Terbit: 9 September 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Meskipun kampanye pemberian ASI eksklusif dan juga pola makan yang sehat telah digalakkan oleh pemerintah dan juga para pakar kesehatan, dalam realitanya masih banyak anak yang mengalami masalah gizi buruk di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan fakta mengenaskan dimana pada tahun 2013 saja, masih ada setidaknya 13,9 persen anak di Indonesia yang mengalami gizi buruk. Hal ini ternyata ikut memicu masalah anak yang bertubuh pendek atau stunting dimana setidaknya adalah 37,2 persen anak di Indonesia yang mengalaminya.

Gara-Gara Kurang Gizi, Banyak Anak di Indonesia yang Tubuhnya Pendek

Badan Kesehatan Dunia WHO menyebutkan jika standar tinggi tubuh para remaja dengan usia 12 hingga 17 tahun di Asia adalah 150 cm hingga 160 cm untuk perempuan dan 149 cm hingga 170 cm untuk anak laki-laki. Namun, remaja di Indonesia masih banyak yang sulit untuk menyamai tinggi badan tersebut. Alasannya, tentu saja karena masalah asupan gizi yang cukup buruk pada anak-anak Indonesia.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Professor Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S, menyebutkan jika kesadaran memberikan ASI Eksklusif masih belum benar-benar dilakukan secara menyeluruh di Indonesia. Tak hanya itu, pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi juga masih kurang baik sehingga banyak anak yang mengalami pertumbuhan yang tidak maksimal. Alhasil, menurut beliau, anak-anak di Indonesia cenderung lebih pendek 10 cm jika dibandingkan dengan standar tinggi badan yang diterapkan oleh WHO.

Melihat adanya fakta ini, Professor Ali menyarankan orang tua di tanah air untuk lebih memperhatikan kadar gizi yang diberikan pada anaknya, khususnya pada makanan pendamping ASI. Kita tidak boleh hanya mengandalkan asalkan anak kenyang. Orang tua harus memperhatikan apa saja yang dimakan oleh anaknya dengan menerapkan pedoman umum gizi seimbang dimana asupan karbohidrat, sayuran, lauk pauk, buah-buahan, dan juga susu yang lengkap. Tak hanya itu, kini orang tua juga harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anak terbebas dari kuman dan berbagai bahan kimia berbahaya bagi kesehatan anak.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi