Terbit: 7 June 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Karena bentuknya yang memang cenderung mirip, banyak orang yang mengaku masih kebingungan untuk membedakan margarin dengan mentega. Padahal, kedua bahan makanan ini sebenarnya memiliki perbedaan baik itu dalam hal bahan pembuatannya dan fungsinya.

Lebih Sehat Mana, Margarin atau Mentega?

Membedakan margarin dan mentega

Pakar kesehatan menyebut margarin biasanya dibuat dari bahan nabati. Hanya saja, proses pengolahannya biasanya membuat bahan makanan ini memiliki kandungan lemak trans yang cukup tinggi. Sementara itu, mentega biasanya diolah dari produk susu berlemak tinggi. Terlalu sering mengonsumsinya juga tidak baik bagi kesehatan jantung, memicu peningkatan tekanan darah, dan meningkatkan risiko obesitas.

Mengenal margarin lebih dalam

Margarin dianggap sebagai bahan alternatif dari mentega karena bahan utamanya yang berasal dari bahan nabati seperti minyak kanola, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, kedelai, serta jagung. Selain itu, beberapa bahan lain seperti laktosa, kasein, dan whey juga biasanya dimasukkan ke dalam margarin. Bahkan, kita juga bisa menemukan bahan pewarna dan perasa.

Jika kita mengonsumsi sesendok margarin, maka kita akan mendapatkan kalori sebanyak 80-100 kalori, lemak sebanyak 9-11 gram, lemak jenuh sebanyak 2 gram, dan lemak trans sebanyak 1,5 hingga 2,5 gram. Meski kandungan kalorinya lebih rendah dari mentega, margarin tinggi kandungan lemak trans.

Hanya saja, di pasaran terdapat produk margarin bebas lemak yang biasanya memiliki kandungan kalori yang lebih rendah. Biasanya, margarin jenis ini bentuknya cair.

Jika kita mengonsumsi margarin biasa dengan frekuensi yang cukup sering, maka asupan lemak trans akan berlebihan dan bisa menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Karena alasan inilah sebaiknya kita membatasi konsumsinya.

Mengenal mentega lebih dalam

Pakar kesehatan Katherine Zeratsky yang berasal dari Mayo Clinic menyebut mentega tinggi kandungan lemak jenuh karena terbuat dari bahan lemak hewani. Di dalam sesendok makan mentega bisa ditemukan 102 kalori, 11,5 gram lemak, dan beberapa jenis vitamin seperti vitamin A, vitamin B12, vitamin K, dan vitamin E.

Di dalam mentega juga terdapat kandungan asam linoleat yang baik bagi kesehatan tubuh dan mencegah datangnya beberapa jenis kanker. Sayangnya, di dalam mentega terdapat kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang tergolong tinggi sehingga jika kita mengonsumsinya dengan berlebihan, bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular yang mematikan.

Lebih sehat mana, margarin atau mentega?

Pakar kesehatan menyebut kedua bahan makanan ini memang harus dibatasi konsumsinya demi mencegah datangnya penyakit jantung atau pembuluh darah, namun bukan berarti kita harus benar-benar menghindarinya. Jika memang diperlukan, kita bisa kok mengonsumsi margarin atau mentega sebagai campuran dari makanan yang kita konsumsi.

Hanya saja, jika kita melihat dari sisi bahan pembuat kedua bahan makanan ini, margarin bisa dianggap lebih aman bagi kondisi kesehatan karena tidak memiliki kandungan lemak hewani. Logikanya, margarin tidak memiliki kandungan lemak dan kolesterol sebanyak mentega.

Pakar kesehatan juga menyebut margarin, termasuk margarin cair jauh lebih direkomendasikan bagi mereka yang sedang menjalani diet vegetarian atau ingin memperbanyak asupan sayur dan buah-buahan demi menurunkan berat badan. Hanya saja, konsumsi mentega sesekali masih boleh untuk dilakukan.

Satu hal yang pasti, pakar kesehatan menyarankan kita untuk selalu mengecek label dari bahan makanan yang akan kita gunakan, termasuk mentega atau margarin. Kita harus cermat dalam memperhatikan kandungan nutrisinya. Sebagai contoh, jika di dalam label margarin terdapat tulisan kandungan minyak terhidrogenasi parsial, maka margarin ini memiliki kandungan lemak trans.

Pastikan untuk memilih kandungan lemak trans atau lemak jenuh yang paling sedikit di dalam margarin atau mentega yang kita konsumsi demi mendapatkan manfaatnya dengan maksimal.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi