Terbit: 27 January 2020 | Diperbarui: 27 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Belakangan ini kita tentu pernah mendengar informasi tentang cokelat yang dianggap bisa mengatasi masalah batuk-batuk. Banyak orang yang tentu tertarik untuk mengonsumsinya karena rasanya yang enak. Hanya saja, apakah cokelat memang bisa memberikan manfaat kesehatan ini?

Benarkah Kabar Cokelat Bisa Dijadikan Obat Batuk?

Cokelat Bisa Meredakan Batuk?

Kabar bahwa cokelat bisa meredakan batuk berawal dari situs Daily Mail yang ditulis oleh Alyn Morice dari University of Hull, Inggris. Dalam penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam British Media Journal pada 2016 ini, disebutkan bahwa 137 pasien diminta untuk mengonsumsi obat batuk dengan bahan utama kakao dan sirup obat batuk biasa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi obat batuk dengan bahan kakao cenderung bisa sembuh dalam waktu dua hari. Sementara itu, mereka yang minum obat batuk biasa membutuhkan waktu 7 hari atau lebih demi meredakan batuk-batuk yang mereka alami.

Morice pun menyebut ada penelitian lain yang menunjukkan adanya potensi cokelat untuk meredakan masalah batuk. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan theobromine yang disebut-sebut bisa memicu munculnya lapisan yang bersifat lengket di dekat ujung saraf tenggorokan. Hal ini akan memberikan perlindungan dari iritan penyebab batuk. Selain itu, kandungan ini tidak memberikan efek samping mengantuk.

Hanya saja, penelitian ini ternyata tidak menyebut konsumsi cokelat atau minuman cokelat panas bisa memberikan manfaat yang sama. Mengonsumsinya hanya akan memberikan sensasi lega untuk sementara saja, bukannya benar-benar meredakan batuk. Hal ini berarti, beberapa saat setelah mengonsumsinya, batuk akan kambuh kembali.

Obat batuk dengan kandungan kakao mengandung bahan ammonium klorida atau ekspektoran dan lovementol yang bisa meredakan tenggorokan dari batuk. Sementara itu, cokelat biasa tidak memiliki kandungan ini.

Tips Sehat Makan Cokelat

Meskipun tidak bisa meredakan batuk, pakar kesehatan menyebut rutin makan cokelat bisa memberikan manfaat kesehatan, khususnya bagi kesehatan mental.

Berikut adalah beberapa tips sehat makan cokelat yang bisa kita terapkan.

  1. Mengatur Porsi Cokelat yang Dikonsumsi

Jika kita memang sudah terbiasa menikmati cokelat setiap hari, ada baiknya lebih cermat dalam mengatur seberapa banyak cokelat yang ingin dikonsumsi. Pastikan untuk tidak mengonsumsi lebih dari porsi yang sudah kita tentukan agar tidak berlebihan. Kita juga sebaiknya mengatur waktu yang tepat agar tidak mudah tergoda untuk mengonsumsinya lebih banyak.

  1. Mengecek Kadar Kalori Cokelat

Cokelat susu cenderung memiliki kandungan kalori lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam cokelat hitam. Pakar kesehatan pun menyarankan kita untuk memilih cokelat hitam demi mencegah efek samping seperti kenaikan berat badan. Selain itu, kandungan antioksidan di dalam cokelat hitam biasanya lebih tinggi dan bisa memberikan manfaat lebih besar bagi kesehatan.

  1. Mengonsumsi Cokelat dalam Berbagai Variasi

Cobalah untuk tidak hanya mengonsumsi cokelat dalam bentuk permen atau cokelat batangan. Sebagai contoh, kita bisa mulai mengonsumsi cokelat dalam bentuk minuman. Cokelat hangat bisa kita jadikan pengganti kopi yang tak kalah nikmat.

  1. Cermat Dalam Mengonsumsi Makanan Lainnya

Jika kita terbiasa mengonsumsi cokelat hampir setiap hari, sebaiknya lebih cermat dalam menjaga asupan kalori harian. Sebagai contoh, kita sebaiknya menghindari asupan keripik atau mengurangi konsumsi nasi sehingga asupan kalori pun menjadi tidak berlebihan.

  1. Mengonsumsi Makanan Sehat

Selain lebih cermat dalam mengonsumsi makanan tinggi kalori, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengimbangi asupan cokelat dengan makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, serta biji-bijian demi memastikan saluran pencernaan berfungsi dengan baik dan menjaga berat badan agar tetap ideal.

 

Sumber

  1. MacMillan, Amanda. 2019. No, Chocolate Isn’t the Best Cure for a Cough. https://www.health.com/condition/cold-flu-sinus/chocolate-cough (Diakses pada 25 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi