Terbit: 15 May 2017 | Diperbarui: 22 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Cukup banyak pasangan yang sudah menikah dalam waktu yang lama namun tak kunjung mendapatkan keturunan. Bagi sebagian orang, hal ini bahkan bisa memicu keretakan hubungan rumah tangga karena saling menyalahkan satu sama lain. Daripada saling menyalahkan, ada baiknya pasangan mulai mempertimbangkan untuk melakukan konsultasi tentang kesuburannya pada dokter. Kapankah sebaiknya mereka mulai melakukannya?

Kapan Kita Sebaiknya Mempertimbangkan Konsultasi Tentang Kesuburan ke Dokter?

Pakar kesehatan dr. Janelle Luk yang berasal dari Neway Fertility di Manhattan, New York, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa setiap orang sebaiknya mulai mempertimbangkan konsultasi tentang kesuburan sebelum menikah jika mereka berasal dari keluarga dengan riwayat kesulitan mendapatkan keturunan. Menurut dr. Luk, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan hal ini layaknya menopause dini, produksi sperma yang rendah, hingga masalah endometriosis. Bagi kaum pria sendiri masalah ketidaksuburan bisa diturunkan dari kakek atau ayahnya. Hal yang sama juga bisa terjadi pada wanita, khususnya jika ibunya mengalami menopause dini.

Jika wanita kerap mengalami menstruasi yang menyakitkan sejak sebelum menikah, maka bisa jadi Ia memiliki masalah endometriosis yang biasanya terjadi karena faktor keturunan. Endometriosis sendiri bisa membuat sperma pria tidak mampu mencapai indung telur sehingga sulit untuk mendapatkan keturunan. Beruntung, hal ini bisa disembuhkan dengan terapi hormon atau operasi. Tak hanya endometriosis, gangguan lain layaknya sindrom PCOS yang juga menyebabkan haid terasa sangat sakit juga patut diwaspadai karena bisa menyebabkan kemandulan.

Bagi kaum pria atau wanita yang mengalami obesitas, ada baiknya mereka juga memeriksakan kondisi kesuburannya sebelum menikah. Bagi kaum pria, kondisi obesitas ini bisa mengganggu produksi spermanya. Sementara itu, bagi kaum hawa, obesitas bisa membuat mereka memiliki resiko mengalami keguguran yang cukup tinggi, bayi yang terlahir dengan kondisi meninggal dunia, hingga masalah preeclampsia.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi