DokterSehat.Com – Setelah makan, kita biasanya akan merasakan sensasi perut yang kenyang dan penuh, namun terkadang kita justru mengalami cegukan yang tentu akan membuat kita merasa tidak nyaman. Sebenarnya, apa penyebab cegukan setelah makan?

Mengenal apa itu cegukan
Pakar kesehatan menyebut cegukan sebagai munculnya bunyi dari mulut yang dipicu oleh kontraksi pada diafragma, dinding otot yang membatasi dada dan perut. Akibat adanya kontraksi ini, maka udara yang berasal dari luar paru-paru memasuki organ pernapasan ini dengan sangat cepat. Hal ini membuat katup epiglotis yang menjadi pencegah asam lambung naik kembali menuju kerongkongan harus segera menutup.
Tujuan penutupan secara mendadak ini adalah agar berbagai makanan atau minuman yang baru saja kita konsumsi tidak sampai masuk ke dalam paru-paru. Penutupan mendadak pada katup epiglotis inilah yang akhirnya membuat kita mengeluarkan suara khas cegukan.
Penyebab cegukan setelah makan
Pakar kesehatan menyebut cegukan memang bisa muncul setelah kita makan. Kondisi ini tentu akan membuat tubuh terasa tidak nyaman. Berikut adalah beberapa penyebab cegukan yang muncul setelah kita mengonsumsi makanan.
-
Makan terlalu cepat
Penyebab cegukan setelah makan adalah kebiasaan makan yang terlalu cepat atau terburu-buru, apalagi jika porsi makanan yang kita konsumsi cukup besar. Dengan melakukannya, maka tekanan pada perut yang langsung dijejali makanan dalam waktu yang cepat meningkat sehingga membuat diafragma berkontraksi. Hal inilah yang kemudian menyebabkan cegukan.
Selain itu, jika kita makan dengan sangat cepat, biasanya ada sejumlah udara yang juga ikut tertelan masuk. Keberadaan udara inilah yang juga bisa memicu kontraksi pada diafragma yang sekaligus merangsang penutupan katup epiglotis yang memicu datangnya cegukan.
-
Mengonsumsi beberapa jenis makanan
Pakar kesehatan menyebut kebiasaan mengonsumsi beberapa jenis makanan tertentu ternyata juga bisa menyebabkan datangnya cegukan. Beberapa jenis makanan tersebut adalah makanan yang kering, makanan yang sangat pedas, dan makanan yang terlalu panas atau dingin.
Beberapa jenis makanan kering layaknya biskuit kering cenderung sulit untuk ditelan, apalagi jika kita juga tidak mengimbanginya dengan minum air. Memakannya tentu akan memberikan tekanan pada kerongkongan yang kemudian merangsang sejumlah saraf di sekitarnya. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan kontraksi pada diafragma.
Jika kita mengonsumsi makanan yang terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu pedas, hal ini juga akan merangsang saraf di kerongkongan. Hal yang sama juga terjadi jika kita mengonsumsi minuman bersoda yang membuat kita menelan gas dalam jumlah yang cukup banyak.
-
Terjadi perubahan suhu di kerongkongan
Perubahan suhu yang terjadi di kerongkongan juga akan mempengaruhi kondisi saraf di sekitarnya. Perubahan suhu ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan makan dan minum yang tidak tepat. Sebagai contoh, jika kita baru saja mengonsumsi makanan yang panas namun kemudian minum minuman dingin, bisa jadi hal ini akan menyebabkan datangnya cegukan. Perubahan suhu udara mendadak seperti saat kita baru saja keluar dari restoran ber-AC ke tempat yang panas juga bisa menjadi penyebabnya.
-
Stres
Jangan salah, stres ternyata juga bisa menyebabkan datangnya cegukan. Saat kita mengalami gangguan emosi, maka kita pun cenderung menelan udara dalam jumlah yang banyak yang akhirnya berimbas pada datangnya kontraksi pada diafragma.
-
Mengalami kondisi tertentu
Jika cegukan tak kunjung berhenti dalam waktu yang sangat lama dan sering muncul, ada baiknya kita mewaspadai gangguan pembuluh darah pada otak, gangguan pada sistem saraf pusat, hingga adanya gangguan pencernaan seperti penyakit GERD.