Terbit: 26 December 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Hanya dalam kurun waktu sepekan, dua mahasiswa yang belajar di Universitas Padjadjaran (Unpad) ditemukan tak bernyawa karena gantung diri. Diduga, keduanya meninggal gara-gara skripsi. Sebenarnya, bagaimana bisa kesulitan skripsi bisa sampai membuat seseorang patah arang dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri?

Gara-Gara Skripsi, Mahasiswa Unpad Bunuh Diri

Sudah berada di semester ke-13

Mahasiswa yang bunuh diri adalah RWP yang berasal dari Fakultas Perikanan dan Kelautan serta MB yang berasal dari Fakultas Ilmu Budaya. Keduanya sudah berada di semester 13 dan dituntut untuk segera lulus. Jika sampai gagal menyelesaikan skripsi dan persyaratan lainnya di waktu yang sudah sangat terbatas ini, maka mereka pun akan mengalami Drop Out (DO) alias gagal menyelesaikan kuliah.

Ternyata, beban besar untuk harus lulus di waktu yang semakin sempit inilah yang diduga menjadi penyebab kedua mahasiswa ini melakukan tindakan bunuh diri. Apalagi dengan fakta bahwa skripsi memang dikenal sebagai sumber stres bagi hampir semua mahasiswa di Indonesia.

Selain tuntutan untuk lulus, banyak mahasiswa yang terbebani skripsi karena tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Selain itu, mereka juga tidak ingin malu pada teman-temannya, keluarga, hingga tetangga. Jika sampai mereka mengalami masalah atau kesulitan besar pada skripsi yang sedang dikerjakan, maka mereka pun akan lebih rentan terkena gangguan emosi yang akhirnya berujung pada keputusasaan atau bunuh diri.

Dugaan bunuh diri yang disebabkan oleh skripsi ini diungkap Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo. Saksi dari kedua korban ini menyebut mereka kesulitan dengan skripsinya yang belum juga rampung.

“Menurut saksi 1 yang merupakan pacar korban, korban memang sering mengeluhkan skripsinya yang belum selesai dan masalah keuangan yang sedang menimpa keluarganya,” terang Hartoyo.

Mencegah bunuh diri meski hidup penuh dengan masalah

Meskipun kita mengalami masalah yang benar-benar berat, bukan berarti kita bisa sembarangan memutuskan untuk bunuh diri. Meskipun sering dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar dari kehidupan yang penuh masalah dan menyiksa, bunuh diri bukanlah penyelesai masalah.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu untuk dilakukan jika sudah merasa putus asa dan ingin bunuh diri.

  1. Berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukan hal-hal yang nekat

Keinginan untuk bunuh diri bisa datang kapan saja. Hanya saja, sebaiknya kita berjanji pada diri sendiri untuk tidak menyakiti diri sendiri atau melakukan hal-hal yang nekat. Jika perlu, bicarakan apa yang dirasakan atau dialami kepada keluarga, teman, atau meminta bantuan ke dokter demi membantu mencegah perbuatan yang nekat.

  1. Jauhkan dari hal-hal yang berbahaya

Jauhkan diri dari benda-benda yang bisa membuat pikiran bunuh diri muncul seperti pisau, silet, hingga tali. Jangan lari dari masalah dengan minum alkohol karena justru bisa membuat kondisi tubuh dan kesehatan mental semakin tidak karuan.

  1. Temukan teman bicara

Selain keluarga, cobalah untuk berbicara dengan teman yang dipercaya. Dengan ada orang yang mendengarkan atau memberi saran, diharapkan hal ini akan membuat kita lebih tenang dan tidak mudah memutuskan untuk bunuh diri.

  1. Tidur cukup setiap malam

Meski terlihat sepele, waktu tidur yang cukup bisa berpengaruh besar bagi keinginan untuk melakukan bunuh diri. Jika kita kurang tidur, risiko terkena gangguan mental atau depresi akan meningkat.

  1. Rajin berolahraga

Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam situs psychalive menyebut rutin olahraga selama 20 menit saja setiap hari bisa memberikan efek yang sama layaknya minum obat anti depresan. Olahraga yang dilakukan juga tidak perlu yang berat. Berlari, berjalan kaki, atau bersepeda sudah cukup untuk memberikan manfaat kesehatan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi