Terbit: 23 March 2016 | Diperbarui: 31 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Berbagai olahan makanan saat ini sudah menjamur di sekitar kita. Memilih makanan yang baik untuk kesehatan kita haruslah jangan dilupakan. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak jenuh dan tinggi gula menyebabkan kualitas tidur menjadi kurang. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa melakukan perubahan dari makanan yang dikonsumsi tentunya bisa meningkatkan kualitas tidur.

Konsumsi Makanan Kurang Sehat Pengaruhi Kualitas Tidur, Benarkah?

Makanan dengan kandungan serat yang tinggi diprediksi menyebabkan tidur tahap 1 menjadi lebih pendek, dan memperpanjang SWS (slow wave sleep) diantara partisipan penelitian. Sebaliknya, tingginya konsumsi makanan dari lemak jenuh berhubungan dengan sedikitnya waktu yang dihabiskan di SWS.  Lebih jauh lagi, mengkonsumsi makanan dengan gula berlebih dan karbohidrat non-gula lainnya berhubungan dengan semakin banyaknya gangguan tidur yang terjadi.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa peserta yang mengkonsumsi makanan yang dipilih sendiri, yang mengandung lemak jenuh dan rendah protein, lebih menghabiskan sedikit waktu pada periode SWS. Mereka juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tertidur, dengan rata-rata 17 menit pada makanan yang dikendalikan oleh ahli gizi, dan 29 menit setelah mengkonsumsi makanan yang dipilih sendiri.

Peserta penelitian ini meliputi 13 pria dan 13 wanita dengan usia rata-rata 35 tahun dan berat badan normal. Peserta tersebut menghabiskan lima malam di laboratorium, dengan 9 jam dihabiskan di tempat tidur, dan durasi tidur rata-rata adalah 7 jam 35 menit setiap malam. Data tidur diambil dengan polisomnografi. Makanan peserta dikendalikan selama empat hari pertama, dan peserta memilih makanannya sendiri pada hari ke-lima. Namun demikian, peneliti mengatakan belum diketahui apakah observasi pada penelitian ini merupakan efek sementara dari perubahan mendadak dalam makanan, atau apakah efek akan tetap bertahan bahkan setelah peserta melanjutkan kebiasaan makan mereka.

Konsultan di sebuah rumah sakit di Singapura setuju bahwa makanan dapat berpengaruh pada kualitas tidur. Dia menambahkan bahwa makanan pedas, makanan yang mengandung lemak tinggi dan makanan yang dapat memicu terbentuknya gas di perut dapat menyebabkan seseorang merasa kembung, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada sistem pencernaan saat berbaring. Makanan yang meningkatkan fungsi serotonin di otak, seperti karbohidrat kompleks, kalsium dan triptofan dapat mendorong untuk tidur. Sebagai contoh adalah buah pisang, dan gandum.

Selain itu, kebiasaan makan juga memegang kendali penting dalam menentukan kualitas tidur, terutama untuk tidak mengkonsumsi makanan lagi 3 jam sebelum waktu tidur. Mengkonsumsi makanan berat sebelum waktu tidur dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut, pada beberapa kasus dapat menyebabkan refluks gaster, dan juga dapat merubah fisiologis karena aktivitas pencernaan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi