Terbit: 15 September 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang yang menganggap kram kaki sebagai masalah kesehatan yang sepele. Hal ini seringkali terjadi setelah berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Selain itu, semakin tua usia seseorang, semakin rentan untuk terkena kondisi ini. Hanya saja, apakah benar jika kram pada kaki juga menandakan risiko stroke dan penyakit jantung?

Kram Kaki Tanda Stroke dan Penyakit Jantung?

Kaitan Antara Kram Kaki dengan Risiko stroke dan Penyakit Jantung

Pakar kesehatan menyebut ada kaitan antara kram kaki dengan risiko penyakit mematikan layaknya penyakit jantung dan stroke. Hal ini bisa saja menandakan telah terjadi gangguan pada pembuluh darah arteri perifer yang memiliki kaitan langsung dengan kondisi otak dan jantung.

Orang yang mengalami masalah arteri perifer cenderung sering mengalami nyeri akibat adanya tumpukan lemak pada pembuluh darah kaki. Hal inilah yang kemudian memicu gangguan sirkulasi darah pada otot-otot kaki, jantung, serta otak.

Prof. David Newby dari British Heart Foundation menyebut sensasi kram yang menandakan masalah kesehatan ini biasanya seperti cengkeraman pada betis. Kondisi ini sering terjadi saat kita berjalan. Jika kita adalah perokok aktif atau sudah mengidap diabetes sebelumnya, maka sebaiknya mewaspadai gejala kram pada kaki karena bisa saja terkait dengan masalah ini.

Pakar kesehatan menyebut kram kaki yang terkait dengan penyakit jantung dan stroke lebih sering terjadi pada pria, namun para wanita yang sudah berusia lebih dari 50 tahun juga rentan mengalaminya, apalagi jika sering terpapar asap rokok, mengalami hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Gejala Kram pada Kaki yang Sebaiknya Diwaspadai

Pakar kesehatan dr. Aruna Pradhan menyebut gejala kram kaki yang menandakan masalah pada arteri perifer bisa berupa sensasi nyeri dan kram yang muncul pada betis, pinggul, pantat, serta paha. Kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada otot, bukannya sendi.

Sensasi nyeri ini berbeda dengan nyeri atau kram otot setelah berolahraga karena bisa muncul saat kita menggerakkan badan dan bisa menghilang dengan cepat saat kita besantai.

Jika kita berjalan kaki atau berjalan naik tangga, sensasi kram ini juga cenderung lebih mudah muncul sehingga membuat kita sering berhenti untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut. Bahkan, dalam beberapa kasus, hal ini bisa saja muncul saat kita sedang tiduran dengan gejala lain seperti sensasi dingin di satu bagian kaki dan perubahan warna pada kaki.

Berbagai Hal Lain yang Bisa Memicu Kram Kaki

Selain karena adanya kemungkinan risiko terkena penyakit jantung atau stroke, pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan kram kaki.

Berikut adalah berbagai penyebab tersebut.

  1. Kekurangan Kalsium

Hal pertama yang bisa memicu kram kaki adalah kekurangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh peran kalsium dalam mempengaruhi kontraksi otot sekaligus fungsi saraf. Jika sampai hal ini terganggu, kram akan lebih mudah muncul secara tiba-tiba.

  1. Mengalami Cedera

Cedera pada tulang belakang atau kaki akan mempengaruhi saraf dan otot pada kaki sehingga akan membuat risiko terkena kram semakin meningkat.

  1. Mengalami Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis yang terjadi pada pergelangan kaki bisa memicu sensasi kesemutan dan kram kaki yang cukup parah.

  1. Diabetes

Diabetes bisa menyebabkan komplikasi neuropati diabetik yang bisa membuat kaki terasa kebas, sering mengalami kesemutan, serta mudah mengalami kram kaki. Hal ini disebabkan oleh saraf perifer yang rusak akibat tingginya kadar gula darah.

  1. Mengalami Dehidrasi

Seringkali, kram pada kaki disebabkan oleh masalah yang sepele, yakni dehidrasi atau kurang minum. Hal ini akan berimbas pada terganggunya keseimbangan elektrolit tubuh yang akhirnya membuat kaki mudah mengalami kesemutan serta kram.

 

Sumber:

  1. Jones, Lucy. 2019. LEG IT Cramp in your legs ‘is early warning sign of deadly heart attack or stroke. thesun.co.uk/news/9907921/cramp-legs-warning-sign-deadly-heart-attack-stroke/. (Diakses pada 15 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi