Terbit: 9 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang yang memilih untuk menahan bersin karena tidak ingin mengganggu orang lain atau sedang berada dalam acara yang resmi. Masalahnya adalah, menahan bersin bisa berbahaya. Hal inilah sayangnya disepelekan oleh seorang pria berusia 34 tahun yang berasal dari Leicester, Inggris. Gara-gara menahan bersin, sang pria kini kesulitan untuk berbicara dan menelan. Apa yang sebenarnya terjadi?

Gara-Gara Menahan Bersin, Pria Ini Sulit Bicara

Tulang tenggorokannya patah

Dikutip dari Telegraph, sang pria mengalami nasib yang mengenaskan ini akibat keputusannya untuk mencubit hidung sekaligus menutup mulut saat akan bersin. Sayangnya, hal ini menyebabkan ‘ledakan’ udara bertekanan tinggi yang akhirnya membuat tulang tenggorokan bagian belakang patah.

Sang pria yang tidak disebutkan namanya ini langsung kesakitan dan dilarikan ke Leicester University Hospital. Saat diperiksa oleh dokter, masih ada sisa suara letupan atau retakan yang berasal dari tulang leher hingga tulang rusuk. Setelah mendapatkan pemindaian, didapatkan fakta bahwa ada gelembung udara di dalam paru-paru dan masuk ke dalam jaringan dan otot-otot di dalam dada. Udara ini terjebak dan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Berdasarkan BMJ Case Reports yang melaporkan kasus yang sangat tidak biasa ini, pakar kesehatan dr. Wanding Yang menyebut kebiasaan menahan bersin memang bisa berbahaya, apalagi jika kita sengaja memblokir aliran udara hidung dan mulut. Hal ini bisa saja menyebabkan aneurisma otak yang berpotensi mematikan. Selain itu, kebiasaan ini bisa menyebabkan komplikasi seperti pneudomediastinum atau gelembung udara yang terjebak di antara kedua bagian paru-paru, perforasi membran timpani atau pecahnya gendang telinga dan pembengkakan pembuluh darah di otak.

Khusus untuk kasus sang pria, kondisinya dalam dunia medis disebut sebagai sindrom Boerhaave, robeknya tenggorokan akibat tekanan yang sangat keras. Hanya saja, hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa bagian yang paling banyak mengalami kerusakan adalah di faring atau di belakang lidah.

Kasus-kasus yang disebabkan oleh menahan bersin lainnya

Sebelumnya, telah banyak kasus yang disebabkan oleh kebiasaan menahan bersin yang membuat korbannya harus dilarikan ke rumah sakit karena gendang telinga pecah, pembuluh darah mata yang pecah, kerusakan pada saraf wajah, tertariknya otot, hingga retak pada tulang belakang. Hal ini disebabkan oleh tingginya tekanan yang muncul saat kita bersin.

Sebagai informasi, saat kita melakukan bersin, tubuh memang mengeluarkan energi yang cukup besar demi mengeluarkan partikel asing atau bakteri yang bisa saja menyebabkan masalah kesehatan. Hal inilah yang membuat tekanan udara saat melakukannya sangat besar. Karena alasan ini pulalah kebiasaan menahan bersin bisa berbahaya dan menyebabkan pecahnya tenggorokan. Bahkan, di skala yang lebih ringan, menahan bersin justru akan membuat bakteri tetap ada di dalam tubuh dan akhirnya meningkatkan kemungkinan terkena asma.

Sang pria dirawat selama tujuh hari di rumah sakit

Karena tak lagi bisa menelan makanan dan minuman, sang pria pun harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Ia mendapatkan asupan nutrisi dari tabung khusus dan terus diberi antibiotik intravena demi mengatasi pembengkakan dan rasa sakitnya.

Setelah tujuh hari mendekam di rumah sakit, sang pria ini pun diperbolehkan untuk pulang. Hanya saja, ia harus benar-benar berhati-hati saat berbicara atau makan selama masa pemulihan. Ia juga diminta untuk tidak lagi menahan bersin demi mencegah kondisi yang lebih buruk.

Kasus ini menjadi pembelajaran bagi kita untuk tidak sembarangan menahan bersin. Jika memang tidak ingin mengganggu orang lain, gunakan tisu atau sapu tangan untuk menutup hidung dan mulut, bukannya mencubit hidung karena hal ini bisa berbahaya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi