Terbit: 9 April 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu masalah kesehatan yang sangat mengganggu banyak orang adalah bau badan. Cukup banyak wanita dan pria dewasa yang kehilangan kepercayaan dirinya gara-gara memiliki bau badan yang menyengat. Namun, jika kita cermati, cukup banyak remaja yang ada di usia puber yang memiliki masalah bau badan ini. Bahkan, meskipun mereka sudah menggunakan deodoran atau wewangian, bau badan ini tetap saja terasa menyengat. Apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?

Mengapa Banyak Remaja di Usia Puber yang Mengalami Masalah Bau Badan?

American Academy of Family Physicians menyebutkan fakta menarik dimana para remaja yang berusia 8 hingga 14 tahun ternyata mengalami perubahan hormon pada tubuhnya dengan signifikan. Perubahan ini ternyata bisa membuat mereka mengalami masalah bau badan. Saat usia puber tersebutt, kelenjar yang mengendalikan produksi keringat ternyata menjadi lebih aktif. Ditambah dengan cukup aktifnya para remaja tersebut dan adanya paparan bakteri yang dikombinasikan dengan banyaknya keringat, maka hal ini tentu akan memicu munculnya masalah bau badan.

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa bau badan yang dialami oleh para remaja dalam masa puber ini kerap kali muncul dari ketiak, kulit kepala, dan selangkangan mereka. Pada bagian tubuh tersebut, produksi lemak ternyata cenderung meningkat dan hal ini membuat cukup banyak bakteri yang tertarik ke dalam keringat sehingga bau badan pun akan semakin mudah muncul.

Tak hanya karena adanya perubahan hormon, pakar kesehatan menyebutkan bahwa kebiasaan para remaja yang malas untuk membersihkan badannya, padahal mereka sudah melakukan berbagai aktifitas yang padat yang tentu akan membuat mereka lebih banyak terpapar kotoran dan bakteri, juga bisa menyebabkan masalah bau badan ini. Selain itu, dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, tekanan mental, hingga gangguan kecemasan pada remaja puber tersebut juga bisa memicu masalah bau badan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi