Terbit: 27 April 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Adanya bercak-bercak putih pada wajah maupun tubuh kita tentu mengganggu. Orang awam umumnya mengira bercak tersebut adalah panu. Namun, ternyata penyakit kulit yang diawali munculnya bercak putih atau yang berwarna lebih terang dari kulit sekitar bukan hanya panu. Penyakit lain seperti pytiriasis alba, lepra, dan vitiligo juga dapat memberikan gejala berupa munculnya bercak-bercak putih pada kulit. Kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai vitiligo.

Mengenal Lebih Jauh Mengenai Penyakit Vitiligo

Vitiligo menyebabkan hilangnya warna kulit berupa bercak-bercak dengan warna lebih terang dari kulit sekitar. Ukurannya bervariasi dari kecil hingga besar dan seringkali mengenai dua sisi tubuh.

Umumnya, vitiligo terjadi pada kulit, namun ia juga dapat ditemukan di bagian tubuh lain yang memiliki pigmen, seperti rambut, bibir, bahkan mata. Vitiligo bukanlah penyakit menular dan tidak mengancam jiwa. Tetapi, vitiligo dapat mengganggu kehidupan penderitanya karena menyebabkan kurangnya rasa percaya diri hingga depresi. Sebagian besar penderita harus hidup dengan vitiligo seumur hidupnya, sehingga diperlukan ketahanan mental sehingga tetap tabah dan percaya diri.

Vitiligo menyebabkan hilangnya warna kulit, yang oleh ahli dermatologi disebut depigmentasi. Kehilangan pigmen ini dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk:

  • Kulit
  • Rambut (kepala, alis, bulu mata, jenggot)
  • Lapisan dalam mulut
  • Genital

Sebagian besar penderita vitiligo mengalami depigmentasi pada kulit. Kulit dapat menjadi lebih terang atau menjadi benar-benar putih. Depigmentasi bisa menjadi satu-satunya tanda dan gejala vitiligo, namun beberapa penderita merasakan gatal atau nyeri pada area yang mengalami depigmentasi tersebut. Selain itu, karena masalah estetika, kebanyakan penderita vitiligo merasa rendah diri dan seringkali berkembang menjadi depresi.

Jutaan orang di dunia menderita vitiligo. Hampir setengahnya terjadi sebelum usia 21 tahun. Sebagian besar penderita vitiligo harus hidup dengan penyakit tersebut seumur hidupnya. Pada kasus yang jarang, vitiligo menghilang secara sempurna. Vitiligo terjadi sama banyaknya pada seluruh warna kulit dan ras, baik pria maupun perempuan.

Risiko terjadinya vitiligo meningkat pada orang dengan:

  • Riwayat keluarga kandung dengan vitiligo
  • Penyakit autoimun, terutama penyakit Hashimoto (penyakit autoimun pada kelenjar gondok) atau alopesia areata (kebotakan)

Vitiligo terjadi ketika matinya sel yang bernama melanosit. Sel ini berfungsi memberi warna pada kulit dan rambut. Para ilmuwan belum mengetahui dengan pasti mengapa sel-sel ini mati. Diduga vitiligo merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh kesalahan tubuh mengenali melanosit sebagai benda asing sehingga tubuh menyerang dan membunuh sel-sel tersebut.

Vitiligo dapat dibedakan dari panu dengan tidak adanya lapisan kulit bersisik tipis pada bercak putih yang muncul di kulit dan umumnya tidak bertambah gatal saat terkena keringat. Selain itu bercak putih pada vitiligo tidak dapat menghilang setelah pemberian obat antijamur secara optimal.

Anda bisa menyamarkan bercak depigmentasi dengan menggunakan make up yang menyerupai dengan warna kulit alami Anda. Penggunaan sunscreen dengan SPF 30 ke atas dan melindungi diri dengan pakaian maupun topi untuk menghindari paparan sinar UV baik untuk mengurangi kontras antara kulit normal dan yang mengalami vitiligo.

Bila Anda mencurigai adanya suatu vitiligo, segera periksakanlah diri Anda ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan segera. Terapi vitiligo bervariasi dari mulai dari medikasi menggunakan obat topikal yang diaplikasikan pada kulit hingga menggunakan alat canggih seperti laser. Hal ini perlu didiskusikan dengan dokter Anda.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi