Terbit: 21 November 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Seorang wanita mengaku menderita pusing kepala selama 20 tahun lamanya. Dia telah berkali-kai mencari pengobatan untuk mengatasi masalah yang membuatnya juga sampai mengalami gangguan keseimbangan. Hanya saja, setelah dicek oleh dokter, barulah diketahui penyebabnya, yakni di dalam kepalanya tidak ada otak kecil. Kok bisa?

Kepala Pusing Selama 20 Tahun, Ternyata karena Tidak Ada Otak Kecil

Kepala Pusing karena Terlahir Tanpa Otak Kecil

Situs Foxnews menyebut dokter melakukan pemindaian CT pada kepala sang wanita saat berada di rumah sakit. Setelah mengecek hasilnya, barulah diketahui bahwa sang wanita selama ini hidup tanpa memiliki otak kecil.

Masalahnya adalah meskipun bisa menemukan apa penyebab dari masalah kesehatan sang wanita, para dokter kebingungan untuk memberikan solusi bagaimana untuk mengatasi gejala pusing dan gangguan keseimbangan yang diderita pasien tersebut.

Kasus yang sangat langka ini kemudian diunggah dalam jurnal Brain. Sang wanita yang tidak disebutkan namanya ini termasuk dalam sembilan orang yang terlahir dengan kondisi langka yang disebut sebagai cerebellar agnesis ini di seluruh dunia.

Meskipun tidak memiliki otak kecil, sang wanita tetap bisa hidup normal sebagaimana pada umumnya. Meski mengalami kesulitan, ia mampu belajar berjalan atau berbicara meski baru bisa melakukannya di usia 6 tahun. Usia ini memang tergolong sangat terlambat jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.

Hanya saja, setelah usia tersebut, perkembangannya di usia anak-anak cenderung normal. Otaknya juga bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan dari otak kecil. Meskipun begitu, ia diketahui memiliki risiko mengembangkan epilepsi atau lesi otak yang bisa saja berbahaya.

Fungsi Otak Kecil

Otak kecil bisa ditemukan di kepala bagian belakang, tepatnya di bawah dari otak besar atau dekat dengan tengkuk leher. Meski ukurannya jauh lebih kecil dari otak besar, dalam realitanya fungsi dari bagian otak ini sangatlah besar.

Berikut adalah beberapa fungsi otak kecil:

  1. Mengendalikan Gerakan Tubuh

Tanpa kita sadari, gerakan yang dilakukan tubuh kita sebenarnya adalah proses yang sangat rumit karena melibatkan tulang, persendian, otot, dan saraf. Otak kecil mengendalikan gerakan motorik tersebut.

Fungsi otak adalah mendukung koordinasi dari anggota tubuh, khususnya dalam hal ketepatan pergerakan atau waktu melakukan pergerakan. Hal ini berarti, otak ini berperan besar memastikan anggota tubuh kita bergerak sesuai dengan keinginan kita.

  1. Mengendalikan Keseimbangan

Otak kecil ternyata juga mengendalikan keseimbangan tubuh, khususnya saat berdiri, berjalan, atau duduk. Hanya saja, jika kita minum alkohol atau mengalami mabuk kendaaran, fungsi dari otak ini bisa terganggu dan kita mengalami gejala pusing dan sulit menyeimbangkan tubuh.

  1. Belajar Gerakan Baru

Salah satu kemampuan manusia yang unik adalah kemampuannya dalam berlatih gerakan baru. Sebagai contoh, atlet olahraga atau penari tentu sering belajar gerakan-gerakan baru. Ternyata, hal ini didukung oleh fungsi otak kecil.

  1. Mengendalikan Penglihatan

Gerakan bola mata kita untuk mengarahkan pandangan ke arah yang dituju ternyata sangat dipengaruhi oleh otak kecil kita. Saraf-saraf pada bola mata dikendalikan oleh otak kecil.

Dampak Fungsi Otak Kecil Terganggu

Jika sampai otak kecil mengalami masalah seperti cedera atau kerusakan, bisa jadi kita akan mengalami gejala pusing kepala, gangguan keseimbangan, kesulitan berjalan, hingga kelumpuhan. Kita juga akan kesulitan untuk belajar atau menyerap hal-hal yang baru.

Beberapa penyebab gangguan fungsi otak kecil adalah perdarahan pada otak, hantaman benda tumpul di bagian belakang kepala, infeksi, keracunan, hingga adanya kanker pada otak.

 

Sumber:

  1. Alvarez, Manny. 2019. Woman seeking treatment for dizziness finds out she’s missing her cerebellum. foxnews.com/health/woman-dizziness-missing-cerebellum. (Diakses pada 21 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi