Terbit: 28 November 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sjamsurizal, Ketua Panel Ahli HIV-AIDS Patient Information Management System (PIMS) menyebut obat HIV, khususnya yang diperuntukkan bagi anak-anak cenderung langka dan sulit untuk didapatkan di Indonesia. Masalahnya adalah pemerintah juga kesulitan untuk mendatangkannya dari luar negeri. Padahal, banyak penderita HIV-AIDS berusia anak-anak yang sangat membutuhkannya.

Semakin Langka, Kemenkes Akan Produksi Obat HIV bagi Anak

Obat HIV/AIDS bagi Anak Langka di Indonesia

Sjamsurizal menyebut jumlah anak-anak yang menderita HIV/AIDS cenderung sangat sedikit di Indonesia.

“Kalau beli obat hanya bagi 200 anak kan tidak bisa impor. Kalau impor jumlahnya harus ribuan,” ungkap Sjamsurizal sebagaimana dikutip dari Antara.

Melihat fakta ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut sedang berencana untuk memproduksi obat HIV bagi anak di Indonesia. Hal ini diungkap oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono.

“Kementerian Kesehatan sudah memikirkan tentang rencana ini. Semoga saja nanti ada kemudahan investasi dan regulasi sehingga obat HIV/AIDS bagi anak bisa segera diproduksi di Indonesia,” ungkap Anung.

Nantinya, badan yang diminta untuk menjalankan produksi obat di Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara yang memang diperuntukkan di bagian farmasi. Hanya saja, Anung juga menyebut ada kemungkinan perusahaan swasta juga bisa ikut ambil bagian jika memang berniat atau menyanggupinya.

Meskipun begitu, pemerintah berharap jumlah penderita HIV/AIDS anak-anak cenderung tetap sedikit sehingga produksi obatnya bisa jadi tidak akan sulit untuk dilakukan.

Sebagai informasi, anak-anak memang bisa terinfeksi HIV. Penyebabnya bisa dari berbagai hal, namun bisa jadi hal ini bisa saja disebabkan oleh transfusi darah yang tidak aman hingga kekerasan seksual dari orang dewasa yang sudah memilikinya sebelumnya.

Hanya saja, dalam banyak kasus, anak dengan kondisi HIV belum tentu menderita AIDS asalkan sudah ditangani secara medis sedini mungkin. Salahs atu penanganannya adalah dengan mengonsumsi obat secara teratur.

Berbagai Jenis Obat untuk HIV/AIDS

Pakar kesehatan menyebut obat-obatan yang diperuntukkan bagi penderita HIV/AIDS disebut sebagai antiretroviral therapy atau ART. Berikut adalah beberapa jenis obat yang termasuk dalam terapi ini.

  1. NRTIs

NRTIs adalah Nucleoside Reverse Transcriptase Indhibitors yang bisa memblokir enzim virus HIV dalam menggandakan diri. Beberapa jenis obat HIV ini adalah zidovudine atau retrovir, abacavir atau ziagen, serta emtricitabin atau emtriva.

  1. NNRTIs

NNRTIs adalah non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors yang bisa menargetkan enzim layaknya obat NRTIs. Hanya saja, struktur kimia dari obat ini sangatlah berbeda. Obat-obatan ini bosa berupa efavirenz atau sustiva, etravirine atau intelence, dan nevirapine atau viramune.

  1. PIs

PIs dalah Protease Inhibitors yang mampu menghentikan produksi salah satu komponen dari virus HIV. Obat-obatan jenis ini adalah atazanavir atau reyataz, ritonavir atau norvir, serta tipranavir atau aptivus.

  1. Entry Inhibitors

Obat dengan jenis ini bisa melawan masuknya HIV ke dalam sel CD4. Obat ini bisa dibagi menjadi dua jenis, yakni antagonis CCR5 yang berupa maraviroc atau selzentry yang bisa memblokir protein reseptor CCR5 agar tidak bisa masuk ke dalam sel. Jenis yang kedua adalah fusion inhibitors layaknya enfuirtide atau fuzeon.

  1. Integrase Inhibitors

Obat dengan jenis ini bisa melawan virus HIV untuk memasukkan DNA-nya menuju sel tubuh. Obat yang berjenis ini bisa berupa dolutegravir atau tivicay, elvitegravir atau vitekta, serta raltegravir atau isentress.

Setiap obat diperuntukkan bagi setiap kondisi dan gejala kesehatan yang dialami oleh penderita HIV/AIDS. Hal ini berarti, pengidap HIV tidak bisa sembarangan mengonsumsi obat sesuka hati dan sebaiknya harus melalui saran dokter.

 

Sumber:

  1. Anonim. 2017. 8 Tips for a Healthier Dorm Room. https://healthyheels.org/2017/08/07/8-tips-for-a-healthier-dorm-room/. (Diakses pada 28 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi