Lebih Sehat

Penelitian yang dilakukan di Brigham and Women’s Hospital di Boston ini menyebutkan jika jenggot atau bahkan brewok yang merupaka bulu wajah akan melindungi pria yang bekerja di rumah sakit dengan lebih baik dari berbagai bakteri berbahaya yang mampu bertahan dari obat-obatan. Penelitian yang melibatkan 408 pria yang bekerja di rumah sakit yang memiliki jenggot dan yang tidak ini menyebutkan jika pria yang mencukur bersih mukanya akan tiga kali lebih beresiko terkena methicillin-resistant staphylococcus aureus atau MRSA pada area pipinya. Tak hanya itu, bercukur diyakini mampu menyebabkan mikro-barasi pada kulit wajah yang bisa membuat bakteri lebih mudah datang.

MRSA sendiri adalah infeksi yang cukup sering terjadi para pekerja rumah sakit. Selain bisa menyebabkan masalah kulit layaknya jerawat atau bentol-bentol layaknya tergigit serangga, ada juga kemungkinan adanya infeksi yang lebih parah, yakni infeksi pada tulang, persendian, aliran darah, saluran urin, dan juga pembuluh jantung dan paru-paru. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka akan ada resiko kematian.

Kabar ini tentu sangat baik bagi pria yang suka memelihara jenggot karena alasan tren terkini. Asalkan jenggot atau brewok juga kerap dibersihkan agar tetap bersih, maka jenggot akan memberikan banyak kebaikan bagi kesehatannya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi