Terbit: 30 April 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Setiap jenis sakit kepala ini memiliki penyebab, pemicu, dan tentunya pengobatan yang berbeda. Sakit kepala adalah salah satu jenis penyakit yang paling umum. Kenali berbagai jenis sakit kepala berikut ini!

12 Jenis Sakit Kepala yang Sering Terjadi dan Cara Mengatasi!

Jenis Sakit Kepala

Secara umum jenis sakit kepala terbagi menjadi dua yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Sakit kepala primer adalah penyakit sakit kepala yang disebabkan kondisi itu sendiri, sedangkan sakit kepala sekunder disebabkan oleh gangguan kesehatan lain. Kedua jenis sakit kepala ini kemudian dibagi lagi menjadi macam-macam sakit kepala.

Berikut adalah macam-macam sakit kepala yang perlu Anda kenali!

1. Sakit Kepala Tegang

Jenis sakit kepala tegang atau tension headache merupakan salah satu sakit kepala primer yang paling umum terjadi.

Sakit kepala ini menyebabkan sensasi tumpul atau seperti ditekan di seluruh kepala. Sensasi sakitnya juga sering digambarkan seperti adanya ikatan kencang di kepala. Selain rasa sakit di kepala, tension headache juga menyebabkan sensitivitas di sekitar leher, dahi, kulit kepala, hingga otot bahu.

Penyebab sakit kepala ini yang paling umum adalah stres. Beberapa pemicu lain dari jenis sakit kepala tegang adalah seperti:

  • Dehidrasi
  • Mendengar suara yang bising atau sangat besar secara berulang-ulang
  • Kurang olahraga
  • Kurang tidur
  • Telat makan
  • Ketegangan mata
  • Postur tubuh yang buruk

Sakit kepala jenis ini dapat dikategorikan sebagai sakit kepala episodik dan kronis. Sakit kepala episodik terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan selama 3 bulan, sedangkan kronis terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan dan terjadi lebih dari 3 bulan.

Cara mengatasi sakit kepala ini dapat menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti Ibuprofen, Paracetamol, atau Aspirin. Apabila yang dialami adalah sakit kepala tegang kronis, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Tension headache dapat dicegah agar tidak kambuh dengan beberapa perawatan dan perubahan gaya hidup seperti:

  • Tidur yang cukup
  • Memperbaiki postur tubuh saat duduk dan berdiri
  • Olahraga teratur
  • Mengelola stres

2. Migrain

Migrain sering juga disebut dengan sakit kepala sebelah karena sakit kepala ini memang lebih sering menimbulkan sensasi berdenyut hebat di satu sisi kepala.

Selain sakit kepala berdenyut, migrain juga menghadirkan gejala lain seperti berikut ini:

  • Sensitivitas terhadap cahaya, bau, dan suara
  • Mual
  • Muntah

Sebelum gejala migrain muncul, migrain sering kali didahului dengan gangguan visual dan sensoris yang disebut dengan aura. Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa gejala seperti:

  • Melihat lampu berkedip atau berkilauan, garis zigzag, bintik-bintik
  • Sebagian penglihatan hilang
  • Mati rasa
  • Kesemutan
  • Kesulitan bicara
  • Lemah otot

Gejala aura biasanya terjadi selama 5 hingga 60 menit. Jika gejala aura berlanjut sebaiknya konsultasikan diri ke dokter karena aura juga dapat mengindikasikan penyakit lain seperti stroke atau meningitis.

Penyebab migrain tidak diketahui dengan jelas. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan migrain akan berpotensi besar mengalami kondisi yang sama.

Migrain dapat terjadi berulang dan beberapa pemicunya meliputi:

  • Stres dan kecemasan
  • Perubahan hormon
  • Gangguan tidur
  • Telah makan
  • Dehidrasi
  • Konsumsi makanan atau obat tertentu
  • Lampu terang
  • Suara yang sangat keras

Migrain ringan dapat diatasi dengan obat penghilang nyeri yang dijual bebas. Apabila jenis obat ini tidak membantu, dokter mungkin akan meresepkan Triptan, obat yang dapat mengurangi peradangan dan mengubah aliran darah di otak. Jenis Triptan yang mungkin diresepkan termasuk:

  • Sumatriptan
  • Rizatriptan

Selain obat untuk mengatasi migrain, terdapat juga beberapa jenis obat yang dapat mencegah migrain seperti:

  • Propranolol
  • Metoprolol
  • Topiramate
  • Amitriptyline

Penggunaan obat pencegah migrain jarang dilakukan dan hanya sekitar 3-13% penderita migrain yang menggunakannya. Pencegahan dapat juga dilakukan dengan menghindari pemicu migrain dan menerapkan pola hidup sehat.

Migrain lebih umum menyerang wanita dibandingkan dengan pria.

3. Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster adalah sakit kepala yang ditandai dengan rasa terbakar yang hebat dan menusuk.

Jenis sakit kepala cluster juga termasuk ke dalam sakit kepala primer. Sakit kepala ini biasanya terjadi di sekitar atau di belakang mata. Rasa sakit dapat muncul pada salah satu atau kedua sisi wajah.

Sakit kepala cluster juga ditandai dengan beberapa gejala lain seperti:

  • Bengkak di sekitar mata
  • Berkeringat
  • Kemerahan pada mata
  • Hidung dan mata berair

Serangan sakit kepala cluster dapat terjadi 15 menit hingga 3 jam. Dalam sehari, seseorang bisa mengalami serangan hingga 8 kali dan biasanya terjadi pada jam sama selama satu periode waktu yang sama yang disebut dengan cluster. Umumnya sakit kepala cluster terjadi selama satu hingga empat hari.

Serangkaian sakit kepala cluster dapat terjadi selama berbulan-bulan. Dalam satu tahun seseorang mungkin dapat mengalami serangkaian sakit kepala cluster beberapa kali, namun diselingi dengan bulan-bulan tanpa gejala sakit kepala cluster sama sekali.

Penyebab sakit kepala ini juga tidak diketahui dengan jelas. Dokter akan merekomendasikan beberapa terapi untuk dapat mengatasi kondisi ini meliputi:

  • Terapi oksigen
  • Sumatriptan
  • Anestesi lokal
  • Verapamil
  • Melatonin
  • Steroid
  • Topiramate
  • Lithium

Apabila kasus sulit untuk diatasi, dokter juga bisa menyarankan tindak operasi. Sakit kepala cluster lebih umum menyerang pria dibandingkan wanita.

4. Sakit Kepala Dipicu oleh Sinus atau Alergi

Jenis sakit kepala sinus sering kali tertukar karena keduanya memang menyebabkan gejala yang mirip.

Sakit kepala sinus disebabkan oleh pembengkakan pada sinus yang bisa disebabkan oleh infeksi atau alergi. Gejala sakit kepala sinus meliputi:

  • Nyeri tumpul (seperti ditekan)
  • Nyeri di sekitar mata, pipi, dan dahi
  • Nyeri yang memburuk ketika bergerak
  • Nyeri menyebar ke gigi dan rahang
  • Mata dan hidung berair
  • Hidung tersumbat
  • Demam
  • Mual
  • Sensitivitas terhadap cahaya atau suara

Pengobatan sakit kepala sinus berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan atau penyebabnya. Berikut adalah beberapa yang disarankan:

  • Obat dekongestan untuk meredakan gejala
  • Antibiotik apabila penyebab pembengkakan sinus adalah infeksi bakteri
  • Antihistamin apabila sakit kepala sinus disebabkan alergi

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa banyak kasus sakit kepala sinus yang sulit dibedakan dengan migrain. Kedua kondisi ini dapat dibedakan dengan melihat pada gejalanya. Gejala seperti demam napas berbau busuk hanya muncul pada sinus tapi tidak muncul pada migrain.

 

5. Sakit Kepala saat Beraktivitas Fisik

Sakit kepala exertion atau exertion headache adalah sakit kepala yang muncul setelah melakukan aktivitas fisik yang intens atau berat.

Sakit kepala saat beraktivitas fisik  atau exertional  headache adalah sakit kepala yang muncul setelah melakukan aktivitas fisik yang intens atau berat.

Aktivitas fisik yang berat dan terus-menerus  dapat meningkatkan aliran darah ke tengkorak yang kemudian menimbulkan sensasi berdenyut di kedua sisi kepala. Beberapa aktivitas yang dapat menyebabkan jenis sakit kepala ini adalah seperti:

  • Angkat besi
  • Berlari
  • Melompat
  • Hubungan seksual
  • Serangan batuk dan bersin yang berat

Umumnya sakit kepala ini singkat, tapi dalam beberapa kasus dapat juga bertahan hingga 2 hari. Obat analgesik seperti Aspirin atau Ibuprofen dapat mengatasi sakit kepala exertion.

6. Sakit Kepala Hypnic

Hypnic headache atau sakit kepala hypnic merupakan kondisi langka.

Umumnya sakit kepala ini menyerang seseorang di usia awal 50 tahun, tapi bukan tidak mungkin seseorang di bawah usia tersebut mengalami kondisi ini.

Sakit kepala ini dapat menyerang di malam hari ketika tidur dan membangunkan Anda. Sensasi berdenyut biasanya akan terasa di kedua sisi kepala dan dapat bertahan hingga 3 jam. Anda juga dapat merasa mual dan sensitif terhadap cahaya dan suara.

Penyebab sakit kepala hypnic tidak diketahui bahkan pemicunya juga tidak jelas. Pengobatan untuk sakit kepala hypnic meliputi:

  • Kafein
  • Indometasin
  • Melatonin
  • Litium

7. Sakit Kepala karena Penggunaan Obat

Sakit kepala karena penggunaan obat berlebihan sering juga disebut dengan sakit kepala rebound. Jenis obat yang paling banyak menyebabkan kondisi ini adalah obat-obatan penghilang rasa sakit.

Jenis sakit kepala ini termasuk sakit kepala sekunder yang paling umum. Sakit kepala karena penggunaan obat sensasinya dapat mirip dengan jenis sakit kepala tegang atau dapat juga mirip migrain.

Penggunaan obat-obatan penghilang nyeri seperti Paracetamol, Ibuprofen, dan Aspirin lebih dari 15 hari dalam sebulan dapat memicu sakit kepala jenis ini. Satu-satunya cara untuk mengatasi sakit kepala ini adalah dengan menghindari penggunaan obat-obatan penghilang nyeri tersebut.

8. Sakit Kepala akibat Kafein

Konsumsi kafein berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala, karena kafein memengaruhi aliran darah ke otak.

Seseorang yang sering mengalami migrain biasanya lebih berisiko mengalami sakit kepala setelah konsumsi kafein. Apabila Anda mengonsumsi kafein terlalu banyak selama beberapa waktu, sakit kepala juga dapat muncul ketika Anda mengurangi dosis kafein tersebut.

Selain sakit kepala, gejala yang timbul akibat pengurangan kafein ini meliputi:

  • Kelelahan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Perubahan suasana hati
  • Mual

Gejala ini dapat berkurang apabila dalam kurun waktu 1 jam Anda mengonsumsi kafein. Jika ingin gejala sembuh maka Anda sebaiknya menghindari kafein sama sekali selama 7 hari.

Cara mencegah sakit kepala ini dapat dilakukan dengan jaga menjaga asupan kafein agar tidak berlebihan dan stabil setiap hari atau dengan menghindari kafein sama sekali.

9. Sakit Kepala akibat Cedera

Sakit kepala akibat cedera atau post-traumatic headache terjadi akibat cedera di kepala.

Sakit kepala akibat cedera dapat menjadi jenis sakit kepala yang berbahaya, bergantung pada seberapa parah cedera yang terjadi. Sakit kepala dapat seperti tipe sakit kepala tegang atau migrain dan dapat bertahan selama 6 hingga 12 bulan.

Beberapa obat yang mungkin diresepkan untuk mengatasi sakit kepala ini termasuk:

  • Triptan
  • Sumatriptan
  • Beta-blocker
  • Amitriptyline

Apabila cedera yang dialami adalah cedera kepala serius, maka dibutuhkan penanganan segera. Cedera kepala serius ditandai dengan:

  • Pingsan
  • Kejang
  • Muntah
  • Hilang ingatan
  • Kebingungan
  • Masalah penglihatan atau pendengaran

10. Sakit Kepala Hormon

Sakit kepala ini lebih sering menyerang wanita karena wanita yang lebih sering mengalami fluktuasi hormon.

Terdapat beberapa kondisi yang dapat memengaruhi kadar estrogen pada wanita yang kemudian menyebabkan sakit kepala seperti:

  • Menstruasi
  • Penggunaan pil KB
  • Kehamilan
  • Menopause

Jika sakit kepala terkait langsung dengan menstruasi, maka dapat disebut juga sebagai sakit kepala atau migrain menstruasi. Sakit kepala terkait siklus menstruasi dapat terjadi sebelum menstruasi, selama menstruasi, setelah menstruasi, atau selama ovulasi.

Wanita yang memiliki riwayat migrain lebih berpotensi besar mengalami sakit kepala jenis ini. Penggunaan analgesik bebas atau resep dapat mengatasi kondisi ini bergantung pada tingkat keparahannya.

11. Sakit Kepala Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi jarang menimbulkan gejala. Jika sakit kepala terjadi, artinya tekanan darah Anda sudah sangat tinggi.

Sakit kepala akibat tekanan darah tinggi biasanya muncul di kedua sisi kepala dan dapat memburuk apabila Anda beraktivitas. Gejala lain yang mungkin dialami adalah seperti:

  • Gangguan penglihatan
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Mimisan
  • Nyeri dada
  • Sesak napas

Obat-obatan untuk menurunkan darah dibutuhkan untuk mengatasi sakit kepala ini karena kondisi ini biasanya dapat mereda apabila tekanan darah juga telah stabil. Mengelola tekanan darah agar tetap stabil adalah cara terbaik untuk mencegah sakit kepala jenis ini.

12. Sakit Kepala akibat Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala di pagi hari berikutnya yang disebut dengan hangover headache.

Sakit kepala ini juga biasanya dibarengi dengan gejala lain seperti mual dan sensitivitas terhadap cahaya. Sensasi sakit kepala akibat alkohol berlebihan seperti migrain, namun muncul di kedua sisi kepala.

Gejala ini biasanya akan hilang dalam waktu 72 jam. Konsumsi air putih dan makanan mengandung gula yang banyak disarankan untuk mengatasi gejala. Anda juga dapat mengambil obat analgesik yang ada di pasaran jika memang diperlukan.

Sakit kepala jenis ini dapat dicegah dengan beberapa cara seperti:

  • Tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan
  • Tidak minum alkohol ketika perut kosong
  • Minum air putih sebelum minum alkohol dan sebelum tidur

Macam-macam sakit kepala di atas dapat menjadi jenis sakit kepala yang berbahaya dan dapat juga tidak. Apapun jenis sakit kepala yang dialami, Anda harus mengambil pengobatan yang sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan sakit kepala.

Apabila Anda mengalami sakit kepala yang berulang hingga mengganggu aktivitas Anda, sebaiknya segera konsultasikan diri ke dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Faktor risiko dan penyebab sakit kepala pada setiap orang dapat berbeda-beda. Menerapkan pola hidup sehat meliputi tidur cukup, konsumsi makanan seimbang gizi, olahraga rutin yang dipadukan dengan manajemen stres dapat membantu menghindarkan Anda dari berbagai penyakit termasuk sakit kepala.

 

  1. Gill, Stephen.2018. What different types of headaches are there?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320767.php#when-to-see-a-doctor. (Diakses 31 Januari 2020).
  2. Watson, Kathryn. 2017. 10 Types of Headaches and How to Treat Them. (Diakses 31 Januari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi