Terbit: 24 October 2019 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Penyakit difteri sedang mewabah di Kota Malang, Jawa Timur. Ratusan murid dan guru bahkan diketahui sudah dipastikan positif terjangkit penyakit ini. Dua sekolah, yakni SMAN 7 Malang dan Madrasah Ibtidaiyah (MIN) 1 Malang bahkan sampai meliburkan aktivitas belajar mengajar akibat hal ini.

Wabah Difteri Semakin Parah, Dua Sekolah di Malang Diliburkan

Difteri Sedang Mewabah di Malang

Di MIN 1 Malang, setidaknya 200 siswa dan guru dipastikan sudah terjangkit difteri. Sementara itu, di SMAN 7 Malang, 60 siswa dan guru mengidap masalah kesehatan ini. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang pun segera melakukan tindakan, khususnya dalam hal memetakan sekolah mana saja yang terjangkit. Diharapkan hal ini bisa menahan penyebaran penyakit yang dipicu oleh bakteri berjenis corynbacterium diphteriae ini.

“Dari informasi yang saya dapatkan, 200 siswa dan guru di MIN 1 tertular. Kemenag akhirnya memutuskan untuk meliburkan sementara sekolah tersebut selama lima hari,” ucap Wali Kota Malang, Sutiaji sebagaimana dilansir dari Surabaya Inside.

Khusus untuk SMAN 7 Malang, Sutiaji mengaku belum mendapatkan informasi dengan rinci. Hanya saja, pihaknya bersama dengan Dinas Pendidikan serta Dinas Kesehatan setempat sudah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasinya.

Kepala Sekolah SMAN 7 Malang, Herlina, menyebut salah satu siswa diketahui terinfeksi difteri sehingga membuat pemeriksaan dilakukan pada siswa dan guru lainnya.

“Waktu tahu ada satu anak yang sakit, kami langsung memeriksa semua orang di sekolah ini. Hasilnya ada 2 siswa dan guru yang positif sebagai carrier penyakit ini,” ucap Herlina.

Jumat besok, 25 Oktober 2019, seluruh siswa serta guru dari SMAN 7 Malang diminta untuk melakukan pemeriksaan usap. Mereka juga harus minum obat setidaknya setiap enam jam sekali demi mengantisipasi penularan dari penyakit ini.

Mencegah Difteri

Pakar kesehatan menyebut difteri bisa memakan korban jiwa jika sampai tidak ditangani sesegera mungkin. Masalahnya adalah penularan dari penyakit ini bisa sangat mudah terjadi. Bahkan, jika pengidapnya batuk-batuk, bersin, atau bahkan tertawa, bisa saja menyebabkan penularan.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan demi mencegah terjadinya penularan difteri.

  1. Menghindari Kontak Langsung dengan Pengidap Difteri

Meskipun kuman sebenarnya bisa menyebar via udara, kita juga bisa tertular difteri melalui kontak langsung. Masalahnya adalah terkadang penderita penyakit ini tidak terlihat dalam kondisi sakit. Mereka yang mengetahui apakah seseorang terkena difteri adalah petugas kesehatan yang bisa mengecek bagian tenggorokan dari sang pasien.

Karena alasan inilah biasanya pengidap difteri diisolasi untuk sementara waktu demi mencegah penularan pada orang lain.

  1. Memakai Masker

Jika di wilayah dekat dengan tempat tinggal atau tempat aktivitas kita ada yang mengidap difteri, sebaiknya memakai masker demi mencegah penularan penyakit ini. Petugas kesehatan atau keluarga yang merawat pengidap difteri juga diwajibkan untuk menggunakannya.

  1. Menggunakan Antibiotik

Pasien difteri biasanya diminta untuk mengonsumsi obat berjenis antibiotik demi mengatasi penyakit ini. Obat dengan jenis lainnya seperti serum juga bisa digunakan. Hanya saja, obat-obatan ini harus didapatkan sesuai dengan resep dokter.

  1. Menerapkan Pola Hidup yang Bersih

Pastikan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun demi memastikan diri mencegah datangnya difteri. Lakukan sebelum makan, setelah bersalaman dengan orang lain, atau menyentuh benda-benda yang dianggap kurang bersih.

  1. Melakukan Vaksinasi

Vaksinasi difteri bisa diberikan pada anak-anak atau orang dewasa jika memang dibutuhkan demi mencegah penularan penyakit ini. Kita bisa mendapatkan vaksinasi ini di layanan-layanan kesehatan terdekat dengan tempat tinggal kita.

 

Sumber:

  1. Daniarto, Rizki. 2019. Penyebaran Wabah Difteri Meluas, Dua Sekolah di Malang Diliburkan. com/penyebaran-wabah-difteri-meluas-dua-sekolah-di-malang-diliburkan/. (Diakses pada 24 Oktober 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi