Terbit: 11 September 2016 | Diperbarui: 23 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Data dari Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Internasional atau IASP yang diwakili oleh psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga bernama Nalini Muhdi menyebutkan angka yang sangat mengkhawatirkan, dimana rata-rata dalam satu jam ada satu orang di Indonesia yang melakukan bunuh diri. Yang lebih mengkhawatirkan adalah, meskipun angka rata-rata ini cukup tinggi, hal ini justru belum dianggap sebagai masalah kesehatan mental yang serius oleh otoritas kesehatan tanah air.

Di Indonesia, Setiap Jamnya Ada 1 Orang yang Bunuh Diri

Muhdi menyebutkan jika sebagian besar dari orang yang melakukan bunuh diri di Indonesia adalah mereka yang masih dalam usia produktif, yakni mereka yang berusia 15 hingga 29 tahun. Mengingat penduduk dengan usia produktif di Indonesia melonjak dengan cepat dan persaingan hidup, khususnya dalam mencari penghidupan, di Indonesia juga sangat ketat, maka dikhawatirkan rata-rata pelaku bunuh di Indonesia juga meningkat dengan tajam.

Data dari badan kesehatan dunia WHO juga menyebutkan jika di Indonesia sendiri, 3,7 orang dari 100 ribu penduduk akan melakukan bunuh diri. Hal ini berarti, ada kemungkinan pelaku bunuh diri di Indonesia bisa mencapai angka 10 ribu setiap tahunnya. Angka ini sangatlah tinggi jika dibandingkan dengan angka bunuh diri total di dunia yang mencapai 800 ribu orang per tahunnya dimana Korea Selatan, Sri Lanka, India, Jepang, Negara bekas Uni Soviet, dan juga Suriname dan Guyana menjadi pelaku bunuh diri yang tertinggi di dunia.

Muhdi melanjutkan bahwa pria memiliki kecenderungan melakukan bunuh diri lebih besar dibandingkan dengan wanita, apapun kelas sosial ekonominya, pekerjaannya, kelompok umurnya, hingga tingkat kecerdasannya. Setiap kasus bunuh diri juga memiliki motif yang cenderung berbeda-beda sehingga tidak bisa sederhanakan soal kesalahan pola asuh, keimanan, atau bahkan karena tekanan hidup saja. Faktor biologis, psikologis, atau bahkan kehidupan sosial bisa berpengaruh besar pada mereka yang melakukan bunuh diri.

IASP berharap agar pemerintah dan semua lapisan masyarakat semakin memperhatikan hal ini agar semakin banyak orang yang dicegah atau diselamatkan dari percobaan bunuh diri. Sebagai contoh, kita bisa berperan dalam menurunkan angka pecandu alcohol, angka pecandu narkoba, memperdalam ilmu agama, dan membuat orang-orang di Indonesia lebih berbahagia dari sebelumnya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi