Terbit: 15 November 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Minuman bersoda sangatlah menyegarkan untuk dikonsumsi kapan saja. Masalahnya adalah di balik sensasi menyegarkan dan nikmat dari minuman bersoda, sering mengonsumsinya bisa saja menyebabkan dampak kesehatan yang kurang baik. Hanya saja, apakah benar jika sering minum soda bisa menyebabkan menstruasi datang lebih awal bagi anak perempuan?

Minuman Bersoda Bisa Picu Menstruasi Lebih Awal Pada Anak?

Kaitan Antara Minuman Bersoda dengan Gangguan Menstruasi

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2015 silam menunjukkan bahwa minuman bersoda memang bisa memberikan dampak bagi siklus menstruasi, tepatnya dalam hal membuat menstruasi datang lebih awal pada anak atau remaja perempuan. Fakta ini terungkap setelah para peneliti mengecek kondisi kesehatan dari 5.500 wanita dengan usia 9 hingga 14 tahun di Amerika Serikat yang belum pernah menstruasi di awal penelitian.

Dalam penelitian ini, para partisipan dicek kebiasaan makan mereka, termasuk dalam hal kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda atau minuman manis lainnya dalam kurun waktu lima tahun, tepatnya dari tahun 1996 hingga 2001.

Hasilnya adalah, mereka yang mengonsumsi minuman manis seperti soda dengan porsi 1,5 setiap hari rata-rata mengalami menstruasi lebih awal tiga bulan dibandingkan dengan mereka yang meminumnya lebih sedikit atau lebih jarang. Selain itu, hal ini juga membuat mereka lebih rentan mengalami obesitas.

Kandungan gula di dalam minuman bersoda yang sangat tinggi bisa membuat kadar gula darah naik dengan signifikan. Hal ini juga akan mempengaruhi keseimbangan hormon, termasuk hormon reproduksi yang mempengaruhi siklus menstruasi.

Sayangnya, penelitian ini tidak mengungkap bagaimana cara minuman manis atau minuman bersoda dalam membuat siklus menstruasi datang lebih awal.

Bahaya Lain dari Minuman Bersoda

Selain bisa memicu menstruasi datang lebih awal, pakar kesehatan menyebut ada bahaya lain yang bisa didapatkan dari sering mengonsumsi minuman bersoda.

Berikut adalah bahaya-bahaya tersebut.

  1. Bisa Membahayakan Ginjal

Kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda dua porsi setiap hari bisa membuat kerusakan pada ginjal. Hal ini disebabkan oleh kandungan di dalam minuman bersoda seperti pemanis buatan, pewarna buatan, kafein, serta asam fosfat yang bisa membebani fungsi dari organ yang mengendalikan cairan tubuh ini.

  1. Bisa Menyebabkan Datangnya Diabetes

Tingginya kadar gula di dalam minuman bersoda bisa membuat kadar gula darah naik dengan drastis. Hal ini bisa mengganggu fungsi insulin di dalam tubuh. Selain itu, kandungan kalori di dalam minuman bersoda juga cukup tinggi sehingga bisa membuat kita mengalami kenaikan berat badan. Padahal, masalah obesitas terkait langsung dengan diabetes.

  1. Bisa Memicu Masalah pada Tulang dan Gigi

Kandungan kafein dan asam fosfat yang tinggi di dalam minuman bersoda bisa mengganggu proses penyerapan kalsium. Hal ini bisa berimbas langsung pada masalah osteoporosis atau pengeroposan tulang. Selain itu, tulang yang kehilangan kekuatan atau kepadatannya juga cenderung lebih mudah patah atau retak.

Kandungan gula di dalam minuman bersoda yang sangat tinggi juga bisa memicu masalah gigi berlubang. Selain itu, kadar asamnya yang sangat tinggi juga bisa membuat enamel gigi semakin terkikis. Hal ini bisa menyebabkan masalah gigi sensitif.

  1. Gangguan Fungsi Otak

Kandungan pemanis buatan di dalam minuman bersoda bisa menyebabkan penurunan fungsi otak, khususnya fungsi kognitif dalam jangka panjang.

  1. Bisa Meningkatan Risiko Terkena Penyakit Kardiovaskular

Konsumsi minuman bersoda secara rutin bisa memicu resistensi insulin, munculnya peradangan, hingga meningkatnya kadar kolesterol di dalam darah. Hal ini bisa menyebabkan datangnya penyakit jantung atu stroke yang mematikan.

 

Sumber:

  1. Kohli, Sonali. 2015. Doctors have figured out yet another reason girls are getting their periods earlier. com/335056/sugary-drinks-are-causing-early-puberty-in-girls-study-says. (Diakses pada 15 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi