Terbit: 17 September 2018
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Memiliki anak yang sehat adalah adalah idaman semua orang tua. Namun, ketika orang tua ditanya apa yang sudah dilakukannya agar anaknya sehat, sebagain besar orang belum memasukan asupan gizi yang baik dalam menu harian anaknya. Dampaknya, sang anak bisa mengalami malnutrisi.

Muncul Warna Hitam pada Lipatan Kulit Anak, Tanda Obesitas?

Selain malnutrisi, masalah lain yang juga bisa dialami oleh anak adalah obesitas. Data Riset Kesehatan (Riskesdas) Nasional 2016 mengungkapkan, 20.7% penduduk dewasa Indonesia mengalami kegemukan.

Sementara data Riskesdas 2013 menggambarkan kondisi anak di Indonesia sebanyak 8 dari 100 anak di Indonesia mengalami obesitas. Prevalensi obesitas anak yang dihitung berdasarkan indeks massa tubuh dibandingkan usia (IMT/U) pada kelompok anak usia 5-12 tahun besarnya 8%. Prevalensi tertinggi obesitas pada anak usia 5-12 tahun adalah DKI Jakarta.

 

Senada dengan hal ini, kajian Global Burden of Diseases yang dipublikasikan jurnal ilmiah, Lancet, pada 2014 menempatkan Indonesia di posisi 10 dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia.

Kenapa angka obesitas mengalami peningkatan di Indonesia? Hingga hari ini banyak masyarakat Indonesia mempercayai bahwa kesehatan anak hanya diukur dengan pendekatan fisik, di mana anak yang gemuk lebih sehat dari anak yang kurus.

Hal ini membuat orang tua cenderung membiarkan anak memakan apapun yang diinginkan, terutama ketika dia menolak mengonsumsi makanan sehat yang telah disediakan.

Cara pandang seperti inilah yang diduga menyebabkan jumlah anak-anak yang kelebihan berat badan meningkat setiap tahunnya. Di samping itu kurangnya aktivitas fisik juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan anak.

Secara umum, obesitas disebabkan oleh tiga faktor, yakni faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Faktor genetik sebenarnya menyumbang 10-30% sementara faktor perilaku dan lingkungan dapat mencapai 70%.

Beberapa penelitian mengungkapkan, perkembangan teknologi yang pesat berkontribusi pada peningkatan prevalensi kegemukan, tanpa disadari teknologi membuat Anda untuk bergaya hidup sedentary di antaranya kurangnya aktivitas fisik, makan makanan instan, dan kurang mengonsumsi buah dan sayur.

Lantas, apakah munculnya bagian hitam pada lipatan kulit anak merupakah tanda obesitas?

Menurut dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK, Clinical Nutrition Specialist Ciputra Medical Center, meski area kulit menghitam bisa dianggap sebagai tanda obesitas, munculnya area kulit yang hitam di beberapa bagian tubuh tidak serta merta menandakan bahwa anak tersebut mengalami obesitas.

“Kalau hitam-hitam di kulit itu kan biasanya disebabkan karena lipatan kulit, jadi gampang keringetan, lembap, jadi gampang berjamur dan gatel. Kulit yang nempel (akibat gemuk) itu kan gesek-gesek terus jadi hitam. (Akan tetapi) bukan berarti gemuk pasti (muncul tanda) hitam,” ujarnya saat #AksiSehatCeria yang diselenggarakan oleh DokterSehat.com di Ciputra Medical Center, Jakarta, Sabtu 15 September 2018.

Dokter Christopher menyayangkan pesatnya perkembangan teknologi justru membuat aktivitas anak-anak menurun yang pada akhirnya bisa berdampak pada obesitas. “Anak sekarang rata-rata main gadget, yang dulu anaknya lari main petak umpet segala macem—sekarang lebih cenderung duduk diem main gadget, itu kan kalorinya nggak ada yang terbakar,” ujarnya.

Selain itu, dokter Christopher juga mengungkapkan bahwa susu formula dan minuman-minuman manis adalah penyumbang obesitas pada anak. Oleh karena itu, ia menyarankan pada orang tua untuk memastikan jumlah asupan kalori anak tidak berlebihan daripada kalori yang terbakar.

Mengenali Obesitas pada Anak

Penyebab obesitas pada anak bisa disebabkan oleh banyak alasan, salah satunya ketidakseimbangan energi antara kalori yang masuk dengan yang dikeluarkan. Hal tersebut bisa berawal dari konsumsi makanan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik pada anak.

Selain itu, faktor genetik, hormon, stres, adanya masalah dalam keluarga, serta rasa bosan yang melanda, dapat membuat anak cenderung makan berlebih. “Jadi sebenarnya kegemukan itu nggak cuma dari genetik aja, ada juga yang lifestyle,” kata dokter Christopher.

 

Sedangkan, jika lingkungan di keluarga mempunyai kebiasaan mengonsumsi makanan atau camilan tinggi kalori dan tidak banyak bergerak, maka besar kemungkinan anak akan meniru kebiasaaan tersebut. Kondisi inilah yang bisa membuat anak mengalami obesitas.

Bagi orang tua, upayakan anak-anak tetap memperoleh buah dan sayur yang cukup setiap hari. Berikan asupan kalori dari makanan dengan karbohidrat seperti roti, kentang, pasta atau nasi. Hindari makanan dengan kandungan gula atau lemak tinggi, seperti, permen, kue, biskuit dan minuman bersoda.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi