Terbit: 27 March 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Fibrilasi atrium merupakan pola pelepasan elektrik yang sangat cepat yang membuat atrium berkontraksi sangat cepat sekali, sehingga menyebabkan ventrikel jantung berkontraksi lebih cepat dan kurang efeisien daripada yang normal. Irama abnormal ini dapat terjadi  menetap. Selama fibrilasi atau berdebar, kontraksi atrium jantung begitu cepat sehingga dinding atrium hanya bergetar, sehingga darah tidak dipompa secara efektif ke ventrikel.

Gejala dan Pengobatan Atrial Fibrilasi

Jantung bisa mengalami fibrilasi atau debar tanpa tanda lain dari penyakit jantung, tetapi seringkali disebabkan oleh suatu masalah seperti penyakit rematik jantung, penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, penyalahgunaan alkohol atau terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroid).

GEJALA

Gejala fibrilasi atau debar atrium tergantung secara luas pada bagaimana detak ventrikel. Kecepatan detak ventrikel kurang dari 120 kali/menit mungkin tidak menampakkan gejala. Kecepatan lebih dari itu menimbulkan palpitasi yang tidak enak atau dada terasa tidak nyaman. Penderita fibrilasi atrium mungkin menyadari iramanya tidak beraturan. Berkurangnya kemampuan jantung memompa dapat membuat penderita merasa lemah, pingsan, dan bernapas pendek. Beberapa penderita khususnya yang lebih tua berkembang menjadi gagal jantung, nyeri dada, dan syok.

Pada fibrilasi atrium, atrium tidak dapat mengosongkan secara sepenuhnya ke ventrikel tiap kali memompa. Dengan berjalannya waktu beberapa darah yang ada di atrium dapat menjadi tidak bergerak dan membeku. Bekuan darah dapat terlepas dan menuju ke ventrium kiri dan berlanjut ke sirkulasi darah secara keseluruhan, dimana bekuan darah dapat memblokade erteri yang lebih kecil (bekuan darah yang memblokade suatu arteri disebut emboli).

Seringkali pecahan bekuan darah terlepas secara cepat setelah fibrilasi berubah menjadi irama yang normal, apakah terjadi secara spontan atau melalui pengobatan. Blokade suatu arteri di otak dapat menyebabakan stroke. Jarang sekali stroke merupakan tanda awal fibrilasi atrium. 

DIAGNOSA

Diagnosa dipastikan dengan Elektrokardiogram (EKG). Pada fibrilasi atrium gambaran EKG debaran jantung cenderung kurang teratur dan cepat.

PENGOBATAN

Langkah pertama untuk mengobati fibrilasi atau debar atrium biasanya untuk memperlambat kecepatan ventrikel untuk meningkatkan kemampuan jantung memompa darah. Kontraksi ventrikel biasanya dapat diperlambat dan diperkuat dengan digoksin, suatu obat yang memperlambat konduksi impuls ke ventrium. Bila digoksin sendiri tidak dapat menolong diberikan obat kedua yaitu beta bloker seperti propranolol atau atenolol atau penghambat kanal kalsium seperti diltiazem atau verapamil.

Pengobatan berdasarkan penyakit jarang meredakan aritmia atrium kecuali penyakit hipertiroid. Meskipun fibrilasi atau debar atrium secara spontan berubah menjadi irama yang normal, sering kali hal itu harus diubah menjadi normal. Namun demikian kejutan elektrik (kardioversi) seringkali efektif. Berhasil artinya ketidaknormalan atrium tidak lebih lama terjadi (biasanya 6 bulan lebih). Bila lebih lama atrium menjadi besar dan menjadi parah menjadi penyakit jantung. Ketika konversi berhasil, resiko aritmia akan kembali tinggi, bahkan jika penderita minum obat pencegah seperti quinidin, prokainamid, propafenon atau flekainid.

Jika semua pengobatan gagal, nodus atrioventrikular dapat dihancurkan dengan kateter ablasi (memasukkan energi radiofrekuensi melalui kateter ke dalam jantung).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi