Terbit: 5 January 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Salah satu hukuman yang kerap dilakukan oleh orang tua andai anaknya membandel atau melakukan kesalahan adalah dengan memukul bokong anak. Meskipun kerap dianggap sebagai hal yang wajar, banyak orang yang menganggap hukuman ini sebagai tindakan kekerasan yang cukup kejam bagi anak-anak. Agar orang tua tak lagi melakukan hukuman ini, sebagian besar negara di Eropa ternyata sudah mengesahkan aturan yang melarang orang tua menghukum anak dengan memukul bokongnya. Seperti apakah peraturan ini?

Di Eropa, Orang Tua Tidak Boleh Memukul Bokong Anak Sebagai Hukuman

Pada tanggal 22 Desember 2016 kemarin, Perancis secara resmi menjadi negara ke 52 di seluruh dunia yang menetapkan aturan melarang hukuman memukul bokong anak. Dalam peraturan yang dikenal sebagai “Undang-Undang Kesetaraan dan Kependudukan” ini, orang tua dilarang keras melakukan hukuman dengan perlakukan yang kejam, merendahkan atau mempermalukan anak, dan melakukan hukuman badan. Andai orang tua melanggarnya,maka mereka bisa terancam hukuman pidana.

Dr. Giles Lazimi, salah seorang aktifis yang mengkampanyekan gerakan anti memukul bokong anak-anak di Perancis menyebutkan jika Undang-Undang baru ini adalah bukti bahwa orang tua memang tidak semestinya memberi hukuman pada anak yang berupa tindakan kekerasan, apapun alasannya. Menurut beliau, ada banyak cara lain untuk menghukum anak tanpa melakukan kekerasan.

Sebagai informasi, hukuman memukul bokong anak ini dikenal luas oleh masyarakat di seluruh dunia. Orang tua di Inggris Raya, Italia, Swiss, dan Republik Ceska bahkan sudah sangat akrab dengan hukuman ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam 50 tahun terakhir, diketahui bahwa hukuman memukul bokong anak atau hukuman kekerasan fisik lainnya justru tidak akan berhasil mendidik anak menjadi lebih baik. Anak-anak yang mengalami perlakuan kekerasan fisik ini justru akan cenderung lebih mudah membangkang pada orang tuanya, lebih agresif, cenderung bersikap antisosial, dan beresiko besar terkena kesehatan mental.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi