Terbit: 18 April 2019 | Diperbarui: 5 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Masyarakat Indonesia cenderung tidak terbiasa untuk mengonsumsi daging setengah matang. Selain karena adanya ketakutan akan adanya bakteri atau mikroorganisme lainnya, daging setengah matang dianggap masih belum layak untuk dikonsumsi. Hanya saja, ada anggapan yang menyebut daging yang dimasak hingga benar-benar matang bisa menyebabkan datangnya hipertensi. Apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?

Daging yang Dimasak Matang Bisa Picu Hipertensi?

Proses pengolahan daging terkait dengan risiko hipertensi

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari American Heart Association menghasilkan fakta bahwa orang yang rutin mengonsumsi daging yang dimasak hingga benar-benar matang atau well done cenderung memiliki risiko lebih besar untuk terkena hipertensi.

Dalam penelitian yang melibatkan 100 ribu orang selama 12-16 tahun ini, dihasilkan fakta bahwa partisipan yang hobi mengonsumsi daging yang dimasak matang sempurna, baik itu daging sapi, daging ayam, dan daging ikan memiliki risiko lebih besar terkena hipertensi hingga 15-17 persen.

Selain daging yang diolah hingga matang, mereka yang hobi mengonsumsi daging panggang hingga 15 kali atau lebih setiap bulannya juga mengalami peningkatan risiko terkena hipertensi hingga 17 persen.

Penyebab dari peningkatan risiko ini adalah adanya senyawa heterocyclic aromatic amines (HAAS) yang muncul pada daging yang dipanggang. Senyawa HAAS ini ternyata mampu memicu stres oksidatif, peradangan, hingga meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin, penyebab utama dari diabetes.

Dampak lain kebiasaan mengonsumsi makan daging terlalu sering

Meskipun nikmat untuk dikonsumsi kapan saja, pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali dampak buruk dari kebiasaan makan daging terlalu sering.

Berikut adalah dampak-dampak kesehatan tersebut.

  1. Sembelit

Daging termasuk dalam makanan yang cenderung sulit untuk diolah saluran pencernaan. Hal ini akan membuat proses pencernaan akan berjalan dengan jauh lebih lambat. Masalahnya adalah jika hal ini terus terjadi, maka risiko untuk mengalami sembelit akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan sensasi tidak nyaman pada perut.

  1. Masalah pencernaan

Banyak orang yang mengaku mengalami sensasi tidak nyaman, begah, dan kembung setelah makan daging. Biasanya, hal ini disebabkan oleh konsumsi daging yang berlebihan. Selain itu, jika kita tidak mengunyah daging dengan baik, maka tekstur daging yang masih kasar akan membuat proses pencernaan berjalan dengan jauh lebih berat. Hal ini akan membuat perut semakin tidak nyaman.

  1. Gangguan kesehatan tulang

Kebiasaan makan daging dengan berlebihan bisa menyebabkan tubuh mengeluarkan urine dengan lebih sering. Hal ini ternyata berimbas pada menurunnya kadar beberapa jenis mineral di dalam tubuh seperti kalsium. Jika sampai hal ini terjadi, maka risiko untuk terkena pengeroposan tulang akan meningkat dengan signifikan.

  1. Kelelahan

Pencernaan membutuhkan energi yang cukup besar untuk mengolah daging yang masuk ke dalam perut. Hal ini akan berimbas pada terkurasnya energi tubuh secara keseluruhan dan membuat tubuh menjadi lebih mudah lelah, susah berkonsentrasi dan berpikir. Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas sehari-hari dengan berlebihan.

  1. Sakit kepala

Meski jarang terjadi, ada sebagian orang yang mengaku mengalami gejala sakit kepala gara-gara terlalu banyak makan daging. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan tubuh yang mengalami penurunan cairan tubuh dengan signifikan sebagai efek dari konsumsi daging ini. Selain itu, kandungan lemak yang tinggi dari daging juga akan mempengaruhi tekanan darah sehingga menyebabkan gejala ini.

  1. Masalah bau badan

Terlalu banyak makan daging ternyata juga bisa berimbas pada aroma tubuh. Kita pun akan lebih rentan mengalami masalah bau badan yang tentu akan memicu masalah percaya diri.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi