Terbit: 17 March 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Gerhana Matahari Total yang terjadi kemarin sukses menarik perhatian banyak orang terutama di Indonesia karena negara Indonesia adalah satu-satunya negara yang dilewati gerhana matahari tersebut dengan lintasan terpanjang. Fenomena ini juga yang pada akhirnya menyedot antusiasme warga untuk melihat langsung terjadinya gerhana matahari langsung dengan mata karena dinilai sayang untuk dilewatkan.

Fenomena Kerusakan pada Mata saat Gerhana Matahari Total (GMT)

Sayangnya gencarnya promosi gerhana matahari total yang terjadi tidak sebanding dengan edukasi bagaimana cara melihat gerhana matahari yang baik. Karena kesalahan dalam cara mengamati gerhana matahari akan menyebabkan kerusakan pada mata hingga kebutaan. Kebutaan yang terjadi disini adalah kebutaan permanen karena bagian yang terkena adalah reseptor yang ada di retina. Retina merupakan serabut optik yang paling penting dalam penglihatan karena bayangan yang masuk kedalam mata harus tepat jatuh di retina agar bayangan dapat diinterpretasikan oleh otak manusia sehingga terlihatlah benda apa yang diamati.

Pada dasarnya kerusakan pada mata akibat gerhana matahari dapat terjadi dengan cepat. Pada saat terjadinya gerhana matahari, cahaya matahari akan terhalang oleh adanya bulan yang berdiri sejajar dengan bumi. Pada saat gerhana matahari total, akibat cahaya matahari yang terhalang bulan menyebabkan keadaan menjadi gelap. Pada saat keadaan gelap atau minim cahaya yang terjadi pada mata kita adalah keadaan pupil mata yang terbuka dan melebar. Pupil adalah seperti pintu yang dapat membuka dan menutup yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.

Hal yang banyak tidak kita ketahui adalah pada saat gerhana matahari adalah walaupun cahaya yang tertutup bulan, namun radiasi sinar ultra violet tetap masuk ke arah bumi karena sinar ultraviolet masuk ke bumi melalui radiasi (terpancar) dan sifatnya menyebar. Pada saat mata kita melihat secara langsung ke arah matahari dengan kondisi pupil yang terbuka maka tidak ada lagi pelindung pada bagian dalam mata yang menyebabkan sinar ultraviolet dapat masuk kedalam mata. Reseptor pada retina yang terkena partikel sinar ultraviolet dapat langsung rusak dalam waktu paling tidak 30 detik. Reseptor yang rusak tidak dapat kembali lagi kecuali dengan implant stem sel retina yang saat ini sedang dalam pengembangan. Terlebih lagi lapisan ozon yang harusnya menjadi perisai masuknya ultraviolet ke dataran bumi saat ini sudah habis terkikis oleh adanya pemanasan global. Sehingga apabila reseptor ini rusak maka tidak ada harapan lagi untuk melihat karena pengirim sinyal bayangan benda yang dilihat akan habis terbakar oleh partikel ultraviolet.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi